1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Efek Badai Matahari Tidak Sekuat Perkiraan

12 Maret 2012

Badai matahari terkuat dalam 5 tahun terakhir tidak menimbulkan efek seberat yang dicemaskan sebelumnya.

https://p.dw.com/p/14IIM
Foto: dapd

Badai radiasi bermuatan akibat letusan di permukaan matahari, yang menerpa bumi Kamis (8/3) hingga Jumat (9/3), menimbulkan efek lebih ringan dari perhitungan para pakar di jawatan nasional untuk atmosfir dan kelautan Amerika Serikat-NOAA.

NOAA mengakui salah melakukan prakiraan. Tapi disebutkan, nyaris mustahil meramalkan intensitas medan magnet di dalam badai partikel yang disemburkan matahari. 

Flash Galileo Satellit
Satelit navigasi GPSFoto: OHB-System AG

Jawatan nasional AS itu melaporkan, tidak ada gangguan berarti pada sistem komunikasi, jaringan pemasok energi listrik serta perangkat navigasi GPS. Disebutkan, hanya terjadi gangguan ringan pada jalur penerbangan yang melintasi kutub bumi. Namun sebagai tindakan antisipasi, sejumlah maskapai penerbangan telah mengalihkan rute yang melewati kutub.

Letusan kuat di permukaan matahari yang disebut "coronal mass ejection" CME terjadi hari Minggu (5/3). Badai kosmis berupa radiasi partikel bermuatan itu meluncur menuju bumi dengan kecepatan 6,4 juta kilometer per jam.

Aktifitas matahari meningkat

"Aktifitas di permukaan matahari pada tahun ini  terus menunjukkan peningkatan", kata Joseph Kunches pakar cuaca antariksa dari NOAA. Artinya, dalam beberapa hari mendatang, badai kosmis semacam itu diperhitungkan akan kembali menerpa bumi.

Planeten Sonnensystem Sonnenwind
Matahari kembali memasuki siklus aktif.Foto: AP

Peningkatan badai radiasi kuat dari matahari itu, berkaitan dengan naiknya kembali aktivitas di permukaan matahari mengikuti siklus 11 tahunan. Lembaga NASA memperhitungkan, puncak aktivitas matahari akan terjadi tahun 2013. Ditegaskan, medan magnet bumi sejauh ini masih dapat melindungi penghuninya dari efek badai matahari semacam itu.

Kekhawatiran terutama meningkat terkait semakin besarnya ketergantungan manusia pada sarana komunikasi dan navigasi modern yang juga amat tergantung pada sistem satelit di luar angkasa.

Agus Setiawan (afp,dpa)

Editor : Vidi Legowo