1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demonstran di Suriah Ditembaki

24 Maret 2011

Setelah seminggu dilanda gelombang protes, Presiden Assad menjanjikan kebebasan dan reformasi. Protes berkepanjangan di Suriah memakan korban jiwa hingga puluhan orang.

https://p.dw.com/p/10h6F
Demonstran anti pemerintah Suriah di Deraa, Kamis (24/03).
Demonstran anti pemerintah Suriah di Deraa, Kamis (24/03).Foto: aP

Di tengah meningkatnya gelombang protes anti pemerintah di Suriah, Presiden Bashar al Assad melalui jurubicara kepresidenan Bouthania Shaaban mengumumkan rencana reformasi, Kamis (24/03). Ditambahkannya, ia akan mempertimbangkan mengakhiri peraturan darurat yang diberlakukan sejak 1963 dan membuka kesempatan terbentuknya partai-partai politik.

Peraturan darurat yang akan dihapus itu memperbolehkan penangkapan seseorang tanpa surat perintah dan penahanannya tanpa sidang pengadilan. Salah seorang yang tertangkap dengan adanya penerapan peraturan darurat itu adalah aktivis pro demokrasi, Mazen Darwish.

Jumlah Korban Tewas Mencapai Seratus Orang?

Hari Rabu (23/03) seorang petugas rumah sakit melaporkan sedikitnya 37 orang tewas ketika aparat keamanan menembaki pengunjuk rasa di sebuah masjid di kota Deraa, Suriah selatan, dekat perbatasan dengan Yordania. Pemerintah mengklaim jumlah korban tewas hanya enam orang, sementara itu oposisi menyebut jumlah korban tewas mencapai seratus orang.

Hari Kamis (24/03), sekitar 20 ribu orang mengantarkan sembilan jenazah menuju pemakaman sambil meneriakkan slogan kebebasan. Massa juga menepis pernyataan pemerintah bahwa kelompok bersenjata yang menjadi dalang kekerasan dan pembunuhan di Deraa.

Suriah Hadapi Kehancuran?

Sebagian warga khawatir peristiwa pembantaian di Hama tahun 1982 terulang lagi. Ketika itu ayah Bashar al Assad, Hafez al Assad memerintahkan tentara menghancurkan sayap militer Ikhwanul Muslimin di Hama. Organisasi HAM menyebut sedikitnya 200 ribu orang tewas dalam peristiwa itu. Seorang warga Deraa berharap seluruh Suriah bangkit hari Jumat (25/03) melawan pemerintah. Jika tidak, Suriah akan menghadapi kehancuran.

Dasar kekuatan klan Assad adalah kelompok aliran Alawiyah. Kelompok minoritas Syiah ini memegang sejumlah posisi penting dan menentukan di Partau Baath dan dinas rahasia. Sementara itu, pengunjuk rasa di Deraa yang mayoritas Sunni, memprotes aliansi pemerintah dengan kelompok Syiah di Iran.

Pemerintah Suriah Meningkatkan Penjagaan

Sejauh ini militer melakukan pengawasan ketat terhadap demonstran dengan mendirikan sejumlah pos penjagaan. Polisi rahasia dan satuan polisi khusus terlihat berjaga-jaga di sejumlah lokasi di Deraa sejak aksi protes meletus Jumat pekan lalu.

Saksi mata melaporkan, ratusan serdadu berpatroli di jalan-jalan utama Deraa, pos-pos penjagaan didirikan di setiap persimpangan jalan, dan terdapat pelarangan pengumpulan massa. Pengguna jalan raya dekat Deraa melaporkan bahwa mereka melihat iring-iringan truk mengangkut serdadu menuju Deraa, Rabu malam (23/03).

Dunia Internasional Mengecam Kekerasan di Suriah

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan Amerika Serikat mengecam kekerasan yang terjadi di Suriah. Kamis (24/03), pejabat tinggi Uni Eropa urusan luar negeri Catherine Ashton menyerukan Suriah segera membebaskan mereka yang ditangkap dalam aksi protes selama sepekan terakhir ini. Ashton juga menyerukan Suriah untuk tidak menggunakan peluru tajam dan kekerasan berlebihan dalam membubarkan demonstran. Selain itu, Ashton meminta Partai Baath yang memerintah Suriah selama 40 tahun ini untuk memenuhi tuntutan rakyat terhadap reformasi politik dan sosial ekonomi.

Luky Setyarini/ap/rtr/afp/Ed. Rizki Nugraha