1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

260811 Libyen UN

26 Agustus 2011

Setelah hampir memastikan kemenangan atas rezim Muammar Gaddafi, Dewan Transisi bersiap untuk mengambil alih bisnis pemerintahan. Apalagi, PBB telah mengumumkan akan mencairkan sebagian besar dana rezim yang dibekukan.

https://p.dw.com/p/12O4u
Wakil Dewan Transisi Nasional Libya Ali TarhuniFoto: picture-alliance/dpa

Kamis malam waktu setempat (25/8) pertempuran terjadi di Abu Salim, wilayah kota Tripoli, antara pemberontak dan pendukung Muammar Gaddafi. Menurut laporan yang belum bisa dikonfirmasi, sekitar 1.000 pemberontak terlibat dalam perang tersebut. Anggota keluarga Gaddafi dikatakan bersembunyi di daerah itu. Gaddafi sendiri kembali bersuara melalui telepon.

Dalam pesan sepanjang empat menit, Gaddafi menyerukan kepada rakyat Libya untuk berperang melawan pemberontak. "Kita akan melawan tikus-tikus bodoh itu. Kita akan mengalahkan mereka dengan senjata, dengan keuletan dan keinginan akan perdamaian, kedaulatan, kebanggaan dan kehormatan. Jangan takut terhadap mereka. Takutlah terhadap Tuhan. Kalian lebih dekat dengan Tuhan daripada mereka. Mereka tidak akan merasa kasihan dengan kalian, jadi kalian tidak usah kasihan dengan mereka. Kaum muda Tripoli, berperanglah dari jalan ke jalan, dari rumah ke rumah, perangi mereka dengan senjata kalian."

Sementara itu, kelompok pemberontak mengumumkan, hari Jumat (26/08), kepindahan markas mereka dari Benghazi ke Tripoli. Ali Tarhuni, perwakilan Dewan Transisi Nasional Libya mengatakan, pemimpin mereka Mustafa Abdel Jalil akan tiba di Tripoli begitu situasi keamanan memungkinkannya. Tarhuni juga menuntut pasukan Gaddafi untuk meletakkan senjata mereka dengan janji bahwa mereka akan diperlakukan sesuai dengan jalur hukum.

Pengumuman tersebut dipicu oleh keputusan PBB untuk memberikan 1,5 milyar Dolar dari kekayaan rezim Gaddafi yang dibekukan Amerika Serikat. Keputusan ini diambil berkat tekanan Amerika Serikat  yang berhasil meyakinkan Afrika Selatan untuk tidak memaksakan bahwa dana tersebut baru boleh dicairkan setelah Uni Afrika mengakui eksistensi pemerintahan transisi Libya.

Dana tersebut akan diserahkan kepada pemerintahan transisi, bantuan kemanusiaan internasional bagi Libya dan ke sebuah dana bantuan yang membiayai bahan bakar dan barang lain yang sangat dibutuhkan. Pemerintah di Washington menegaskan, tujuannya tidak hanya untuk memperkuat posisi keuangan pemerintah transisi, tetapi juga mendukung pembangunan kembali Libya.

Sebelumnya orang nomor dua di Dewan Transisi Nasional Libya, Mahmud Jibril, mendapat konfirmasi dari Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, bahwa pemerintahannya akan mencairkan dana sekitar 500 juta Dolar yang dibekukan di bank-bank Italia. Negara-negara lain yang juga membekukan kekayaan Gaddafi akan segera mengikuti langkah tersebut. Menurut keterangan diplomat PBB, di seluruh dunia ada sekitar 2,5 milyar Dollar milik Libya yang dibekukan.

Uang ini sangat dibutuhkan, tidak hanya untuk memperbaiki kondisi keuangan, tetapi juga untuk mengoperasikan kembali pertambangan minyak yang sebagian besarnya lumpuh. Paling lambat satu tahun ke depan, negara ini bisa kembali memproduksi jumlah minyak yang sama dan mengekspornya seperti sebelum dimulainya peperangan. Ini menurut salah seorang perwakilan kelompok pemberontak.

Hans Michael Elch/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Luky Setyarini