1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kebakaran Hutan

ap/vlz29 Agustus 2016

Pekan ini #DWNesia hadir dengan tema kebakaran hutan yang kembali melanda Indonesia, tokoh perwira kharismatik di tanah air dan mencurigai benih-benih fasisme.

https://p.dw.com/p/1Jq45
Indonesien Waldbrände Smog Bevölkerung
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry

Salam #DWnesia

Masalah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia seakan tak ada habisnya. Tiap tahun di musim kemarau, masalah serupa selalu terjadi. Untuk tahun ini, polisi menetapkan 85 orang sebagai tersangka. Sebagian besar di antara mereka disebutkan media massa sebagai penduduk setempat yang membuka lahan.

Sementara itu, dalam kasus kebakaran hutan besar-besaran yang menimpa di Riau pada bulan Juli tahun lalu, 15 perusahaan diseret ke meja hijau. Namun, polisi kemudian menerbitkan penghentan penyelidikan pada Januari 2016 atau tiga bulan setelah penetapan tersangka korporasi.

Mengapa persoalan kebakaran hutan menjadi benang kusut di Indonesia, yang tiada habisnya? Bagaimana pula penyelesaiannya? Simak solusi yang ditawarkan pengamat lingkungan Agus P. Sari dalam opininya: Pendekatan Bentang Alam.

#DWNesia juga hadir dengan sebuah ulasan menarik tokoh-tokoh kontroversial di tubuh militer Indonesia. Analisa mendalam ini mungkin tak bisa ditemui dalam buku-buku sejarah. Pengamat militer Aris Santoso mengupas empat kolonel yang mungkin namanya Anda kenal, Bambang Soepeno, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Inf (Purn) Alex Evert Kawilarang dan Kol. Inf (Purn) Matrodji. Bagaimana sepak terjang perwira yang tak sempat menduduki posisi jenderal namun penting dalam dunia kemiliteran di tanah air? Simak opini bertajuk: Kolonel Legendaris TNI.

Sahabat #DWnesia, bagi Anda yang mengikuti serial opini pengamat Indonesia dari Universitas Bonn dan Köln, Jerman, Timo Duile tentang benih-benih fasisme di Indonesia, dapatkan lanjutan (bagian tiga) sekaligus penutup serial tersebut dalam edisi #DWnesia kali ini, dengan sub judul: Bela negara: Harga mati untuk apa?

Bagian satu dan dua topik tersebut dapat Anda buka di tautan ini:

Bagian 1: Memikirkan Ulang Fasisme

Bagian 2: Fasisme, Tak mampu Menerima Kebhinekaan

Demikian #DWnesia pekan ini. Anda setuju dengan opini para penulis? Selamat berdiskusi, Sahabat DW... Kami tunggu opini Anda di Facebook DW_Indonesia dan twitter @dw_indonesia. Seperti biasa, sertakan tagar #DWNesia dalam mengajukan pendapatmu. Salam #DWnesia