1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Peringati Tsunami 2004

Hendra Pasuhuk26 Desember 2014

Peringatan 10 tahun bencana Tsunami digelar di berbagai negara. Acara terbesar dilaksanakan di Aceh dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan perwakilan dari negara-negara donor serta lembaga bantuan internasional.

https://p.dw.com/p/1EAIt
Zehn Jahre nach Tsunami in Banda Aceh Indonesien
Foto: REUTERS/Beawiharta

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan tsunami Aceh 10 tahun lalu merupakan bencana terbesar yang menimpa Indonesia, dan salah satu musibah terbesar di dunia. Namun tsunami juga meninggalkan pelajaran berharga.

“Ini pelajaran, bahwa ujian apapun (dari Tuhan) kepada hamba-Nya, harus kita selesaikan dengan baik,” kata Jusuf Kalla (JK) dalam Peringatan 10 Tahun Tsunami di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Jumat (26/12).

JK juga mengatakan, ketika tsunami terjadi, Aceh adalah kawasan tertutup yang dilanda konflik. Tapi ketika terjadi bencana, ia memerintahkan Aceh segera dibuka agar bantuan dari seluruh dunia dapat didatangkan secepatnya ke lokasi bencana.

Bantuan internasional memang tak berhenti mengalir. Rehabilitasi dan rekonstruksi kemudian segera dilaksanakan. Situasi membaik, setelah pihak-pihak yang berkonflik di Aceh beberapa bulan kemudian untuk memulai perundingan.

Acara peringatan 10 tahun tsunami di Aceh dipusatkan di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh dan dihadiri oleh perwakilan dari sedikitnya 35 negara donor dan lembaga internasional yang membantu rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh.

Gubernur Aceh ucapkan terimakasih

Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengucapkan terimakasih dan memberi penghargaan kepada pada duta besar negara-negara donor yang telah membantu Aceh bangkit dari keterpurukan pasca bencana gempa dan tsunami.

"Rp 140 triliun didapat Aceh untuk rehabilitasi dan rekontruksi daerah yang hancur, dan ini dibantu oleh dunia. Ini adalah bentuk solidaritas yang luar biasa," kata Gubernur Zaini Abdullah dalam sambutan Peringatan 10 Tahun Aceh Pasca Tsunami.

Ia selanjutnya mengatakan, dukungan dari negara-negara donor telah memberi rasa optimisme dan semangat bagi masyarakat Aceh, sehingga masyarakat kini sudah bangkit meski tak bisa melupakan tragedi itu.

"Peringatan ini bukan bertujuan membuka duka dan luka, tapi menjadikan refleksi bagi kita semua tentang makna kebersamaan, persahabatan dan kekompakan," ujar Zaini Abdullah.

RI dan GAM berdamai

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, ketika bencana tsunami terjadi, solidaritas dan kesetiakawanan untuk Aceh datang dari seluruh Indonesia.

“Dari Sabang sampai Merauke, orang semua datang untuk membantu. Waktu itu Aceh daerah tertutup, tapi sejak itu Aceh dibuka seluas luasnya untuk orang yang ingin membantu, silakan datang tanpa visa,” kata Kalla.

Baik Jusuf Kalla mau pun Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengucapkan terima kasih kepada semua relawan dari berbagai negara yang membantu pembangunan kembali Aceh.

Bencana gempa dan tsunami terjadi 26 Desember 2004. Tidak sampai setahun kemudian, Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mencapai kesepakatan perdamaian, yang ditandatangani 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.

hp/ml (dpa, afp, rtr)