1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Empat Tersangka Pemboman Ditangkap

5 April 2012

Kepolisian Thailand telah menangkap empat tersangka yang diduga terkait dengan rangkaian ledakan bom yang terjadi akhir pekan lalu. Demikian keterangan pejabat setempat hari Kamis (05/04).

https://p.dw.com/p/14Xyy
Bom mobil Sabtu (31/03) lalu menandai meningkatnya kekerasan di Thailand SelatanFoto: dapd

Bom mobil yang meledak di Thailand selatan pada hari Sabtu (31/03) lalu menewaskan 15 orang dan melukai seratusan lainnya, merupakan serangan teror paling mematikan yang pernah terjadi di wilayah itu selama beberapa tahun terakhir.

Tiga laki-laki muslim ditangkap pada hari Rabu (04/04) malam di sebuah rumah yang terletak di distrik Rueso, provinsi Narathiwat. Pejabat setempat mengatakan bahwa penggerebakan itu dilakukan dalam sebuah operasi yang melibatkan 50 polisi dan paramiliter.

Sebuah mobil truk hasil curian yang dipergunakan dalam serangan bom di kota Yala akhir pekan lalu, sebelumnya terlihat di depan rumah salah satu tersangka, demikian dinyatakan oleh Kolonel Satarnfa Wamasing dari kepolisian distrik Rueso. Ia mengatakan bahwa plat mobil truk itu juga dipakai di mobil curian yang dipergunakan untuk menyerang sebuah hotel di kota Hat Yai.

“Mereka masih membantah terlibat tapi kami punya bukti bahwa mereka telah mengadakan pertemuan untuk merencanakan serangan” kata Satarnfa sambil menambahkan bahwa polisi kini sedang memerika rekaman percakapan telepon yang terjadi diantara para tersangka. “Ada lebih banyak lagi orang yang terlibat, tapi saya tak bisa menyebutkan jumlahnya” kata Satarnfa.

Sembilan surat penangkapan dikeluarkan atas seorang ulama Islam yang menjadi salah satu tersangka. Tersangka keempat, yang ditangkap di rumahnya, sempat terekam kamera keamanan sedang mengendarai sepeda motor dan membawa salah satu sopir mobil yang melakukan peledakan kembar di provinsi Yala. Dalam pemeriksaan, laki-laki itu juga membantah terlibat.

Rangkaian serangan bom di Thailand selatan akhir pekan lalu menandai meningkatnya eskalasi pemberontakan yang selama ini tidak jelas tujuannya dan telah menewaskan ribuan orang sejak tahun 2004.

Hampir setiap hari terjadi serangan acak yang menggunakan senjata api maupun bom, dengan sasaran tentara maupun kelompok sipil, entah Budha atau muslim. Pemberlakuan keadaan darurat di wilayah itu makin membuat situasi memburuk karena memberikan kekebalan hukum dan mendorong puluhan ribu tentara yang ditempatkan di sana melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Andy Budiman/ afp