1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

28 Juli 2014

Sidang Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menuntut gencatan senjata di Gaza. Di Hari Raya Idul Fitri, Israel dan Hamas sejak pagi hari mulai menahan diri dan tidak melakukan serangan.

https://p.dw.com/p/1Cjkj
Foto: Don Emmert/AFP/Getty Images

Dewan Keamanan PBB di New York dengan suara bulat menuntut kedua pihak agar menghentikan serangan selama Hari Raya Idul Fitri. Resolusi Dewan Keamanan yang disetujui oleh 15 negara anggota menuntut agar dilakukan "gencatan senjata kemanusiaan segera dan tanpa syarat".

Resolusi itu selanjutnya menyuarakan "keprihatinan mendalam atas memburuknya situasi sehubungan dengan krisis Gaza, yang menyebabkan banyak warga sipil tewas dan luka-luka."

Jurubicara militer Israel mengatakan, sejak tengah malam sudah tidak ada roket yang mendarat di Israel, dan militer Israel juga tidak melakukan serangan ke Jalur Gaza.

Lebih dari 1000 warga Palestina tewas dalam operasi militer Israel sampai saat ini. Korban tewas di pihak Israel tercatat 43 orang.

Presiden AS Barack Obama hari Minggu (27/07) menghubungi PM Israel Benjamin Netanyahu lewat telepon dan menyatakan keprihatinannya dan mendesak agar segera dilaksanakan gencatan senjata.

Pertempuran harus dihentikan segera

Menurut keterangan Gedung Putih, Obama "dengan tegas menyatakan pentingnya melakukan gencatan senjata kemanusiaan segera, untuk mengakhiri pertempuran dan mencari solusi permanen berdasarkan kesepakatan gencatan senjata November 2012."

Sebelumnya, Israel dan Hamas hari Sabtu menyepakati gencatan senjata kemanusiaan selama 12 jam untuk memberi kemungkinan pada tim penyelamat mengevakuasi korban tewas dan masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari.

Namun Hamas tetap menembakkan roket ke Israel, yang kemudian melakukan serangan balasan. Kedua pihak saling tuduh bahwa pihak lain telah melanggar gencatan senjata.

Selama hari Minggu, Israel melanjutkan pemboman dan gempuran artileri ke Gaza dari darat, laut dan udara.

Insiden kontroversial terjadi hari Kamis lalu ketika sekolah PBB yang dijadikan tempat berlindung pengungsi terkena tembakan mortir. Sedikitnya 15 warga sipil, termasuk anak-anak tewas dalam insiden itu. Peristiwa itu menyulut kecaman dari seluruh dunia terhadap Israel.

Militer Israel hari Minggu mengakui, mereka menembakkan mortir ke sekolah itu, namun membantah ada korban tewas "akibat kegiatan operasional para tentara".

Israel bersikeras akan melanjutkan operasi militernya untuk menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah di Gaza yang digunakan Hamas melancarkan serangan ke Israel.

Pimpinan Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal menyatakan, pihaknya akan melanjutkan perjuangan sampai pendudukan Israel berakhir.

"Kami tidak memerangi Yahudi karena mereka Yahudi, kami memerangi pendudukan" kata Meshaal dalam pernyataan yang disiarkan hari Minggu.

hp/ml (afp, rtr, dpa)