1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Fokus Pertemuan Persemakmuran: Perubahan Iklim

28 November 2009

Para pimpinan pemerintah Persemakmuran berkumpul di Port of Spain, Trinidad dan Tobago, mengikuti pertemuan yang kali ini berfokus pada perubahan iklim.

https://p.dw.com/p/KkAT
Pertemuan Persemakmuran berlangsung tiga hari, 27 hingga 29 November 2009 di Port-of-Spain, Trinidad dan TobagoFoto: AP

Beberapa hari menjelang konferensi iklim di Kopenhagen nampaknya ada harapan disepakatinya sebuah perjanjian global baru sebagai pengganti Protokol Kyoto. Sabtu (28/11) dalam pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran yang digelar di Trinidad dan Tobago sejak Jumat (27/11) Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan, „kesuksesan pertemuan Kopenhagen sudah kelihatan“. Diantaranya, India untuk pertama kali menyatakan kesediaannya untuk menurunkan emisi karbondioksidanya, namun tidak menyebutkan berapa konkritnya.

Kemudian Ban menambahkan, „kesempatan ini harus kita gunakan sebaik mungkin“. Tawaran AS dan Cina untuk menurunkan emisinya yang disodorkan baru-baru ini mendukung optimisme Ban. Juga kesediaan Inggris dan Perancis memenuhi tuntutan negara-negara berkembang agar negara industri menyediakan dana bagi negara berkembang dalam upaya menanggulangi dampak perubahan iklim.

Pada pembukaan pertemuan Persemakmuran di Trinidad, PM Inggris Gordon Brown mengusulkan agar negara-negara industri mengumpulkan dana bagi negara-negara berkembang. Untuk awalnya sebanyak sepuluh milyar dolar AS. Inggris sendiri menyatakan akan mengucurkan dana sebanyak 1,3 milyar dolar AS dalam waktu tiga tahun ke depan.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang hadir sebagai tamu mengusulkan agar dana itu diisi setiap tahun mulai dari tahun 2010 sampai 2012 sebanyak 10 milyar dolar AS. Namun Sarkozy tidak menyebutkan kesdiaan Perancis membayar berapa.

PM Denmark Lars Loekke Rasmussen, yang juga hadir Trinidad dan Tobago sebagai tamu, menyambut baik gagasan membentuk penggalangan dana bagi negara berkembang. Di hadapan 53 kepala pemerintahan Persemakmuran yang mewakili sedikitnya dua milyar orang atau sepertiga penduduk bumi ia mengatakan, „kita hendaknya menggunakan semangat ini dan menerapkannya dalam kesepakatan baru yang ambisius di Kopenhagen nanti“.

Kantor PM India Manmohan Singh melaporkan, Manmohan Singh menyebutkan bahwa India akan menandatangani kesepakatan iklim menurunkan emisi gas rumah kaca atau membatasi kenaikan suhu. Sekaligus menuntut agar dampak perubahan iklim ditanggung bersama. India merupakan salah satu negara penyebab polusi terbesar yang hingga kini belum menetapkan target konkrit dalam upaya mencegah perubahan iklim.

Rabu lalu (25/11) presiden AS Barack Obama menyatakan, di Kopenhagen nanti AS akan menawarkan penurunan emisi karbo dioksidanya sebanyak 17 persen hingga tahun 2020 mendatang dibandingkan dengan level tahun 2005. Sementara Cina akan mengurangi emisinya dari 40 persen menjadi 45 persen hingga 2020. Namun itu tergantung pada nilai produk domestik bruto (PDB).

Dari tanggal 7 hingga 18 Desember mendatang di Kopenhagen akan ditentukan kesepakatan global baru sebagai pengganti Protokol Kyoto yang akan berakhir tahun 2012. Namun karena perundingan sebelumnya tidak menghasilkan perjanjian yang mengikat, ketika itu disepakati, pertemuan di Kopenhagen akan merundingkan perjanjian dasar secara politis. Berdasarkan keterangan pemerintah Denmark, sedikitnya 85 pimpinan pemerintah sudah menyatakan akan menghadiri pertemuan di Kopenhagen nanti.

AN/CS/afdp/afpe