1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Filipina Tolak Patroli Gabungan Dengan Indonesia

29 April 2016

Filipina menolak gagasan Indonesia untuk menggelar patroli gabungan demi meredam kelompok Abu Sayyaf. Jiran di utara itu lebih suka melakukan patroli terpisah di wilayah masing-masing, tapi terkoordinasi.

https://p.dw.com/p/1If3x
Japan Philippinen gemeinsame Manöver im Südchinesischen Meer
Foto: Reuters/Maritime Staff Office of the Defense Ministry of Japan

Pemerintah Manila mengimbau Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat patroli di kawasan laut yang terimbas gelombang penculikan di selatan Filipina. Gagasan tersebut diungkapkan Kementerian Luar Negeri di Manilla menyusul maraknya penculikan dan perampokan oleh kelompok militan Islam, Abu Sayyaf.

Menteri Luar Negeri Filipina, Jose Rene Almendras mengatakan pihaknya menginginkan patroli terpisah, namun "terkoordinasi". Artinya "kami melakukan patroli sendiri dan mereka juga melakukannya di wilayah teritorialnya sendiri. Jadi tidak ada ancaman lagi terhadap kapal yang berlayar, termasuk penculikan."

Pernyataan itu sekaligus menolak ide Indonesia untuk melakukan patroli gabungan tiga negara.

Pekan lalu Indonesia mendesak Malaysia dan Filipina buat menggelar patroli gabungan. Gagasan tersebut melibatkan kapal perang tiga negara berlayar bersama tanpa mengindahkan batas wilayah teritorial.

Perwakilan ketiga negara akan bertemu di Jakarta pada Kamis (5/5) pekan depan untuk membahas kerjasama tersebut.

Maraknya serangan teroris di wilayah laut Filipina turut menganggu perdagangan batu bara antara Indonesia dan jiran di utara. Hampir 70% pasokan batu bara Filipina didapat dari Indonesia. Belum lama ini dua pelabuhan batubara di Kalimantan timur melarang semua kapal berlayar ke Filipina dan Sabah di Malaysia.

Sejak awal pekan militer Filipina membombardir kawasan yang diduga tempat persembunyian gerilayawan Abu Sayyaf di pulau Jolo. Presiden Benigno Aquino yang bakal lengser sebelumnya berjanji akan menggunakan sisa waktunya untuk melumat kelompok teror tersebut,

rzn/hp (rtr,afp)