1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Korbankan Yunani Dalam Krisis Pengungsi

Hendra Pasuhuk10 Maret 2016

Eropa merayakan penutupan jalur Balkan buat pencari suaka. Langkah tersebut memaksa Yunani berhadapan dengan arus pengungsi sendirian. Tanpa kesepakatan dengan Turki, negara tersebut terancam krisis kemanusiaan.

https://p.dw.com/p/1IAH8
Griechenland Mazedonien Flüchtlinge bei Idomeni
Foto: Getty Images/AFP/D. Dilkoff

Di sebuah gedung balaikota di selatan Jerman, Kanselir Angela Merkel akhir pekan silam mewanti-wanti terhadap pola pikir "yang selamanya menimbang risiko, tanpa melihat peluang." Sore itu ia berbicara soal krisis pengungsi yang sedang mendekap Eropa.

Tapi peringatan Merkel menguap bak angin lalu. Karena Eropa pekan ini justru membentengi diri. Rabu (9/3) kemarin negara-negara Balkan menutup perbatasannya untuk pengungsi. Slovenia, Kroasia, Macedonia dan Serbia berbondong-bondong menutup jalur Balkan yang sejak tahun lalu dilintasi lebih dari sejuta pengungsi yang ingin ke Jerman atau Austria.

Apa yang kemudian dilakukan Eropa adalah merayakan penutupan satu-satunya jalur darat buat pengungsi itu. "Aliansi kebijaksanaan ini telah berperan besar menjaga stabilitas dan ketertiban untuk penduduk di Eropa," tukas Menteri Dalam Negeri Austria, Johanna Mikl-Leitner.

Presiden Uni Eropa, Donald Tusk bahkan "berterimakasih" kepada negara Balkan karena telah "mengimplementasikan strategi komprehensif Uni Eropa untuk menanggulangi krisis pengungsi."

Infografik Balkanroute und die Alternative Routen Englisch
Rute utama di jalur balkan yang telah ditutup dan jalur alternatif yang diambil pengungsi untuk mencapai Eropa.

Tusk tidak merinci bagaimana penutupan satu-satunya jalur aman buat pengungsi dan membiarkan Yunani berhadapan dengan tumpukan pencari suaka asal Suriah diluhat sebagai sebuah strategi. "Anda tidak menyelesaikan masalah dengan mengambil langkah unilateral," kritik Merkel terkait langkah negara-negara Balkan itu.

"Kebijakan ini memang akan mereduksi jumlah pengungsi yang masuk, tetapi juga menempatkan Yunani dalam situasi yang sulit," tuturnya kepada stasiun radio Jerman MDR.

Sejak penutupan jalur Balkan sekitar 35.000 pengungsi terjebak di Yunani. Kebanyakan ditampung di kamp Idomeni, tanpa infrastruktur yang memadai. "Kita tidak bisa beramah tamah pada 27 negara dan membiarkan satu negara yang menghadapi masalah ini sendirian," tandas Merkel lagi.

Solusinya, menurut Merkel, adalah secepat mungkin melibatkan Turki untuk mengurai arus pengungsi ke Eropa. Hal tersebut antara lain akan dibahas dalam pertemuan menteri-menteri dalam negeri Uni Eropa di Brussels, Kamis (10/3) ini.

Awal pekan kemarin Turki mengajukan serangkaian tuntutan kontroversial kepada Uni Eropa. Untuk memenuhi tuntutan Brussels agar negeri dua benua itu menampung kembali pengungsi yang diloloskan ke di Yunani, Ankara meminta dana enam miliar Euro, akses tanpa visa ke zona Schengen untuk warganya dan keanggotaan di Uni Eropa.

rzn/hp (afp,rtr,dpa, afp)