1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Formula I Bahrain Digelar dengan Penjagaan Ketat

22 April 2012

Grand Prix Formula I Bahrain, Minggu (22/04) tetap digelar di bawah penjagaan ketat, menyusul protes kelompok oposisi syiah yang menyebut ajang itu sebagai "Formula Berdarah".

https://p.dw.com/p/14jE4
Demonstran membakar ban memprotes ajang Formula IFoto: Reuters

Bentrokan kecil sempat terjadi ketika sekelompok anak muda yang turun ke jalan membakar ban di sebuah wilayah yang terletak di luar ibukota Manama. Jalan-jalan menuju ke lokasi balapan Formula I dijaga ketat, dan helikopter terbang rendah di udara menjaga keamanan di arena balapan.

Dalam ajang lomba balap Formula I tersebut, juara dunia bertahan asal Jerman Sebastian Vettel menang. Kemenangan ini menjadi gelar pertama yang diraih Vettel dalam musim balapan tahun ini. Tempat kedua diraih pembalap Finlandia Kimi Raikkonen.

Sebelumnya para demonstran sempat mengancam akan menggelar long march di taman Lulu pada saat penyelenggaaraan balapan Formula I. Tempat itu merupakan lokasi terjadinya bentrokan antara polisi dengan kelompok oposisi tahun lalu yang menyebabkan Bahrain membatalkan penyelenggaraan Formula I.

Kelompok oposisi dan pembela hak asasi manusia telah menyerukan agar balap mobil formula I itu dibatalkan, sebagai bagian dari protes atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintah Bahrain. Namun putera mahkota Pangeran Salman bin Hamad menolak seruan itu sambil mengatakan bahwa pembatalan akan menguntungkan kaum ekstrimis.

Bahrain berkeras bahwa kerusuhan bisa diisolasi sambil menuding kelompok oposisi syiah berusaha memanfaatkan momentum balapan itu untuk menarik perhatian media massa. Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Minggu (22/04) Raja Hamad al-Khalifa berjanji akan melanjutkan upaya reformasi di negara kerajaan itu.

“Saya ingin memperjelas komitmen pribadi untuk melaksanakan reformasi dan rekonsiliasi di negara kami. Pintu selalu terbuka untuk dialog yang tulus diantara semua rakyat kami“ demikian pernyataan Raja Hamad.

Pengumuman ini ia sampaikan saat polisi menembakkan gas air mata dan melemparkan granat asap ke arah demonstran syiah yang membalas dengan lemparan batu dan bom molotov sambil berteriak “Turunkan Hamad“.

Dalam demonstrasi itu, para pemrotes juga menyerukan pembebasan aktivis syiah terkenal Abdulhadi al-Khawaja, yang melakukan mogok makan sejak awal Februari. Kondisi kesehatan tokoh oposisi itu dilaporkan terus memburuk dan dikhawatirkan akan mati di penjara.

Pada hari Minggu (22/04) kelompok hak asasi manusia setempat melaporkan dua lagi tokoh terkenal oposisi ditangkap, termasuk anak perempuan Khawaja yang bernama Zeinab.

Di beberapa wilayah syiah termasuk Malkiya, Karzakan, Sadad dan Damistan, para demonstran turun ke jalan sambil membawa spanduk bertuliskan "Tolak Formula Berdarah“, yang menjadi slogan kampanye “Gerakan 14 Februari“.

Pada hari Sabtu (21/04) seorang demonstran ditemukan tewas di lokasi tempat polisi dan demonstran terlibat bentrok Jumat (20/04) malam. Hingga kini belum jelas penyebab kematian laki-laki tersebut.

Tahun lalu, Grand Prix Formula I Bahrain dibatakan karena demonstrasi penolakan atas penyelenggaraan balapan itu berlangsung rusuh dan menewaskan 35 orang. Ketegangan politik di Bahrain meningkat seiring tuntutan kelompok syiah kepada keluarga sunni yang berkuasa di negara itu agar memulihkan hak politik mereka.

ab/ rtr