1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Duterte Siap Bertemu Jokowi

8 September 2016

Presiden Filipina Duterte langsung terbang ke Jakarta seusai penutupan KTT Asean di Vientane, Laos. Dalam pertemuan dengan Jokowi akan dibahas sejumlah tema yang belum dirinci.

https://p.dw.com/p/1JyCt
Rodrigo Duterte
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Marquez

Jurubicara presiden Flipina tidak merinci apa yang akan jadi tema utama pembicaraan antara Presiden Rodrigo Duterte dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta 9 September. Juga jubir Kemnetrial Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, hanya menyebut sejumlah "isu panas" akan jadi tema pembicaraan.

Indikasi menunjukkan sedikitnya ada enam tema utama yang akan dibahas dalam kunjungan kerja pertama Duterte ke Indonensia itu.. Rangkuman dari berbagai media menyangkut kemungkinan tema utama pembicaraan antara "Digong" dengan "Jokowi."

1. Sandera Abu Sayyaf

Sedikitnya ada 8 warga Indonesia yang masih disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di kawasan Mindanao di selatan Flipina. Sebelumnya Presiden Joko Widodo sudah menegaskan, keselamatan sandera adalah hal utama dan pembebasan secara diplomatis jadi opsi utama. Sementara Presiden Rodrigo Duterte saat lebih ini memilih opsi opersasi militer untuk membebaskan seluruh sandera asing dari tangan Abu Sayyaf.

2. Perang Anti Narkoba dan Mary Jane

Duterte dan Jokowi punya program yang mirip dalam pemberantasan narkoba. Kedua presiden menerapkan "cara keras" tanpa ampun untuk menggasak gembong narkoba dan menghukum mati mereka. Duterte dengan cara "tembak mati ditempat" sementara Jokowi memilih jalur hukum eksekusi hukuman mati. Duterte dan Jokowi dipastikan akan membahas tema pemberantasan narkoba secara intensif.

Tapi ada satu masalah yang mengganjal: kasus terpidana mati kasus narkoba warga Filipina Mary Jane Veloso yang "untungnya" lolos dari dua kali rangkaian eksekusi mati. Duterte sebelumnya mengatakan, ia akan mengimbau amnesti, namun tidak akan mendesak. "Saya menghargai langkah Jokowi dalam memerangi bisnis narkoba lewat jalur legal," ujar presiden Filipina yang dikecam karena gaya "extrajudicial" untuk memberantas gembong narkoba.

3.Kasus Jemaah Haji WNI berpaspor Filipina

"Isu panas" yang merebak beberapa hari belakangan adalah kasus 700 warga negara Indonesia yang pergi menunaikan ibadah haji dengan menggunakan paspor Filpina. WNI ini nekat memakai jasa calo di Flipina karena kuota haji Indonesia sudah habis dan banyak kuota haji Flipina yang tidak dipakai. Inilah yang dijadikan celah bisnis oleh biro perjalanan haji yang nakal, bekerjasama dengan mafia pemalsu paspor. Presiden Jokowi sudah meminta agar Duterte tidak menghukum WNI bersangkutan. Bahkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengisyaratkan akan memberi amnesty kepada Mary Jane jika WNI yang berhaji dengan paspor Filipina dibebaskan.

4.Kerjasama Keamanan Maritim Trilateral

Tema penting lainnya adalah kerjasama keamanan maritim khusunya di kawasan Laut Sulu yang berupa segitiga kewilayahan laut milik Indonesia, Filipina dan Malanyia. Di kawasan inilah para teroris dan bajak laut Abu Sayyaf beraksi membajak kapal dan menyandera awaknya untuk minta uang tebusan. Sedikitnya 24 pelaut WNI dan puluhan pelaut Malaysia disandera Abu Sayyaf pada tahun ini.

5.Konflik Laut Cina Selatan

Bagi Filpina tema ini amat krusial. Walau Indonesia tak punya masalah tumpang tindih klaim wilayah dengan Cina, namun diduga Indonesia akan diminta bantuannya untuk menjadi mediator konflik. Flipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei bersengketa dengan Cina soal klaim wilayah di Laut Cina Selatan. Sementara dua negara ASEAN lainnya Laos dan Kamboja justru merapat ke Beijing karena dijanjikan bantuan ekonomi dan perdagangan.

6.Kerjasama Ekonomi

Flipina mencatat laju pertumbuhan ekonomi 7 persen setahun, sementara Indonesia harus mengoreksi ke bawah konjunkturnya jadi hanya 5,1 persen. Walau potensinya tidak terlalu besar, kerjasama ekonomi kedua negara terutama di kawasan yang berbatasan akan sangat menguntungkan kedua negara.

as/yf(dari berbagai sumber)