1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

021209 Henderson GM

2 Desember 2009

Perubahan berjalan terlalu lamban. Begitu alasan yang mengemuka di markas perusahaan otomotif General Motors di Amerika Serikat, seputar mundurnya Fritz Henderson sebagai Direktur Utama hari Selasa (01/12).

https://p.dw.com/p/Kp56
Fritz HendersonFoto: AP

GM yang merupakan induk dari berbagai perusahaan otomotif di Eropa, termasuk Opel Jerman berada di ambang kebangkrutan awal tahun 20009 ini dan terpaksa diselamatkan oleh pemerintah AMerika Serikat. Untuk sementera jabatan Henderson diambil alih oleh Ketua Dewan Direksi, Ed Whitacre.

Edward Whitacre, yang biasa dipanggil Ed, tidak menjawab pertanyaan-pertanyan media mengenai alasan mundurnya Fritz Henderson, yang sebelumnya dinilai bakal mengubah nasib GM. Sebaliknya, Whitacre yang selama enam bulan terakhir kerap menjegal langkah-langkah Henderson menyampaikan terima kasih atas sumbangsih Henderson, yang karirnya di GM meliputi 25 tahun.

Merangkap tugasnya sebagai Ketua Dewan Direksi, Ed Whitacre juga mengambil alih jabatan Henderson sampai ditemukan seorang CEO baru. Whitacre yang sengketa terakhirnya dengan Henderson meliputi soal bantuan dana pemerintah Jerman untuk melanjutkan produksi Opel, menegaskan bahwa perlu adanya perubahan.

Sengketa mengenai nasib Opel antara Henderson dan Whitacre sudah berlangsung sejak Agustus lalu, tak lama setelah task force pemerintah AS untuk urusan otomotif mendesak agar Whitacre dijadikan Ketua Dewan Direksi.

Ketika itu, Henderson tengah berusaha mengatasi masalah Opel dengan menjual saham mayoritas ke perusahaan Rusia, Magna. Solusi yang hampir rampung itu didukung oleh pemerintah Jerman yang menjanjikan kucuran dana bantuan milyaran Dolar agar pabrik-pabrik Opel dapat dipertahankan di Jerman. Namun kemudian Dewan Direksi GM, di bawah Whitacre menolak penjualan ke Magna dan memutuskan untuk melakukan restrukturisasi unit Opel secara internal.

Dalam hal inipun Henderson dan Whitacre berselisih paham. Whitacre tidak menilai adanya kebutuhan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah Jerman, karena dinilai akan membebani kebijakan perusahaan. GM merencanakan perampingan perusahaannya, dengan antara lain menutup sejumlah pabrik mobilnya dan mengurangi lebih dari 8500 pekerja di Eropa. Perubahan-perubahan ini membuat Kanselir Jerman Angela Merkel naik pitam, dan Berlin menuntut agar GM mengembalikan pinjaman 1,5 milyar Euro yang telah diterimanya. Sekarang, GM sudah mengembalikan dana itu.

Sementara Washington yang telah mengucurkan dana sebanyak $ 50 milyar Dolar ke GM dan memiliki andil dalam perusahaan besar itu, dengan sigap menyatakan bahwa tidak turut campur tangan dalam keputusan untuk mundurnya Henderson.

EK/HP/DW/dpa/afp