1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Erdogan Tuding Jerman Tampung Teroris

4 November 2016

Presiden Turki Erdogan memenjarakan wartawan dan politisi oposisi. Ketika dikritik Kanselir Angela Merkel, ia balas mengecam Jerman sebagai negara sumber teror.

https://p.dw.com/p/2S8AR
Angela Merkel Recep Tayyip Erdogan Bildkombo
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (ki.) dan Kanselir Jerman, Angela Merkel (ka.)Foto: picture-alliance/dpa/Kappeler/DW

Situasi politik di Turki tak kunjung pulih. Presiden Recep Tayyip Erdogan memerintahkan penangkapan dua pimpinan partai oposisi terbesar ketiga di parlemen, HDP. Selahattin Demirtas dan Figen Yuksekdag diciduk oleh aparat kepolisian dengan tuduhan menyebarkan propaganda teroris.

HDP adalah partai pro Kurdi yang mencatat perolehan lima juta suara pada pemilu terakhir. Sejak beberapa bulan silam pemerintah Turki memecat sejumlah walikota HDP terpilih dan menempatkan dengan pejabat yang loyal pada Ankara, tanpa adanya pemilihan umum ulangan. Walikota Diyarbakir misalnya ditangkap pekan lalu.

Setelah menyingkirkan pendukung Fethullah Gulen dari pemerintahan, Erdogan kini membidik simpatisan Kurdi. Selain memenjarakan anggota legislatif, pemerintah juga menutup berbagai stasiun televisi, radio dan surat kabar yang berafiliasi dengan kelompok etnis minoritas tersebut. Awal pekan ini polisi menangkap 11 wartawan Cumhuriyet, koran independen terbesar Turki yang telah terbit sejak 1926.

Turkey: Car bomb explodes in major Kurdish city

Pemerintah juga memblokir akses ke berbagai situs media sosial, terutama Facebook dan Twitter.

Langkah tersebut mengundang kritik dari Eropa. Kanselir Jerman Angela Merkel menilai situasinya "sangat mengkhawatirkan," bahwa pemerintah Turki kembali membatasi kebebasan berpendapat.

Atas kritik tersebut Erdogan membalas dengan kecaman. Katanya Jerman adalah salah satu negara paling buruk di dunia karena melindungi "teroris." Sang presiden mengklaim pihaknya telah mengirimkan dokumen setebal 4.000 halaman yang berisikan daftar terduga teroris di Jerman. Tapi Berlin tidak bereaksi atas permintaan ekstradisi tersebut.

"Jerman sudah menjadi negara paling penting buat menampung teroris," tukasnya dalam sebuah pidato di Ankara. "Kami khawatir Jerman telah menjadi halaman belakang gerakan teror FETO," imbuhnya merujuk pada kelompok pendukung Fethullah Gulen.

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier menepis tudingan Erdogan. "Saya sama sekali tidak bisa memahami komentar Erdogan terkait situasi keamanan di Jerman," ujarnya. Jerman mengharapkan "hubungan yang dekat dan konstruktif. Tapi ini tidak berarti kami akan mendiamkan ancaman terhadap kebebasan pers dan kebebasan berpendapat."