1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

8 Hal Tentang Bahrun Naim

ap/as(straitstime, rtr,afp,bbc)15 Januari 2016

Nama Bahrun Naim kembali mencuat. Polisi menduga pria yang kini tinggal di Suriah itu berada di balik serangan mematikan di Sarinah, Jakarta pertengahan Januari ini. Bahrun Naim bukan wajah baru dalam kasus terorisme.

https://p.dw.com/p/1He7R
Indonesien Explosionen und Schüsse, vermutetes Selbstmordattentat
Foto: Reuters/D. Whiteside

Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan tercatat sempat bergabung dengan Jamaah Ansharut Tauhid. Dia juga disebut terafiliasi dengan Abdullah Sunata yang ditangkap Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri di Klaten, Jawa Tengah, pada 2011. Kini polisi menduga ia bertanggung jawab dalam serangaan terorisme di Sarinah, Jakarta. Berikut delapan hal mengenai dirinya.

1.Tadinya teknisi komputer

Berbagai laporan memberitakan latar belakang profesi Bahrun Naim adalah seorang teknisi komputer yang mengelola sebuah kafe internet di Surakarta. Dia diyakini berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah.

2. Ia menghabiskan waktu di penjara Indonesia

Dia ditangkap satuan elit anti-terorisme Detasemen 88 Kepolisian Republik Indonesia, pada bulan November 2010. Saat itu polisi menyita ratusan peluru dari rumahnya.Ia dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara pada tahun 2011 untuk tuduhan kepemilikan amunisi ilegal. Tetapi pengadilan kurang menemukan bukti yang cukup untuk bisa menjeratnya dalam kasus terorisme. Usai dipenjara, dia kemudian menghilang dan polisi meyakini Naim pindah ke Suriah.

3. Dia bertujuan untuk menjadi "pemimpin" ISIS kawasan regional

Bahrun Naim adalah pemimpin Katibah Nusantara, yang merupakan unit militer ISIS di kawasan Asia Tenggara yang merekrut para militan dari Indonesia, Malaysia dan negara-negara lain dari wilayah tersebut. Pada bulan April 2015, para militan Katibah Nusantara ditangkap di wilayah yang dikuasai oleh pasukan Kurdi di Suriah. Ini menjadi kesempatan baginya dalam merekrut para milisi baru dan pendukung di antara orang-orang yang berbahasa Melayu di Asia Tenggara, demikian menurut makalah penelitian yang diterbitkan tahun lalu oleh S . Rajaratnam School of International Studies di Singapura. Kapolda Jakarta Tito Karnavian mengatakan Naim jelas memiliki ambisi untuk menjadi "pemimpin" ISIS di wilayah ini.

4. Dia punya sebuah blog

Bahrun Naim memiliki blog yang meyerukan serangan afiliasi-afiliasi ISIS. Blognya juga menawarkan dorongan semangat dan saran-saran bagi mereka yang telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok militan. Sebagai contoh, ada banyak tulisan yang berisi informasi tentang membuat bahan peledak.

5. Dia belajar dari serangan Paris

Setelah serangan teror di Paris pada bulan November 2015, Naim menerbitkan sebuah posting-an di blognya berjudul "Pelajaran dari Serangan Paris", di mana ia mendesak para pendukungnya di Indonesia untuk mempelajari perencanaan, penargetan, waktu, koordinasi, keamanan dan keberanian para militan Paris.

Dia juga menjelaskan dalam blog-nya betapa mudahnya untuk berjihad, atau melakukan perang suci, “perjuangan gerilya" dari belantara hutan di Indonesia ke kota.

6. Tinggal menunggu pemicu yang tepat

Kantor berita Reuters menghubunginya pada tanggal 24 November lalu tentang pesan di aplikasi komunikasi sosial atau app Telegram, dengan menggunakan rincian yang diberikan oleh salah satu kenalan Naim. Dalam pertukaran pesan di Telegram, Naim mengatakan ada lebih dari cukup pendukung ISIS untuk "melakukan tindakan" di Indonesia. "Tinggal menunggu pemicu yang tepat," kata pria mengidentifikasikan dirinya sebagai Naim di akun Telegram. Tidak lama setelah pesan di Telegram itu, pejabat intelijen mulai memprediksi bahwa serangan terhadap Indonesia sudah dekat.

7. Dia telah merencanakan serangan Jakarta

Polisi Indonesia meyakini Naim telah mendalangi serangan Jakarta dan telah "merencanakan ini untuk beberapa waktu lamanya". Juru bicara polisi Anton Charliyan mengatakan bahwa Naim bahkan telah mengirim uang ke Indonesia untuk membiayai serangan.

8. Dia tidak memiliki rencana untuk kembali ke Indonesia

Naim dikabarkan memiliki rencana untuk kembali ke Indonesia. Dalam pertukaran pesan yang sama dengan Reuters di app Telegram, ia mengatakan tengah menikmati kehidupannya di Suriah dan tidak berencana untuk kembali ke rumah. "Saya bergulir, tergantung kemana perintah pimpinan kami. Di sini, di Suriah, kondisinya baik. Ada listrik, akomodasi, air dan gratis. Layanan yang diberikan oleh mereka sangat baik, lebih murah daripada di Indonesia," katanya.