1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Domo, Kamp Pengungsi Modern

Guy Degen24 Juli 2014

Penampungan darurat harus bersifat sementara, tapi mereka membutuhkan teknik agar bisa bertahan lama. Bagaimana penampungan darurat dapat lebih dari sekedar sebuah tenda?

https://p.dw.com/p/1CiN5
Foto: morethanshelters 2013

Seorang perancang Jerman telah mengembangkan sistem kamp penampungan pengungsi yang menawarkan fleksibilitas ruangan dan “rumah“yang lebih bermartabat di bawah kanvas.

Ketika Anda memikirkan sebuah kamp pengungsi, apa yang mungkin mampir di pikiran Anda? Deretan tenda putih, dapur komunal dan orang yang mencoba untuk membuat yang terbaik dari situasi yang buruk yang bersifat sementara? Kenyataannya bisa sangat berbeda.

Kamp pengungsian sering berada di lingkungan yang terpencil dan sulit digapai. Apakah itu karena bencana alam atau konflik, pengungsi bisa jadi tinggal di tenda-tenda atau tenda penampungan selama bertahun-tahun, kadang-kadang sampai beberapa dekade.

Disesuaikan dengan kebutuhan

"Sebuah tenda biasanya sebagai bantuan yang dikirim cepat untuk jangka pendek. Ini sangat ringan dan dapat diangkut ke setiap wilayah dunia dengan sangat cepat. tapi kemudian bisa muncul berbagai problem," ujar desainer, Daniel Kerber. Perancang tenda darurat yang bermarkas di Berlin ini memimpin sebuah organisasi bernama “morethanshelters“. Ia dan timnya merancang agar tenda penampungan bisa menghindari problem-problem budaya, iklim, daya tahan dan lain-lain.

Timnya telah merancang sebuah sistem penampungan baru yang disebut Domo. Ini adalah tenda yang tahan lama. Tapi tidak seperti tenda kemanusiaan pada umumnya, Domo sangat beradaptasi dengan iklim dan kebutuhan masyarakat.

Kerber mengatakan konsep Domo ini lebih fokus pada kebutuhan pengungsi daripada sekedar kebutuhan logistik yang berasal dari lembaga-lembaga kemanusiaan. Kerber menuturkan, "Kita harus memahami bahwa orang-orang, di mana pun mereka berasal, membawa budaya mereka, warisan mereka, juga pola ruang hidup mereka." Jadi Domo adalah desain tata ruang yang lebih pada konsep “dari bawah ke atas”, bukan “dari atas ke bawah".

Berat tenda penampungan Domo dirancang sama dengan tenda standar, dengan berat sekitar 50 kilogram. Dari luar, dasar Domo menyerupai igloo besar. Domo memiliki enam sisi dan ditutupi dengan pelapis katun. Luas tenda penampungan ini 25 meter persegi, ketinggian langit-langitnya hampir tiga meter, sehingga sangat nyaman untuk berjalan-jalan. Kerangka melengkung yang membentuk kubah terbuat dari kayu lapis, logam atau bahkan plastik daur ulang. "Ini adalah penemuan utama kami. Kami harus menciptakan struktur yang sangat stabil," kata Kerber.

Tahan lama dan mudah dipakai

Dia mengatakan dibutuhkan cukup dua orang untuk dengan mudah mendirikan Domo tanpa alat tambahan. Kerber mengatakan bahwa tenda biasa perlu diganti setiap enam sampai delapan bulan. Namun Domo bisa bertahan sekitar 10 tahun. Paling.-paling hanya kain luarnya saja yang perlu diganti atau ditingkatkan sesuai dengan kondisi iklim.

Selain itu, penampungan juga harus menghindari pendekatan "satu ukuran cocok untuk semua. Kerber mengatakan mereka harus memperhitungkan kebutuhan budaya dan sosial pertimbangan masyarakat. "Jika Anda memiliki keluarga Afrika datang ke kamp pengungsi, misalnya 20 orang, maka mereka semua dipisahkan atau dibagi ke masing-masing tenda berkapasitas lima orang," katanya. „Sedangkan untuk pengungsi Suriah sekarang ini, Anda melihat para pengungsi yang datang melintasi perbatasan ke Yordania, pada dasarnya mereka adalah keluarga besar, ada anak-anak, jadi tenda anak-anak harus dipisahkan dari ibu mereka."

Tempat penampungan yang bermartabat

Tinggal di sebuah kamp pengungsi kadang-kadang bisa menyebabkan stres dan kekacauan. Kamp pengungsi Suriah, di Zaatari, Yordania utara misalnya, kini menampung lebih dari 100.000 orang. Sejak pembukaan pada tahun 2012, kamp itu berkembang menjadi kota dan kerusuhan pecah beberapa kali. Seiring dengan badai pasir, kondisi cuaca di Zaatari bisa ekstrim: terik panas di musim panas dan dingin di musim dingin.

Daniel Kerber mengatakan desain yang fleksibel Domo dapat membantu meringankan ketegangan di kamp-kamp pengungsi. Penampungan itu, misalnya dapat dikelompokkan dalam cluster keluarga yang lebih besar. Dan ketika para pengungsi harus tinggal lebih lama, Domo dapat berubah dari tenda ke sebuah gubuk atau bahkan rumah.

Setelah uji lapangan baru-baru ini di Denmark, Afrika Selatan dan Namibia, Kerber yakin bahwa Domo menawarkan ruang hidup yang lebih nyaman daripada tenda pengungsi standar. Badan bantuan darurat Jerman, THW, membantu membangun kamp Zaatari.

Stefan Tahn, seorang pakar bantuan, percaya sistem Domo akan mengubah pola pikir para pekerja kemanusiaan tentang kamp penampungan pengungsi. “Domo dapat tumbuh dan menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah dan sangat penting bahwa orang itu sendiri dapat mengubah Domo," kata Tahn.

"Orang itu sendiri dapat memutuskan sendiri bagaimana rumah baru mereka akan terlihat. Dan karena itu saya pikir Domo akan memiliki dampak yang sangat positif pada situasi pengungsi di kamp-kamp seperti Zaatari."

Sistem Domo dari „Morethanshelter“ ini sekarang menjalani tes sertifikasi. Daniel Kerber berharap, seperti Domo, pendekatan yang lebih kreatif, holistik dan kolaboratif untuk perencanaan akan membuat kamp pengungsi lebih ramah, manusiawi dan ruang hidup bermartabat bagi orang-orang.