1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

241109 D Afghanistan

25 November 2009

Jerman berencana untuk meningkatkan dana bantuannya untuk Afghanistan. Namun gabungan organisasi kemanusiaan "Venro" mengritik, ketidakjelasan batas antara bantuan sipil dan militer di Afghanistan.

https://p.dw.com/p/KgH8
Menteri Pembangunan baru Jerman, Dirk NiebelFoto: AP

Apakah itu suatu kebetulan atau disengaja, tidak jelas. Yang pasti, perhimpunan organisasi-organisasi yang bergerak di politik pembangunan „Venro“ dan menteri pembangunan baru Jerman Dirk Niebel, menggelar konferensi pers dalam waktu bersamaan di tempat yang berbeda di Berlin. Wakil ketua Venro, Jürgen Lieser menuntut, ketimbang menambah jumlah tentara Jerman di Afghanistan lebih baik mempercepat laju pembangunan kembali sipil di negara itu. Lieser menuturkan, „banyak hal yang masih diperlukan. Antara lain dukungan pembangunan sektor pertanian, penciptaaan lapangan kerja dan pengalihan fokus bantuan dari kota ke daerah.“

Tuntutan itu tentu tidak baru dan pasti sudah diketahui lama oleh menteri pembangunan Niebel. Dan ia seakan-akan langsung mendengar tuntutan organisasi bantuan itu, karena dalam waktu yang bersamaan Niebel mengumumkan akan meningkatkan dana bantuan pembangunan Jerman untuk Afghanistan untuk tahun ini. Dari 52 juta Euro menjadi 144 juta Euro. Dengan dana itu proyek-proyek konkrit hendak dimajukan. Menteri pembangunan Niebel mengatakan, „khususnya penyediaan listrik dan air bagi warga kota Kabul dan di utara Afghanistan, pemulihan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja, antara lain dengan pemberian kredit mikro, yang merupakan bagian dari upaya kita.“

Menteri Niebel mengkaitkan penambahan dana untuk Afghanistan dengan tuntutan tegas kepada presiden Afghanistan Hamid Karsai, agar lebih serius memperbaiki situasi. Ia menuturkan, „dengan janji bantuan ini kami memberi dukungan kuat bagi pemerintah Afghanistan. Dan kami mengharapkan kontribusi dari pemerintah Afghanistan untuk memperkuat aparat keamanannya, secara konsekuen memberantas korupsi dan membentuk pemerintahan yang baik yang dapat menyukseskan proses stabilisasi serta pembangunan.“

Dalam kaitan ini nampaknya menteri pembangunan Niebel menyambut baik laporan dari Kabul, bahwa kejaksaan Afghanistan mengusut 15 menteri dan mantan menteri yang diduga terlibat korupsi. Berita yang mendukung pernyataan wakil ketua Venro Lieser, "kami meyakini bahwa penguasa elit lama di Afghanistan yang korup, pedagang narkotika dan pemimpin kelompok militan masih tetap menjabat kedudukan tinggi di pemerintahan. Dan tentu hal ini merupakan kesalahan yang tetap harus diperhatikan oleh negara barat dalam strateginya.“

Dengan mengatasnamakan organisasi non pemerintah Lieser menuntut, agar pemerintah baru Jerman mengutamakan bantuan sipil. Lieser, "jumlah korban sipil yang semakin meningkat akan berdampak kebalikan dengan upaya pemberantasan pemberontakan. Semakin banyak pemuda Afghanistan bergabung dengan kelompok perlawanan bersenjata.“

Lieser mengritik, tidak jelasnya batasan antara mandat kemanusiaan dari organisasi bantuan dengan mandat politik aparat keamanan, membuat posisi organisasi bantuan diragukan dan keamanannya terancam. Menteri pembangunan Niebel mengatakan, ia mengetahui masalah ini, namun ia tidak mengungkapkannya, "selama ini saya selalu berpandangan, jika di sebuah negara ada pasukan yang dapat menstabilisasi keamanan negara itu, maka juga baik, jika kita tetap hadir di negara itu dengan kekuatan sipil. Dan aktifitas tersebut tetap harus dikoordinir sedemikian rupa sehingga tercapai kesuksesan yang sebesar-besarnya.“

Di kalangan politik strategi ini disebut sebagai „jejaring keamanan“. Pekan ini parlemen Jerman akan memutuskan perpanjangan mandat pasukan Jerman di Afghanistan.

Marcel Fürstenau / Andriani Nangoy

Editor: Agus Setiawan