1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dulu 'Miskin Tapi Seksi,' Kini Berlin 'Booming'

Jeanette Seiffert28 November 2013

'Miskin tapi seksi' menjadi deskripsi walikota Klaus Wowereit untuk ibukota Jerman satu dekade lalu. Kini ekonomi Berlin booming dan keuangan stabil. Namun kesuksesan selalu ada sisi buruknya.

https://p.dw.com/p/1APSi
Foto: picture-alliance/W. Steinberg

Pertengahan November pemerintah Jerman dengan bangga mempublikasikan angka-angka terkait perekonomian Berlin: anggaran kota hingga tahun 2015 seimbang, dan utang sudah menjadi masa lalu. "Berlin telah menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik," kata Richard Meng, juru bicara Senat Berlin.

Bagi banyak orang, kabar ini mengejutkan. Berlin sudah lama dipandang keren dan dinamis - namun rentan secara finansial. Dan bukan hanya baru-baru ini dengan konstruksi bandara baru yang terus molor dan menelan semakin banyak biaya.

Berlin selama ini bergantung pada negara-negara bagian Jerman lainnya yang lebih kaya. Pada paruh pertama tahun 2013, Bayern, Hessen dan Baden-Württemberg mentransfer total hampir mencapai 2 miliar Euro ke ibukota sebagai bagian pembayaran pemerataan fiskal yang memastikan keuangan setiap negara bagian tidak terlalu jauh satu sama lain.

Magnet bagi jiwa petualang dan kreatif

Namun kini pendapatan pajak Berlin berlimpah. Kalau perkiraannya tepat, Berlin bisa mendapatkan 400 juta Euro lebih dari pemasukannya tahun depan. Salah satu alasan kesuksesannya: booming turisme.

Pariwisata telah menjadi industri kedua terbesar Berlin, dengan 25 juta turis bermalam per tahun, menurut Meng. "Ini menempatkan Berlin di posisi ke-tiga setelah Paris dan London. Dan tentunya mendatangkan pekerjaan dan uang untuk kota," tambahnya.

Berlin merupakan magnet turis, seperti pasangan muda ini di Katedral Berlin
Berlin merupakan magnet turis, seperti pasangan muda ini di Katedral BerlinFoto: picture-alliance/dpa

Banyak yang datang tidak hanya untuk berkunjung - namun mereka memilih untuk tinggal. Penduduk Berlin tumbuh hampir 30 ribu setiap tahun - meski faktanya populasi Jerman sebenarnya dalam keadaan stagnan. Tren ini juga terlihat di kota-kota Jerman lainnya, namun Meng yakin Berlin punya daya tarik tersendiri.

"Keingintahuan akan Berlin begitu besar, terutama untuk generasi muda," jelasnya kepada DW. "Berlin menarik orang yang ingin mengalami sesuatu yang istimewa. Mereka yang ingin berkreasi atau membuat sesuatu."

Namun ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang ingin bertualang. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan internasional dan organisasi ternama memindahkan markas ke Berlin. Salah satu contohnya raksasa peranti lunak Microsoft, yang berkantor di jalan Unter den Linden yang prestisius dalam gedung empat tingkat seluas 3.000 meter persegi.

Konstruksi di mana-mana terutama di area populer seperti Berlin-Mitte
Konstruksi di mana-mana terutama di area populer seperti Berlin-MitteFoto: picture-alliance/dpa

Kota bagi perusahaan start-up

Alasan lain adalah begitu banyak perusahaan media dan internet skala kecil yang berdiri di ibukota Jerman dalam tahun-tahun terakhir. "Berlin berperan besar secara internasional, bahkan dalam dunia internet," ucap Michael Bahrke dari Institut Köln untuk Riset Ekonomi (IW). "Tidak ada tempat lain di Jerman atau bahkan dunia yang menawarkan kondisi sama untuk bekerja di sektor ini."

Sekitar 4 persen pajak pertambahan nilai Berlin kini datang dari sektor IT dan internet. Lalu ada klub, bar dan toko desainer yang jumlahnya tak terhitung di distrik trendi seperti Friedrichshain dan Neukölln.

Benar-benar booming start-up, seperti terlihat dalam angka. Performa ekonomi Berlin tumbuh 17 persen sejak tahun 2005 - bahkan melebihi negara bagian berekonomi kuat seperti Bayern. Ini menciptakan pekerjaan yang jumlahnya juga lebih banyak dari negara bagian lain.

Bahkan gaji juga naik - tidak mengherankan, kata Bahrke. Kota ini akhirnya memanfaatkan potensi yang telah lama ada.

Sisi buruk dari booming

Namun semua angka positif juga membawa konsekuensi negatif: contohnya harga sewa yang naik secara dramatis. Harga properti melonjak tinggi dalam beberapa tahun terakhir, dan menarik semakin banyak spekulan.

"Semakin baik kondisi kota, semakin banyak perdebatan mengenai siapa yang mau datang ke sini," ungkap Meng. "Lalu orang yang banyak uang datang, dan bahkan mereka yang sudah tinggal lama di sini merasa terancam karena tidak memiliki banyak dana."

Dengan biaya sewa dan harga-harga naik, apa warga lokal merugi?
Dengan biaya sewa dan harga-harga naik, apa warga lokal merugi?Foto: picture-alliance/dpa

Warga lokal sudah tergeser keluar dari wilayah-wilayah trendi oleh warga Berlin baru yang kaya, namun juga karena konstruksi apartemen dan hotel baru. Meng menilai pemerintah kota harus mengabdi pada tugas-tugas baru seperti perumahan terjangkau dengan kelebihan dana yang didapat.

"Banyak hal karena meningkatnya populasi juga menimbulkan masalah baru: taman kanak-kanak dan sekolah hanya sedikit. Dan dunia politik tentu harus bereaksi," tegasnya.

Bahkan ekonom Michael Bahrke memperingatkan bahwa perkembangan positif mungkin hanya menguntungkan beberapa bagian kota. Ada risiko meningkatnya kesenjangan sosial, dengan semakin banyak warga kaya tinggal di pusat kota dan warga pengangguran serta berpemasukan rendah terdorong ke permukiman miskin di pinggiran kota. Menurut Bahrke, pemerintah kota harus segera bertindak untuk memastikan bahwa seluruh warga Berlin diuntungkan oleh kesuksesan kota mereka.