1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demonstrasi di Cina Lawan Sensor

Mu Cui9 Januari 2013

Sensor di Cina termasuk bagian hidup sehari-hari. Tapi seorang pemimpin propaganda dari Guangdong tampaknya melangkah terlalu jauh. Akibatnya timbul gelombang protes.

https://p.dw.com/p/17GCX
Security guards stand near protest banners and flowers are laid outside the headquarters of Southern Weekly newspaper in Guangzhou, Guangdong province Monday, Jan. 7, 2013. A dispute over censorship at the Chinese newspaper known for edgy reporting evolved Monday into a political challenge for China's new leadership as prominent scholars demanded a censor's dismissal and hundreds of protesters called for democratic reforms. (Foto:AP/dapd)
Proteste gegen Zensur Presse in China OVERLAYFoto: dapd

Melakukan sensor tidak asing lagi dalam pekerjaan sehari-hari seorang editor di Cina. Tetapi langkah yang diambil pemimpin propaganda di provinsi Guangdong, Cina selatan, sudah terlalu jauh. Tanpa bertanya kepada penulis dan editor, bagian-bagian penting edisi tahun baru dari mingguan "Nanfang Zhoumo" (akhir pekan dari selatan - red) diubah. Sebagian berubah maknanya, sebagian lagi penuh dengan kesalahan.

Para redaktur tidak mengenali lagi korannya. Kali ini mereka tidak mau lagi menerima, melainkan mempublikasikan manipulasi artikel mereka lewat jejaring sosial.

Demonstrators gather along a street near the headquarters of Southern Weekly newspaper in Guangzhou, Guangdong province, January 7, 2013. Scores of supporters of one of China's most liberal newspapers demonstrated outside its headquarters on Monday in a rare protest against censorship, calling for the resignation of the provincial propaganda chief. REUTERS/James Pomfret (CHINA - Tags: POLITICS CIVIL UNREST MEDIA)
Proteste gegen Staatszensur in ChinaFoto: REUTERS

Langkah itu kemudian ditindak lanjuti dengan surat terbuka dari wartawan dan kaum intelektual. Lewat surat itu mereka menuntut kebebasan berpendapat dan pencopotan pemimpin propaganda Guangdong, Tuo Zhen, dari jabatannya. Tuo Zhen mulai menjabat awal 2012.

Pemberitahuan dari Atas

Sekitar seribu demonstran berkumpul di depan kantor redaksi Senin (07/01) untuk mendukung aksi para redaktur. Selasa aksi protes juga masih berlangsung.

Mingguan "Nanfang Zhoumo" menjadi panutan dalam hal jurnalisme investigatif, dan memiliki citra sebagai koran independen. Semua artikel untuk edisi 3 Januari 2013 secara resmi telah disetujui. Tetapi menjelang naik cetak, pemimpin redaksi, Huang Can, mendapat telefon dari kantor propaganda provinsi Guangdong. Demikian dikatakan dalam surat terbuka.

Pesan utama lewat telefon dari kantor propaganda, suara-suara kritis di edisi 3 Januari harus diperlunak. Terlebih artikel utama mendapat banyak kritik. Artikel itu berisi seruan, agar hak-hak rakyat sesuai konstitusi dilaksanakan. Tetapi yang diterbitkan pujian bagi berbagai hal yang telah tercapai di Cina.

Wartawan Cheng Yizhong dulunya kepala redaksi pada "Koran Kota Selatan", yang berhubungan erat dengan "Nanfang Zhoumo." Ia mengatakan dalam wawancara dengan Deutschen Welle, kantor propaganda secara rutin mengganti isi dalam mingguan "Nanfang Zhoumo." Wartawan sudah biasa. Tapi kali ini kesabaran mereka jelas sudah habis. Kesalahan besar di bagian isi menjadi kesempatan bagi mereka untuk memprotes pemimpin propaganda Tuo Zhen.

Arah Mana Yang Berlaku?

Protes itu tajam, karena ketua Partai Komunis Cina yang baru, Xi Jinping mengisyaratkan reformasi selanjutnya dalam pekan pertama masa jabatannya. Lebih banyak keterbukaan dan transparansi. Itu tuntutannya.

Komentar dalam harian partai "Renmin Ribao" (Harian Rakyat - red) juga telah menuntut para pegawai badan propaganda tingkat propinsi untuk mengikuti langkah pemerintah pusat. "Renmin Ribao" sendiri juga berjanji untuk lebih terbuka. Dalam banyak mikroblog Cina kini didiskusikan secara kritis, sejauh mana pengumuman pemimpin partai dapat dipercaya, melihat langkah sensor yang terjadi di Guangdong.

Beberapa wartawan dari "Nanfang Zhoumo" juga mengadakan aksi mogok, dan kabarnya seluruh redaksi ekonomi ikut ambil bagian. Tetapi dalam wawancara dengan Deutsche Welle, orang dalam yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, pemimpin penerbitan tetap memberikan perintah untuk mempublikasikan edisi berikutnya, Kamis 10 Januari.

REFILE - ADDING INFORMATION Bouquets of chrysanthemums are seen laid in front of the headquarters of Southern Weekly newspaper in Guangzhou, Guangdong province, January 7, 2013. Scores of supporters of one of China's most liberal newspapers demonstrated outside its headquarters on Monday in a rare protest against censorship, calling for the resignation of the provincial propaganda chief. Protesters used chrysanthemums to symbolize mourning the death of press freedom. REUTERS/James Pomfret (CHINA - Tags: POLITICS CIVIL UNREST MEDIA)
China Demonstration in Guangzhou für die Zeitung Southern WeeklyFoto: Reuters

Di internet tema itu didiskusikan dengan gencar. Memang kalimat-kalimat dengan isi tertentu pada jejaring sosial seperti Weibo selalu dihapus. Bagi bekas editor pada mingguan "Nanfang Zhoumo", Chang Ping, jejaring sosial memegang peranan penting. Informasi tentang pertentangan antara redaksi dan badan propaganda kini tidak dapat dirahasiakan lagi.