1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gaddafi Diduga Kabur ke Niger atau Burkina Fasso

6 September 2011

Di mana Muammar al Gaddafi? Itu pertanyaan yang dilontarkan, setelah kelompok pemberontak berhasil menguasai ibukota Tripoli dan diperhitungkan dalam waktu dekat kota Bani Walid, kubu terakhir para pendukung Gaddafi.

https://p.dw.com/p/12Tlr
Muammar al-GaddafiFoto: dapd

Sebuah konvoi lebih dari 200 kendaraan sipil dan militer dari Libya dilaporkan melaju dari kota Agadez menuju Niamey, ibukota Niger di Afrika barat. Desas-desus menyebutkan, dalam rombongan itu juga terdapat mantan pimpinan Libya, Muammar al Gaddafi, dan anak lelakinya Saif al Islam. Saksi mata melaporkan, melihat sejumlah perwakilan tetua suku Tuareg duduk di dalam mobil. Selama masa kekuasaan Gaddafi, etnis pengembara Tuareg mendapat sejumlah hak istimewa.

Muncul spekulasi, apakah Muammar al Gaddafi dan anak lelaki tertuanya, Saif al Islam, hanya melintasi Niger dengan tujuan utama negara di Afrika barat, Burkina Fasso, yang sebelumnya menawarkan suaka kepada Gaddafi dan keluarganya attau justru Niger tujuan utamanya? Sebab sejak akhir pekan lalu, dilaporkan orang-orang kepercayaan Gaddafi sudah ditempatkan di Niger.

Bürgerkrieg in Libyen Erfolg der Rebellen
Juru bicara rezim Gaddafi, Mussa IbrahimFoto: dapd

Dibantah Kabur

Juru bicara rezim Gaddafi, Mussa Ibrahim, dengan cepat membantah desas-desus mengenai kaburnya Gaddafi dari Libya. Lewat televisi Suriah “Arrai TV“, Mussa Ibrahim mengatakan, Gaddafi dan anak lelakinya Saif al Islam masih tetap berada di Libya dan terus berpindah tempat. Ibrahim mengatakan, "Kolonel Gaddafi tetap sehat dan bersemangat. Ia berada di tempat yang aman di Libya. Ia aman dari kejaran pemberontak. Mereka tidak akan dapat menemukannnya."

Mussa Ibrahim mengatakan lebih lanjut, pihaknya akan terus bertempur dan melakukan perlawanan, bagi warga Libya dan warga Arab. Ibrahim juga memuji anak-anak lelaki Gaddafi, yang memainkan peranan membela Libya dan mengorbankan diri bagi negaranya, tanpa menyebutkan secara konkrit anak yang mana.

Sementara itu, Kementrian Luar Negeri Niger juga menepis spekulasi keikutseraan Gaddafi dalam konvoi menuju Niger. Menteri Luar Negeri Niger Mohamed Bazoum mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa berita itu tidak benar. Mohamed Bazoum tapi mengakui bahwa beberapa tokoh penting Libya tiba di Niger.   

Bani Walid Secepatnya Diduduki

Pemerintahan transisi Libya memperkirakan, juru bicara rezim Gaddafi, Ibrahim, masih berada di kota Bani Walid, yang sejak beberapa hari dikepung pasukan pemberontak. Diperhitungkan, hari Selasa (06/09) ini, kota Bani Walid akan dapat dikuasai oleh pemberontak tanpa pertumpahan darah.

Stasiun televisi Al Jazeera, mengutip keterangan perwakilan pemberontak, melaporkan, perundingan lanjutan dengan para pendukung setia Gaddafi di Bani Walid berhasil mencapai kesepakatan damai. Juru runding pemberontak Abdullah Kanshil menuturkan, "Kami tidak menghendaki kerusakan. Bani Walid seperti keluarga. Sejumlah pejuang berasal dari sana. Jika mereka membunuh seseorang, itu tidak bagus.” 

Libyen Rebellen in Bani Walid
Pasukan pemberontak dalam perjalanan mendekati kota Bani Walid, Senin (05/09)Foto: dapd

Setelah jatuhnya Bani Walid, kini tinggal Sirte dan Sabha dua kota terakhir yang masih dikuasai pendukung Gaddafi. Diharapkan dalam waktu dekat, Sirte juga akan dapat dikuasai Dewan Transisi.

Di ibukota Tripoli, warga sudah tidak peduli lagi, di mana Gaddafi dan keluarganya bersembunyi. Dewan Transisi Nasional kini merancang masa depan baru sebuah Libya tanpa Gaddafi. Dalam waktu 18 bulan di Libya akan digelar pemilihan umum bebas dengan dukungan PBB.

Agus Setiawan/ap/rtr/dpa/afp/dapd/dw

Editor: Vidi Legowo