1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Era Muammar al-Gaddafi Berakhir

20 Oktober 2011

Bekas penguasa Libya Gaddafi tewas Kamis (20/10) di kota kelahirannya, Sirte. Warga Libya menyambutnya dengan bersorak sorai. Jalan pembentukan Libya yang demokratis terbuka bagi Dewan Transisi Nasional.

https://p.dw.com/p/12wB7
FILE- In this Sept. 8 2010 file photo, Libya's embattled Moammar Gadhafi fans his face during the Forum of Kings, Princes, Sultans, Sheikhs and Mayors of Africa in Tripoli. Rebel forces are advancing toward Gadhafi's hometown Sirte despite the extension of a deadline for the town's surrender, rebel officials said Friday, as a U.N. official warned that Libya faces critical but short-term shortages of drinking water, food and other supplies. Another rebel commander said the loyalist forces inside Sirte were divided, with one camp lead by Gadhafi's son Muatassim and the other by tribal elders. (Foto:Abdel Magid Al Fergany, file/AP/dapd)
Muammar al-GaddafiFoto: dapd

Mantan penguasa Libya, Kolonel Muammar al-Gaddafi tewas akibat luka tembak.Seluruh Libya mengelu-elukan akhir dari kekuasaan yang berlangsung hampir 42 tahun itu. Dua bulan setelah dijatuhkan, pria usia 69 tahun itu ditembak oleh milisi Libya. Demikian dikonfirmasi Menteri Pertahanan Dewan Transisi Nasional NTC, Jhalal al-Digheili dan Wakil Ketua NTC, Abdulhafis Ghoga di Benghazi. Dengan begitu, jalan untuk mempersiapkan pemilihan umum secara demokratis terbuka di Libya. Kamis (20/10) Kepala juru runding NTC, Abdullah Kenshil mengatakan kepada stasiun televisi BBC: "Dia dibunuh saat pertempuran dan ditemukan tewas di sebuah kawasan hunian, di mana pertempuran sengit terjadi. Dan tiga letnan pedampingnya juga ditemukan tewas."

Selanjutnya Kenshil mengatakan bahwa aparat militer Libya yang membunuh Gaddafi dan bukan NATO. Seorang dokter di rumah sakit Misrata yang menerima jenazah Gaddafi dari Sirte membenarkan bahwa Gaddafi tewas karena sejumlah luka tembak. Kepada stasiun televisi Al-Jazeera dikatakan bahwa sejumlah tembakan mengenai kepala Gaddafi. Sementara stasiun televisi Al-Arabiya menayangkan video yang memperlihatkan jenazah Gaddafi.

Revolutionary fighters celebrate the capture of Sirte, Libya, Thusday, Oct. 20, 2011. Officials in Libya's transitional government said Moammar Gadhafi was captured and possibly killed Thursday when revolutionary forces overwhelmed his hometown, Sirte, the last major bastion of resistance two months after the regime fell. Amid the fighting, a NATO airstrike blasted a fleeing convoy that fighters said was carrying Gadhafi. (Foto:Manu Brabo/AP/dapd)
Tentara NTC di Sirte bergembira setelah penangkapan Muammar al GaddafiFoto: dapd

Empat dasawarsa pemerintahan tangan besi

Tewasnya Muammar al-Gaddafi merupakan sebuah tahap bersejarah dalam gelombang protes di sejumlah negara Arab yang dimulai dengan penggulingan pemerintah di Tunisia sembilan bulan yang lalu. Berita mengenai kematiannya disambut dengan perasaan lega tidak hanya di Libya tetapi juga di berbagai negara di seluruh dunia. Meskipun banyak politisi menyayangkan bahwa Gaddafi tidak dapat diajukan ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.

Presiden AS Barack Obama, di Washington hari Kamis mengutarakan bahwa di depan Libya terbentang jalan yang panjang dan sulit. Selanjutnya Obama : "Empat dasawarsa rezim Gaddafi memerintah dengan tangan besi. Hak asasi manusia dilanggar, warga sipil tak berdosa ditahan, dipukul dan dibunuh. Potensi luar biasa rakyat Libya ditahan dan teror digunakan sebagai senjata politik. Hari ini kita akhirnya dapat mengatakan, rezim Gaddafi berakhir. Pemerintah baru berupaya mengamankan negeri dan salah satu diktator yang paling lama berkuasa di dunia, sudah tiada."

Libyan fighters celebrate in the streets of Sirte Libya in this image taken from TV Thursday Oct. 20, 2011. The Libyan fighters on Thursday overran the remaining positions of Moammar Gadhafi loyalists in his hometown of Sirte, ending the last major resistance by former regime supporters still holding out two months after the fall of the capital Tripoli. (Foto:APTN/AP/dapd) TV OUT
Pejuang Libya menyambut gembira berita penangkapan GaddafiFoto: dapd

Masa depan melalui kesatuan nasional dan rekonsiliasi

Sementara Sekjen PBB, Ban Ki Moon mengatakan di New York: "Kita akan melihat kegembiraan dan juga kesedihan bagi mereka yang telah begitu banyaknya berkorban. Sekarang marilah kita akui segera bahwa ini hanya merupakan akhir dari sebuah awal. Jalan ke depan bagi Libya dan warganya akan sulit dan penuh tantangan. Kini tiba waktunya bagi semua warga Libya untuk bersatu. Rakyat Libya hanya dapat merealisasikan masa depannya melalui kesatuan nasional dan rekonsiliasi."

Sedangkan dari Berlin, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengutarakan harapan bahwa tewasnya Gaddafi akan membawa awal baru yang damai dan demokratis. Westerwelle juga menjanjikan bantuan medis bagi yang cedera dalam perang dan bantuan pembangunan kembali.

Christa Saloh/dpa/rtre/afp

Editor: Marjory Linardy