1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Forum Ekonomi Dunia Davos: Tidak Lagi Seperti Biasanya

30 Januari 2010

Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos bankir menunjukkan misi jelas: melakukan perlawanan terhadap larangan yang terlalu banyak. Namun, politisi papan atas Eropa dan AS tidak lagi berminat pada slogan "business as usual".

https://p.dw.com/p/LnmP
Foto: AP

Pihak tertentu melihat Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss sebagai klub perdebatan dunia yang paling mahal. Segudang kata-kata tapi tidak ada hasilnya. Demikian biasanya terjadi pada forum yang digelar di lokasi wisata untuk olahraga ski. Tetapi bila seseorang adalah bankir dan tahun ini pergi ke Davos, ia punya satu misi yang jelas, yaitu melakukan perlawanan terhadap peraturan bagi bank-bank yang kini dinilai terlalu banyak. Di hampir semua forum yang dihadiri oleh seorang bankir, tema tersebut dikemukakan. Dan bunyinya selalu sama: "Kami pikir tidaklah bijaksana untuk selalu datang dengan gagasan regulisasi yang baru, pajak baru dan usulan baru", demikian misalnya yang diutarakan direktur utama Deutsche Bank Joseph Ackermann. Menurutnya, regulisasi tidak lagi membawa jaminan keamanan, bahkan menguranginya serta menghambat stabilisasi di sektor keuangan.

Ucapan Ackermann itu ditujukan kepada seseorang yang tidak perlu datang ke Davos untuk mendominasi forum itu, yaitu Presiden AS Barack Obama. Sepekan yang lalu, sebagai pemimpin pemerintah yang pertama, Obama memberanikan diri mengajukan sebuah konsep radikal bagi regulisasi dunia keuangan. Obama ingin memecahkan bank-bank raksasa dan melarang mereka melakukan bisnis super menguntungkan tanpa pengawasan. Kali ini para bankir cemas bahwa pernyataan Obama itu akan disusul dengan Undang-Undang.

Schweiz Davos Weltwirtschaftsforum Josef Ackermann
J. Ackermann, direktur utama Deutsche BankFoto: AP

Melobi di lobi-lobi hotel

Karena itu, para bankir berupaya di Davos untuk menghindari yang menurut pandangan mereka adalah yang terburuk. Di lobi-lobi hotel para bankir melakukan berbagai pembicaraan dengan para politisi ekonomi dan keuangan. Untuk menghindari ancaman penciutan ruang gerak, bankir tertentu bahkan bersedia melakukan kompromi yang tidak sesuai dengan kebiasaan mereka: "Bank-bank dan politisi, kami kini sepakat bahwa kami harus aktif dalam pembentukan sebuah dana jaminan keamanan bagi bank-bank pada tatanan nasional atau Eropa", ujar Ackermann. Dikatakan bahwa bahkan ada kesediaan untuk berbicara mengenai tema emosional menyangkut pembayaran bagi manager. "Struktur gaji sudah kami ubah, tapi jumlah maksimalnya belum - kami akan mengupayakan hal itu dan mengajukan saran." Demikian Ackermann.

Joseph Ackermann juga menunjukkan bahwa belum ada kesepakatan di antara bankir. Hal ini juga terlihat jelas di Davos. Sebuah bank invesmen besar Amerika Serikat mengerahkan semua sarana untuk mencegah pembatasan selanjutnya dalam ruang gerak mereka. Sedangkan bank-bank Eropa tertentu sudah sejak lama tidak lagi melakukan perlawanan.

Peraturan Internasional atau jalan sendiri-sendiri

Haruskah ada peraturan bagi bank-bank yang berlaku di seluruh dunia? Ataukah cukup bila setiap negara menerapkan aturannya sendiri? Hal ini juga selalu diperdebatkan di Davos. Penerima hadiah Nobel bidang ekonomi, Josef Stiegliz mengutarakan pandangan yang jelas, yaitu: Orang dapat mengatakan bahwa sebuah kesepakatan global memang lebih baik, tetapi "Kekhawatiran saya adalah, orang Amerika mengatakan bahwa orang Eropa yang harus mengawalinya dan Eropa mengatakan, Amerika yang harus mulai." Bankir senang situasi semacam itu, kata Stieglitz. Karena mereka tahu, orang tidak akan mencapai kesepakatan dan tidak akan ada regulisasi. "Karena itu kita harus mulai dari tahap nasional. Setiap negara bertanggung jawab untuk melindungi warga dan perekonomiannya."

Sarkozy Rede in Davos beim Weltwirtschaftsgipfel
Presiden Perancis Nicolas SarkozyFoto: AP

Sarkozy: Kapitalisme finansial adalah abnormalitas

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengatakan di Davos bahwa permasalahannya melewati dari hanya isu mengenai perbankan, yaitu tentang bagaimana kegiatan perekonomian dilaksanakan secara umum. Ia menuntut agar moral kembali diterapkan dalam sistem perekonomian. "Yang menjadi fokus bukan bagaimana kita menghapuskan kapitalisme, melainkan kita harus memutuskan, kapitalisme mana yang kita inginkan." Saat ini dunia mengalami pergeseran nilai kapitalisme, ujar Sarkozy. "Kapitalisme didasari pada nilai-nilai. Kapitalisme finansial adalah abnormalitas yang menginjak-injak nilai kapitalisme."

Para bankir papan atas tentu tidak begitu suka mendengar kata-kata itu. Penerima hadiah Nobel Stieglitz mengatakan, meski banyak segi negatifnya, krisis finansial saat ini dan tamparan yang diberikan kepada bankir membawa efek yang positif: "Kebanyakan mahasiswa-mahasiswa saya tetap terjun ke dunia ekonomi finansial - tak seorang pun yang tertarik pada bidang lain. Segi positifnya dari krisis finansial ini adalah: masalah ini setidaknya telah kita diperdebatkan."

Terlepas dari pandangan para politisi atau pun mahasiswa, pada tahun kedua setelah pecahnya krisis keuangan global warga tidak mau lagi menerima slogan "business as usual". Sikap penolakan ini juga dirasakan oleh para bankir yang hadir dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Manfred Götzke/Christa Saloh

Editor: Rizki Nugraha