1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290911 Warschau EU-Ost-Gipfel

29 September 2011

Hari Kamis (29/09) di Warsawa, Polandia, dimulai pertemuan puncak dua hari antara pemimpin negara Uni Eropa dan negara Eropa Timur. Wakil-wakil negara Eropa Timur datang dengan membawa banyak harapan.

https://p.dw.com/p/12j54
Gambar simbol EropaFoto: Fotolia

Krisis mata uang Euro serta diskusi panas mengenai masa depan Eropa tampaknya tidak terlalu dipermasalahkan negara-negara Eropa Timur. Para pemimpin negara dan pemerintahan Eropa Timur datang menghadiri KTT Uni Eropa – Eropa Timur di Warsawa, Polandia, dengan sejumlah harapan yang tinggi, terutama Presiden Georgia Mikhail Saakashvili.

Saakashvilli mengharapkan adanya terobosan baru dalam hubungan bilateral, juga mengenai integrasi ke Uni Eropa. Dan Polandia sangat mendukung proses ini. Saakashvili yakin bahwa negaranya akan menjadi negara Eropa Timur pertama yang menjadi mitra Uni Eropa.

Peluang terjalinnya hubungan yang erat juga diharapkan Republik Maldova, negara yang akibat kebuntuan politik selama bertahun-tahun masih gagal memilih seorang presiden. Dan Negara ini, kemungkinan dalam waktu dekat kembali akan menggelar pemilu Parlemen ke-empat, dalam kurun waktu empat tahun.

Harapan tinggi juga dibawa Ukraina. Presiden Ukraina Yanukovitch menginginkan ditandatanganinya perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Ukraina mengharapkan bantuan lebih lanjut. Sebagai bagian dari zona perdagangan bebas, di masa depan negara ini merencanakan untuk meningkatkan suplai produk pertanian ke Uni Eropa.

Walaupun negosiasi dengan Uni Eropa hampir rampung, akan tetapi tampaknya Yanukovitch datang ke Warsawa tidak dengan perasaan lega, seperti dikatakan pakar politik Ukraina Vadim Karasev. Karena di Kiev dalam waktu dekat akan berakhir proses pengadilan terhadap mantan Perdana Menteri Timoshenko, yang mendapat kritik dari dunia internasional.

"Akan muncul pertanyaan mengenai proses terhadap Julia Timoshenko, juga mengenai hak-hak dasar dan kebebasan politik di Ukraina. Dan juga mengenai pemilu parlemen tahun 2012, undang-undang, yang oleh berbagai institusi Eropa, salah satunya oleh Komisi Venezia, masih dipertanyakan,“ papar  Vadim Karasev.

Pertanyaan yang lebih kritis mungkin akan diterima oleh wakil Belarusia. Sejak berbulan-bulan, Presiden Lukashenko menekan pembangkang di negaranya dengan keras. Dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap negara ini.

Tapi bagi jurnalis Irina Chalip, istri dari mantan kandidat prisiden Belarusia yang kini ditahan, Sannikov, sanksi Uni Eropa ini tidaklah cukup. Ia menuntut pengucilan terhadap Lukashenko. “Uni Eropa tidak boleh melakukan dialog dengan Lukashenko, dalam bentuk apapun. Saya pikir, bahkan Uni Eropa tidak memiliki hak moral untuk membiarkan rezim ini tetap berkuasa.“

Satu masalah lain yang cukup rumit adalah bagaimana sikap Uni Eropa terhadap dua negara tetangga yang tengah bertikai, Azerbaijan dan Armenia. Perundingan kedua negara ini untuk menyelesaikan sengketa wilayah Nagorno-Karabakh masih mengalami kebuntuan.

Azerbaijan, yang kaya dengan cadangan minyak dan gas, berharap masih mendapat bantuan Barat untuk persenjataan serta reformasi militernya.

Enam negara Eropa Timur berharap banyak kepada Eropa. Tapi negara-negara ini tidak bersedia untuk memberikan terlalu banyak. Dikatakan pakar politik Ukraina Karassyov. Dan kemajuan demokrasi yang signifikan di negara-negara ini sampai sekarang hampir tidak terlihat.

Christina Nagel/Yuniman Farid                                                                                         Editor: Andy Budiman