1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ekspor Jerman Ciptakan Jutaan Pekerjaan

14 Januari 2012

Meningkatnya permintaan atas produk-produk Jerman dari Cina, India dan Rusia, tetap tak mampu mengkompensasi kehilangan ekspor ke pasar Eropa. Padahal ekspor Jerman menciptakan hampir 10 juta pekerjaan.

https://p.dw.com/p/13jfb
Deretan kontainer di pelabuhan Hamburg
Deretan kontainer di pelabuhan HamburgFoto: dapd

Bahwa ekspor menciptakan lapangan kerja di Jerman, bukanlah sesuatu yang baru. Menurut perhitungan terdahulu, pekerjaan di bidang ekspor kerap ditemukan di industri seperti otomotif dan mesin Jerman, antara 490 ribu hingga 730 ribu pekerja. Namun menurut prediksi terbaru dari Prognos, total pekerja yang bekerja secara langsung di bidang ekspor mencapai 4,4 juta orang.

Hampir 5 juta bekerja secara tidak langsung bagi perdagangan luar negeri Jerman. Sebagai contoh, perusahaan teknik, keamanan atau industri kebersihan. Menurut pimpinan studi Prognos, Michael Böhmer, riset yang digelar bukan hanya mempertimbangkan proses produksi barang, namun juga layanan yang terkait. "Kalau mempertimbangkan semua dampak tidak langsung, tiba-tiba ada industri lain yang terdepan dan sangat penting bagi ekspor. Seperti bisnis layanan ataupun perdagangan grosir," jelas Böhmer.

Pasar Eropa tetap prioritas

Perusahaan-perusahaan Jerman untuk pertama kalinya pada tahun 2011 membukukan ekspor bernilai lebih dari satu triliun Euro. Angka yang bahkan tidak tercapai saat booming tahun 2008. Seperti sebelumnya, 60 persen ekspor Jerman lari ke negara-negara Uni Eropa. Juru bicara Federasi Perdagangan Luar Negeri dan Grosir di Berlin (BGA), Andre Schwarz:

"Kami mengalami pertumbuhan sedikitnya 11 persen, meski sebenarnya ada penurunan di sejumlah negara. Seperti Yunani, nilai ekspor kami turun hampir 8 persen. Di Portugal penurunannya sekitar 4 persen. Tapi itu mampu diimbangi angka pertumbuhan yang masih cukup baik di negara-negara Eropa lainnya. Meski ada langkah-langkah penghematan, investasi tetap berdatangan dan tingkat belanja konsumen tetap tinggi."

Level permintaan dari negara-negara ambang industri juga terus meningkat. Setiap 200 ribu pekerjaan di Jerman sangat tergantung dengan ekspor ke Cina dan Rusia. Namun tetap saja, level perdagangan yang terus menurun dengan negara-negara zona Euro yang terkena krisis tidak dapat terkompensasi.

Michael Böhmer menjelaskan, "Melihat levelnya, sulit untuk dikompensasi. Namun masih terlihat momentum yang cukup signifikan. Jika melihat ke tahun 2000, ekspor Jerman ke Rusia dan Cina hanya mendatangkan 50 ribu pekerjaan. Dalam sepuluh tahun, jumlahnya empat kali lipat. Kalau lajunya terus seperti ini, dalam beberapa tahun ke depan mungkin saja mencapai level yang mampu memberikan dampak."

Potensi pasar jangka panjang

Negara-negara BRIC yakni Brasil, Rusia, India dan Cina semakin memegang peranan penting bagi perdagangan luar negeri Jerman. Namun bukan hanya negara-negara ini saja yang semakin menggemari produk-produk 'Made in Germany.' Kembali Andre Schwarz, "Ada serangkaian negara lain seperti Indonesia, Bangladesh atau Arab Saudi, Kuwait, dan bahkan sejumlah negara di Afrika Barat atau Amerika Selatan yang laju pertumbuhan ekonominya cukup kuat. Dan saat perekonomian Jerman prima, tentunya bisa menjadi bisnis yang baik dalam beberapa tahun ke depan."

Baik terkena krisis utang ataupun tidak, pasar Eropa tetap menjadi pasar yang paling menarik bagi ekspor Jerman. Dan juga mendatangkan paling banyak pekerjaan. Alasannya beragam. Mulai dari besar wilayah, hingga hubungan bisnis yang terjalin serta institusi yang sudah ada selama berdekade-dekade lamanya.

Jika krisis di negara-negara zona Euro bertambah parah, tidak hanya pasar finansial yang terkena dampaknya, namun juga sektor ekonomi riil dan tenaga kerja. Studi Prognos menunjukkan ekspor ke zona Euro menciptakan 3 juta pekerjaan di Jerman.

Monika Lohmüller/Carissa Paramita

Editor: Luky Setyarini