1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Hadapi Ancaman Kemiskinan

Rachel Baig13 Maret 2013

Bantuan pangan dibagikan di berbagai negara, termasuk Bulgaria dan Spanyol

https://p.dw.com/p/17vya
Foto: picture-alliance/dpa

"Bahkan kelas menengah, yang hanya satu atau dua orang dalam keluarganya kehilangan pekerjaan, sekarang sudah membutuhkan bantuan kami“, kata jurubicara Palang Merah Jose Javier Sánchez Espinosa. Kini Palang Merah Internasional memberikan bantuan pangan di 20 negara akibat meluasnya kemiskinan di Eropa.

Di Spanyol, sekitar tiga juta orang bersandar pada bantuan ini. Bukan hanya bantuan pangan yang diterimanya, tapi juga tunjangan untuk pembayaran sewa rumah, air dan listrik.

Dampak sosial dari krisis ekonomi ini menguatirkan Komisi Uni Eropa. Karenanya Presiden Komisi, José Manuel Barroso ingin agar masalah ini ditemakan dalam KTT Uni Eropa mendatang. Ia merujuk pada laporan yang menyatakan bahwa ancaman kemiskinan terutama dihadapi oleh kaum muda, imigran dan orang tua tunggal.

"Ancaman perpecahan dalam masyarakat harus diatasi di setiap tingkatan. Diawali dengan penerapan upah minimum secara hukum, yang menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup seorang pekerja,“ begitu tuntutan ahli politik Christoph Butterwegge dalam wawancara dengan DW.

Kesenjangan Sosial Membesar

Sejak mulainya krisis ekonomi 2008, hampir separuh negara anggota Uni Eropa mengalami ancaman kemiskinan yang meningkat. Begitu keterangan Uni Eropa. Disebutkan, perkembangan di Bulgaria paling dramatis, 2011 setengah penduduk negara itu terancam kemiskinan dan secara sosial tersisihkan.

Spanien Armut JUNI 2012
Foto: Getty Images

Seruan Palang Merah menegaskan perbedaan regional di wilayah Eropa. Di Jerman, organisasi-organisasi bantuan tidak perlu memberikan bantuan pangan. Sebaliknya di Yunani, banyak warga yang tidak mampu lagi membayar asuransi kesehatan. Begitu menurut organisasi bantuan, Medico Internasional.

"Andaikata sebuah negara itu miskin atau tidak memiliki persediaan dana yang cukup, maka organisasi-organisasi bantuan bertugas membantu penduduk yang kesulitan itu. Ini adalah perkembangan baru di Eropa", jelas Fredrik Barkenhammar, jurubicara Palang Merah Internasional.

Di sejumlah negara Uni Eropa, Palang Merah Internasional sudah lama aktif. Di negara-negara itu, Palang Merah menjalankan program bantuan pangan yang didanai oleh sumbangan masyarakat.

"Kemiskinan sudah menggerus kalangan menengah. Ini tentunya berkaitan dengan politik yang memberikan peluang besar bagi kalangan atas, misalnya keringanan pajak", jelas Christoph Butterwegge.

Secara umum negara-negara Eropa Timur lebih terpukul oleh krisis ini, karena tabungan penduduknya lebih sedikit dan sistem jaminan sosial tidak sekuat di Eropa Barat dan Tengah.

Christoph Butterwegge
Prof. Dr. Christoph ButterweggeFoto: picture-alliance/ZB

Spanyol Korban Krisis

Di Spanyol tahun lalu, Palang Merah meminta sumbangan untuk membantu masyarakat setempat dan bukan hanya masyarakat di negara-negara berkembang. Selain itu berlangsung kampanye solidaritas.

Menggunakan motto "Sekarang Waktunya“, kampanye itu diharapkan bisa mengumpulkan 30 juta Euro dalam kurun waktu dua tahun, bagi 300.000 orang yang termiskinkan di Spanyol.

Di seluruh negeri dibentuk pos-pos yang mengumpulkan sumbangan itu. "Ini hanya setetes air pada api yang membara", keluh peneliti kemiskinan Christoph Butterwegge. "Mungkin kita bisa membatu beberapa orang, tapi ini tidak memecah persoalannya. Solusi permasalahan terdapat pada penyelenggaraan politik ekonomi, pajak dan sosial yang lain".