1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

080510 Sondergipfel Brüssel

8 Mei 2010

Para pemimpin negara pengguna Euro sepakat membela Euro yang mengalami kemerosotan nilai akibat krisis Yunani. Namun, di Yunani, kelegaan karenanya tidak dapat menghalau kesuraman akibat penghematan besar-besaran.

https://p.dw.com/p/NJKB
Foto: AP

Berita bahwa negara-negara di zona pengguna mata uang Euro akan segera membuka jalan bagi miliaran Euro untuk pembayaran hutang Yunani yang mendesak, hanya berpengaruh kecil di tengah syok yang masih melanda akibat kerusuhan berdarah pekan ini dan ketakutan akan datangnya badai penghematan.

Surat kabar konservatif Yunani, Eleftheros Typos edisi Sabtu ini (08/05) berkomentar, ada banyak sisi tersembunyi dari krisis saat ini yang diabaikan Yunani. Tetapi semua secara matematik menunjuk pada bencana, resesi luar biasa, kondisi terburuk yang pernah dialami Yunani. Harian pro oposisi itu juga memperingatkan adanya bahaya sangat besar bagi negara dan kesatuan bangsa.

Sementara itu, harian sayap kiri Eleftherotypia menulis, Yunani mati-matian meminta agar langkah pembangunan segera direalisasikan sehingga produksi berjalan dan mengurangi pengangguran, yang terutama memukul kaum muda.

Tapi, tak ada yang lebih lega daripada PM Yunani Giorgos Papandreou saat Sabtu pagi (08/05) melaporkan bahwa paket bantuan akan tiba dalam hitungan hari. Bagian pertama dari total bantuan 110 miliar Euro segera dikucurkan Badan Moneter Internasional IMF dan UE, seperti disepakati dalam pertemuan darurat para pemimpin negara di zona pengguna Euro semalam (07/05) di Brussel.

Papandreou mengingatkan, pada akhirnya krisis ini bukan hanya menyangkut Yunani saja. Ia mengatakan, "Kebutuhan mendesak untuk melindungi zona Euro jauh di atas masalah Yunani. Karena itu keputusan yang kami ambil menunjukkan kebulatan tekad kami untuk bekerjasama. Dan dengan begitu menjaga stabilitas mata uang bersama di Eropa, juga stabilitas Eropa sendiri.“

Pada akhirnya kelihatan bahwa paket bantuan tersebut tidak memadai utnuk melindungi Euro. Beberapa hari terakhir, bukan hanya negara pengguna Euro yang berada dalam keadaan terdesak, tapi harga indeks saham juga merosot. Dan bukan hanya di Eropa, tapi juga diseluruh dunia. Bahkan AS, jepang dan Australia mendesak Eropa untuk mengambil langkah lebih lanjut.

Ketua Dewan Eropa Herman Van Rompuy menegaskan betapa dramatis situasinya tidak lama lagi.

"Semua pemimpin negara di zona Euro sepenuhnya sadar bahwa kami menghadapi situasi serius di zona pengguna mata uang Euro. Ini menyangkut tanggungjawab dan solidaritas. Kami akan menghadapinya bersama-sama“, kata Van Rompuy.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berbicara tentang krisis sistemik Euro, PM Italia Silvio Berlusconi menyebut situasi darurat, sementara Jean-Claude Juncker, Ketua kelompok negara pengguna Euro bicara tentang 'serangan teroroganisir secara global terhadap euro'.

Pertemuan darurat di Brussel Jumat malam, mencapai titik balik dramatis dan menghasilkan keputusan lebih besar dari perkiraan semula.

Deklarasi penutup memuat tentang mekanisme stabilisasi Eropa. Rinciannya akan dibahas hari Minggu besok (09/05) oleh ke-27 Menteri Keuangan negara anggota UE, dan bukan hanya pengguna Euro.Sebuah isyarat akan seriusnya situasi yang dihadapi.

Sampai hari Minggu. Komisi Eropa akan menyampaikan usulan tentang dana darurat bagi negara lain yang mungkin mengalami kesulitan. Angkanya diperkirakan mencapai 70 miliar Euro. Berbeda dengan Yunani, dana itu akan dikelola dari masyarakat. Kami akan melindungi Euro dengan segala daya upaya, tandas Ketua Komisi Eropa José Manuel Barroso.

Presiden Perancis Sarkozy menuntut mobilisasi umum untuk menyelamatkan mata uang Euro. Kurang lebih semilitan itu juga pesan yang ia sampaikan kepada pasar.

"Hari Senin mendatang, saat pasar dibuka, Eropa siap membela Euro“, tegas Sarkozy.

Christoph Hasselbach / Renata Permadi

Editor: Ging Ginanjar