'Dijual': Kewarganegaraan Uni Eropa

Uang tidak dapat membeli cinta, tapi kalau Anda mampu, Anda bisa menjadi warga negara Uni Eropa. Tentu menggiurkan bagi mereka yang ingin meninggalkan wilayah krisis atau ingin bepergian keliling dunia dengan mudah. Banyak aturan visa yang terlampaui.

Dengan kewarganegaraan Uni Eropa, juga menjadi lebih mudah untuk berbisnis di Eropa. Tak lama lagi, untuk mendapatkan paspor di Siprus, Anda cukup menginvestasikan 3 juta Euro di sana. Setidaknya itu yang diumumkan Presiden Nikos Anastasiades untuk menenangkan para pebisnis Rusia saat pertemuan bisnis tahunan di Limassol akhir pekan lalu.

Selama ini mungkin "membeli" paspor Siprus, tapi hingga kini para kandidat harus berinvestasi sedikitnya 15 juta Euro dalam jangka waktu 5 tahun.

Jan Philipp Albrecht menilai regulasi semacam ini "tidak tepat." Politisi Partai Hijau dan anggota parlemen Eropa ini menginginkan kebijakan imigrasi bersama bagi seluruh negara Uni Eropa.

"Saya rasa harus selalu dipertanyakan saat sebuah negara Uni Eropa memberikan kewarganegaraan secara semena-mena." Terutama karena masih cukup banyak orang yang tinggal di negara Uni Eropa yang masih menunggu naturalisasi, tambahnya dalam sebuah wawancara dengan DW.

Beli rumah, dapat paspor

Faktanya negara-negara Eropa memiliki kebijakan imigrasi yang sangat berbeda. Di Irlandia, sebelum tahun 2001, kewarganegaraan bisa didapat dengan mudah dengan berinvestasi di negeri itu. Kini investasi senilai 500.000 Euro untuk proyek publik di sektor pendidikan, kesehatan, seni atau olahraga hanya diganjar izin tinggal.

Di Portugal, imigrasi dikaitkan dengan pembelian properti, dan Spanyol juga berencana memberlakukan kebijakan serupa. Rencananya batasan diperendah menjadi 160.000 Euro untuk memberikan izin tinggal bagi pembeli properti. Banyak pembeli datangnya dari Rusia, Cina dan India.

Kebijakan naturalisasi

Melihat kebijakan imigrasi negara-negara Uni Eropa secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa setiap negara membuat proses menuju status warga negara lebih mudah bagi mereka yang memiliki uang, ungkap Albrecht. Ini juga terjadi di Jerman, sebagai upaya untuk memancing orang-orang dengan kualifikasi tinggi. "Dan kalau Anda serta-merta mencegah orang miskin yang bisa dibilang tidak berguna secara ekonomi untuk datang dari negara ketiga ke Jerman, ini tentunya mempunyai karakter serupa dengan yang terjadi di Siprus."

Kebijakan naturalisasi di Uni Eropa kemungkinan besar tidak akan berubah dengan begitu cepat. "Saat ini pemberian status warga negara tidak menjadi topik perdebatan secara meluas di tingkat Uni Eropa saat ini, tapi secara hati-hati," tukas Albrecht. "Menurut saya ini sebuah kesalahan."