1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Direbutnya Tal Abyad Jadi Awal Kehancuran IS?

17 Juni 2015

Setelah menyatakan berdirinya Islamic State, Abu Bakr al-Baghdadi perluas kekuasaan. Namun kekuasaannya kini berkurang karena kekuatan militer Kurdi rebut beberapa daerah.

https://p.dw.com/p/1FiRT
Syrien Kurdische Kämpfer in Tel Abyad
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Pitarakis

Lebih dari setahun, kota Tal Abyad di Suriah, dekat perbatasan dengan Turki berperan penting bagi Islamic State (IS), yaitu sebagai tempat mendaratnya kapal feri yang membawa orang baru yang ingin jadi anggota IS, juga untuk menjual minyak di pasar gelap dan jalur masuk kebutuhan lain.

Jatuhnya kota tersebut ke tangan kekuatan militer Kurdi Selasa kemarin (16/06) adalah kerugian besar bagi IS, karena secara langsung berdampak pada struktur operasionalnya. Ini bisa jadi awal keruntuhan IS di Suriah dan Irak.

Tal Abyad juga bisa dipandang sebagai balasan, setelah IS menguasai kota Palmyra di Suriah tengah dan Ramadi di Irak. Itu menunjukkan, Islamic State lebih lemah dari perkiraan orang, walaupun dulu menang di daerah lain. Demikian pendapat Vladimir van Vilgenburg, analis politik pada The Jamestown Foundation, sebuah pusat penelitian di AS.

Kobani berhasil direbut dari IS Januari

Januari lalu, IS sudah kehilangan kota Suriah Kobani, di dekat perbatasan dengan Turki. Kota itu juga berhasil direbut oleh kekuatan militer Kurdi. Menurut para analis, kehilangan kota Kobani sudah jadi pukulan simbolis terhadap IS. Kini Tal Abyad kemungkinan jadi pukulan nyata bagi kekuatan IS.

Sebelumnya banyak pihak menduga perjuangan merebut Tal Abyad akan berlangsung berbulan-bulan. Kenyataannya, sampai daerah sekitarnya berhasil dikuasai hanya dibutuhkan waktu kurang dari sebulan, dan hanya dua hari sampai Tal Abyad jatuh. Sebagian pejuang IS lari ke Raqqa yang dijadikan ibukota IS, sementara yang lain lari ke Turki dan bercampur dengan aliran pengungsi.

Satuan militer Kurdi bergerak dari Kobani dan kota Kurdi, Ras al Ayn, dan mengepung IS di Tal Abyad. Sementara itu jet tempur AS melancarkan serangan dari udara. Dengan menguasai Tal Abyad, kekuatan militer Kurdi menghubungkan dua daerah yang berada di bawah administrasi Kurdi, dan memperkuat tekanan terhadap Raqqa. Hilal Khashan, profesor bidang politik pada American University di Beirut mengatakan, jatuhnya Tal Abyad adalah awal proses kehancuran IS dalam skala besar.

Kekuatan militer Saddam Hussein

Dalam setahun setelah Abu Bakr al-Baghdadi nyatakan berdirinya IS, kekalifatan tersebut memperluas kekuasaan dari Suriah timur hingga Irak barat. Selain itu ia merekrut orang untuk ikut dalam perjuangannya, yang tidak kenal rasa kasihan, terhadap warga Shiah, Kristen, Yahudi, juga Kurdi yang dia dianggap ateis. Ia juga memaki para penguasa Arab yang dianggap mencoreng kehormatan Islam Sunni.

Salah satu faktor penting bagi kesuksesannya selama ini adalah: ia membangun kekuatan dari mantan tentara Mesir yang setia kepada Sadam Hussein. Selain itu ia merekrut ekstrimis Islam yang terbentuk dari perang Ira, juga warga lokal Sunni dan kelompok etnis mereka. Sedangkan kelompok jihadis lainnya lebih bergantung pada pejuang dari daerah-daerah lain. Walaupun IS juga beranggotakan pejuang asing, pejuang dari Irak membentuk 90% kekuatan IS, dan 70% dari Suriah. Di dua markas besarnya, IS memiliki sekitar 40.000 pejuang dan 60.000 pendukung.

ml/vlz (rtre, ap, afp)