1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

071010 Buchmesse Rundgang

8 Oktober 2010

Bagi sebagian orang, e-book jauh lebih ramah lingkungan dibanding buku cetak konvensional. Dan e-book luar biasa praktis. Isi sebuah perpustakaan pribadi bisa dipindahkan ke alat yang beratnya hanya beberapa gram saja.

https://p.dw.com/p/PjuA
Gambar simbol buku konvensional vs e-bookFoto: DW/picture-alliance/dpa/AP

Pihak yang berseberangan pendapat, menilai e-book adalah alat baca elektronik yang dingin, tanpa hal-hal yang hanya ada saat kita membaca buku biasa. Bunyi gemerisik kertas saat membalik halaman, lipatan di ujung halaman sebagai penanda atau aroma kertas yang meruap saat halaman dibuka.

Perbedaan pendapat, atau selera, menyertai hangatnya perdebatan tentang e-book. Sejauh ini, belum pernah ada perkembangan di sektor perbukuan yang diperdebatkan sepanas topik buku elektronik.

Tapi, seberapa populer sebetulnya e-book di kalangan rakyat Jerman? Sejauh ini, hanya satu dari setiap dua orang Jerman yang tahu persis, apa e-book itu sesuangguhnya. Dan porsinya dalam total pendapatan pasar buku Jerman masih berkisar 1%. Namun pasar tetap berusaha keras untuk menarik lebih banyak pembaca e-book dengan judul-judul buku yang sekarang sudah ada.

Pendapatan dari e-book diharapkan bisa meningkat 10 kali lipat. Mimpi kosong belaka? Sejauh ini, di Jerman terdaftar sekitar 25.000 judul e-book. Sebagai perbandingan, di pasar buku Jerman terdapat 1,2 juta judul buku cetakan. Hal ini menunjukkan dengan jelas betapa hiruk pikuk di media tidak mencerminkan kenyataan di pasar buku. Bagaimanapun, seiring era digital, pameran buku Frankfurt mengibarkan isyarat elektronik yang jelas.

"E-book itu luar biasa praktis. Orang bisa saja merapikan perpustakaan, membersihkan buku-buku tua. Tapi e-book sangat praktis terutama karena selalu bisa dibawa, selalu bisa dibaca, tanpa membuat tas kita penuh oleh buku,“ dikatakan pakar pasar buku Holger Ehling, yang selama bertahun-tahun mengikuti perkembangan pasar buku elektronik.

Namun orang Jerman masih ragu-ragu menggandrungi buku digital. Apa penyebabnya? Holger Ehling juga punya jawaban yang provokatif, "Orang Jerman ragu-ragu bergaul dengan e-book, karena sebetulnya tidak ada e-book yang ditawarkan pada mereka. Baik percetakan maupun toko buku atau penawar lain yang punya kekuatan untuk menerangkan pada pembaca bahwa buku elektronik adalah hal yang bagus sekali.“

Singkat kata, iklan e-book sangat kurang. Inilah yang ingin digali dan ditunjukkan oleh pameran buku Frankfurt. Peralatan, dengannya orang bisa membaca konten digital, sebetulnya tidak kurang. Bahkan produsen seperti Smart-Phone, yang sebetulnya asing dengan sektor ini, ingin menggabungkannya dengan buku elektronik. Di beberapa ruang, lebih terlihat kesan pameran teknologi dibanding pameran buku.

Tapi yang lebih penting bagi konsumen adalah isi. Para penerbit buku menawarkan 90 ribu judul baru setiap tahunnya dalam bentuk cetakan, dan sebagian juga dalam bentuk digital. Penerbit Kiepenheuer & Witsch unggul sejak bertahun-tahun lalu. Seperempat dari seluruh judul yang mereka terbitkan juga dibuat dalam bentuk buku elektronik. Direktur Manajer Helge Malchow menilai, perkembangan yang mereka capai sudah sesuai temponya. Iapun optimis, tahun 2011 penjualan buku secara unduh di internet akan mengalami kenaikan. Selain itu juga akan munculnya beberapa alat pendukung baru. "Beberapa pekan atau bulan ke depan, akan ada alat baca baru, akan ada wadah baru dan pada akhirnya akan terlihat mana yang paling memuaskan konsumen.“ Jadi, perkembangan ebook saat ini masih wajar, kata Helge Malchow.

Meski begitu, pakar pasar buku Holger Ehling melihat satu lagi halangan di kalangan penerbit. Merkea menahan diri antara lain karena kuatir akan jaringan pembajakan, seperti halnya dalam industri musik. Sebagai pengarang, Ehling adalah pembela gigih hak cipta, tetapi ia menyarankan agar lebih tenang jika menyangkut masalah buku bajakan.

Gabriela Schaaf/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid