1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata di Timur Ukraine

6 Februari 2015

Pemerintah di Kiev dan separatis pro-Rusia sepakati gencatan senjata selama 7 jam di kota Debaltseve di timur Ukraina. Tujuannya untuk evakuasi warga sipil dari kawasan pertempuran.

https://p.dw.com/p/1EWR5
Foto: Reuters/M. Shemetov

Saat Jerman dan Perancis usahakan solusi damai konflik Ukraina, dari kota Debaltseve di timur Ukraina muncul setitik harapan. Pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia menyepakati gencatan senjata kemanusiaan selama 7 jam hari Jumat (06/02/15) untuk evakuasi warga sipil.

Debaltseve adalah kota strategis penting pertemuan jalur kereta yang menghubungkan dua kota kubu pemberontak Lugansk dan Donetsk. Sejak beberapa hari terakhir milisi separatis pro-Rusia terus menggempur kota itu dengan tembakan artileri berat. Sementara pasukan pemerintah Ukraina juga tetap bertahan di sisi lain. Akibat pertempuran itu puluhan warga sipil dilaporkan tewas.

Saksi mata melaporkan konvoi sedikitnya 30 bus kosong dikawall pengamat OSCE telah dikirim ke Debaltseve untuk mengungsikan penduduk sipil yang terkepung di front pertempuran ke lokasi yang lebih aman. Kantor Berita Reuters juga melaporkan puluhan bus lainnya dikawal tentara Ukraina juga telah diberangkatkan dari timur kota tersebut. Lebih 5000 warga terbunuh dalam konflik berkepanjangan antara pemerintah di Kiev yang pro-Barat dan separatis di Krimea yang pro-Rusia.

Solusi Diplomatis

Sementara itu upaya untuk menghentikan perang saudara di Ukraina yang digagas Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande dilanjutkan dengan pembicaraan di Moskow (06/02/15). Dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menjadi dalang di belakang konflik Ukraina, diagendakan pendekatan untuk kesepakatan sebuah proposal baru solusi damai. Rincian isi proposal itu tetap dirahasiakan.

Sebelumnya Merkel dan Hollande menggelar pertemuan dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Kiev Kamis (05/02/15). Kiev tetap mendesak mitranya di Eropa dan Amerika Serikat untuk mengirim lebih banyak senjata.

Sebelumnya Porosehenko bertemu Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dalam pertemuan itu, Kerry menjanjikan bantuan humaniter senilai 16 juta US Dollar kepada Ukraina. Dalam konferensi pers, Kerry menegaskan bahwa Presiden Obama sedang mengkaji semua opis. "Tapi Washington tetap mengutamakan solusi diplomatik."

Menanggapi eskalasi konflik di Ukraina dan perbatasan Rusia itu, NATO mengumumkan, Kamis (05/02/15) akan meningkatkan jumlah pasukan reaksi cepatnya di kawasan perbatasan ke Rusia menjadi 5000 serdadu. Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, jumlah pasukan cadangan siaga juga akan ditingkatkan hingga 30.000 serdadu. NATO berulangkali menuduh Rusia terus menyuplai senjata kepada separatis. sementara Moskow terus membantah.

as/yf(rtr,afp,ap,dpa)