1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diduga Ada Badak di Kalimantan!

28 Maret 2013

Beberapa jejak kaki yang dipercaya milik badak Sumatra yang terancam punah ditemukan di Kalimantan. Temuan ini menimbulkan harapan bahwa binatang yang sejak lama dikira punah, masih ada di pulau itu.

https://p.dw.com/p/185OG
Foto: cc-by-sa-Charles W. Hardin

Jejak baru itu ditemukan pada Februari lalu saat tim WWF sedang memantau orangutan di hutan Kutai barat, provinsi Kalimantan Timur.

Tim itu kemudian menindaklanjuti temuan itu dengan kembali melakukan penelitian bersama Kementerian Kehutanan dan para ahli dari Universitas Mulawarman. Dalam penelusuran inilah mereka menemukan lebih banyak jejak kaki, goresan tanduk di kubangan lumpur, pohon-pohon yang dipakai untuk menggosok tubuh, serta bekas gigitan di tanaman. Namun kemungkinan mengenai jumlah binatang itu masih belum jelas.

Dikira sudah punah

Keberadaan badak di pulau Kalimantan, selama ini diperkirakan sudah punah sejak tahun 1990-an. Diperkirakan jumlah badak yang masih hidup di alam liar Indonesia dan Malaysia, kurang dari 200 ekor, akibat perburuan dan habitatnya yang kian terancam.

Badak Sumatra adalah anggota keluarga Rhinocerotidae, satu dari lima jenis badak yang masih tersisa di dunia dan memiliki tubuh paling kecil dengan tinggi maksimal 145 cm dengan panjang tubuh hingga 3,18 meter dan ekor maksimal 70 cm. Bobot hewan langka ini bisa mencapai seribu kilogram.

Sebagaimana di Afrika, badak Sumatra memiliki dua cula, di mana cula besarnya bisa mencapai panjang hingga 25 cm. Anggota spesies ini pernah menghuni hutan hujan, rawa, serta hutan di India, Bhutan, Bangladesh, Myanmar, Laos, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Cina.

Keberadaan hewan ini semakin terancam punah. Jumlah pasti spesies langka ini sulit diperkirakan karena badak dikenal sebagai hewan yang suka hidup menyendiri di wilayah yang berada dalam jangkauan mereka.

Penurunan jumlah badak Sumatra antara lain akibat maraknya perburuan cula. Cula badak dipercaya dan dipakai sebagai obat tradisional Cina.

AB/ HP (ap/dpa/afp)