1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eks Pejabat Keuangan Jual Harta Benda Untuk Gabung ISIS

27 Januari 2017

Mantan pejabat Kementerian Keuangan golongan IIIC dideportasi dari Turki karena berniat masuk ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

https://p.dw.com/p/2WUeM
Bali Polizei Islamisten Terrorismus
Foto: Reuters

Mantan pegawai Kementerian Keuangan Triyono Utomo Abdul Sakti dan keluarganya ditahan di bandara Ngurah Rai, Bali, setelah dideportasi dari Turki. Pemerintah Turki menuduh Triyono, yang membawa istri dan tiga anaknya ke Turki, berniat masuk ke Suriah untuk bergabung dengan jaringan teroris ISIS.

Juru Bicara Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti mengatakan, Triyono memang pegawai keuangan yang minta berhenti awal 2016.

"Februari 2016 dia mengundurkan diri sebagai pegawai kementerian keuangan karena katanya dia ingin mengelola sebuah asrama untuk anak yatim," kata juru Nufransa.

"Setelah itu dia tidak bisa lagi dihubungi", tambahnya. Kementerian tidak akan memberikan bantuan hukum kepada mantan pegawainya itu. Ternyata, dia memboyong keluarganya ke Turki lewat Thailand.

Infografik Karte IS Terroranschläge weltweitet Englisch
Serangan teror ISIS di berbagai bagian dunia sampai 2016

Triyono Utomo Abdul Sakti yang berusia 39 tahun menyelesaikan pendidikan dengan gelar sarjana di Indonesia, kemudian melanjutkan belajar di Australia. Menurut keterangan Kementerian Keuangan, dia mendapat gelar master dari Flinders University di Adelaide tahun 2009. Pangkat terakhirnya di Kementerian Keuangan adalah pejabat golongan IIIC.

Juru bicara Kepolisian Komisaris Besar Martinus Sitompul menerangkan, Triyono menjual rumah dan harta bendanya untuk membiayai kehidupan mereka di Turki. "Mereka membiayai diri sendiri dengan menjual harta bendanya," kata Martinus Sitompul di Jakarta hari Jumat (27/1).

Martinus mengatakan, mereka berangkat ke Thailand bulan Agustus lalu kemudian ke Turki.

Dari pemeriksaan diketahui mereka berniat masuk ke Suriah melalui Turki, karena ingin hidup di negara yang berlandaskan syariat Islam. Selama beberapa minggu di Turki, belum jelas apa yang mereka lakukan di sana."Tidak punya aktivitas. Makanya oleh otoritas di sana dilakukan pemeriksaan," kata Martinus.

Otoritas Turki lalu mendeportasi mereka ke Indonesia lewat bandara Ngurah Rai, Bali. Di Bali mereka ditahan pihak imigrasi dan diserahkan ke satuan antiteror Detasemen Khusus  88.

Akhir minggu lalu, pemerintah Turki mendeportasi 17 warga Indonesia karena dicurigai ingin masuk ke Suriah lewat Turki. Ratusan warga Indonesia diduga sudah pergi ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

hp (afp, dpa,cna)