1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dewan Transisi Siapkan Gempuran Baru ke Sirte dan Bani Walid

Agus Setiawan17 September 2011

Setelah dipaksa mundur oleh perlawanan loyalis Gaddafi, pasukan dewan transisi Libya menyiapkan serangan baru ke Sirte dan Bani Walid,.

https://p.dw.com/p/12bLd
)
Pasukan dewan transisi merayakan keberhasilan memasuki Bani Walid, tapi kemudian kembali dipukul mundur loyalis Gaddafi.Foto: dapd

Pasukan dewan transisi melaporkan Sabtu (17/9) , menyiapkan serangan terbaru ke Sirte dan Bani Walid. Menurut keterangan sendiri, dewan transisi menghimpun sekitar 6000 pejuang dengan didukung 1200 kendaraan untuk menggempur Sirte. Pertempuran insidental di jalanan kota kelahiranl Gaddafi itu dilaporkan masih terus terjadi. Jurubicara militer dewan transisi, Ahmed Bani menyatakan, pihaknya telah meraih kemenangan etape pertama, dengan merebut bandar udara Sirte.

 “Bendera kami berkibar di bandara dan pangkalan militer Sirte. Dengan itu, kami berhasil merebut lokasi yang dijaga paling ketat pendukung tirani. Ini bukti bahwa kami juga dapat merebut kota", ujar juru bicara militer dewan transisi tsb.

Perlawanan Loyalis Gaddafi di Bani Walid

Selain di Sirte, perlawanan sengit loyalis Gaddafi juga dilancarkan di Bani Walid. Pasukan dewan transisi yang sudah berhasil memasuki pusat kota, Jumat (16/9) malam dipaksa mundur kembali. Seorang anggota pasukan anti-Gaddafi menyebutkan, situasinya terlalu berbahaya untuk tetap bertahan di kota pada malam hari.

 “Kami diperintahkan terus maju ke kota. Tapi di sana dilontarkan tembakan dari penembak jitu. Kami sortir kembali pasukan, mendapat tambahan pasukan dan akan kembali menyerbu Bani Walid. Kebanyakan warga Bani Walid pro-Gaddafi, tapi tidak semuanya,“ kata pejuang anti Gaddafi itu.

Pasukan dewan transisi yang mengepung Bani Walid mengakui, pihaknya melakukan kesalahan, dengan menggelar perundingan damai berkepanjangan. Akibatnya kelompok etnis pro-Gaddafi menyerang mereka. Kini perintahnya adalah serbu dan kuasai Bani Walid.

Pertempuran di Bani Walid dan Sirte, bagi pasukan dewan transisi tujuannya bukan hanya untuk menguasai kubu terakhir loyalis Gaddafi. Melainkan juga diharapkan, dapat menemukan mantan penguasa Libya dan antek-anteknya di dua kota tsb.

Tudingan Korban Sipil Akibat Serangan NATO

Sementara itu jurubicara rezim Gaddafi, Moussa Ibrahim dari tempat persembunyiannya mengontak KB Reuters lewat telefon, dan menuding serangan udara NATO ke kota Sirte, dalam 17 hari terakhir menewaskan 2000 warga sipil. NATO bereaksi dengan menegaskan, serangan udaranya di Sirte hanya diarahkan ke sasaran militer. Jurubicara NATO, kolonel Roland Lavoei mengatakan Sabtu (17/9), pihaknya akan mengusut laporan tsb. NATO akan berpegang pada bukti dan fakta bukan pada desas-desus. Ini juga bukan tuduhan pertama, dan kebanyakan tuduhan sebelumnya tidak berdasar atau terbukti tidak benar, ujar Lavoei. NATO hari Sabtu (17/9) dilaporkan melanjutkan serangan udaranya ke sejumlah sasaran di kota Sirte.

Dari kalangan keamanan internasional juga dilaporkan, pasukan dewan transisi berhasil mengamankan sekitar 23 ton senjata kimia milik bekas rezim Gaddafi. Senjata gas Mustard itu ditemukan ditimbun di instalasi kimia Ruwagha, sekitar 600 km di tenggara ibukota Tripoli.

Agus Setiawan/rtr/dpa/afp/dw

Editor : Carissa Paramita