1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata Gaza Masih Ditaati

Torsten Teichmann22 November 2012

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata, delapan hari setelah konflik berdarah. Hingga saat ini tampaknya perjanjian itu ditaati oleh kedua pihak dan warga di Jalur Gaza merasa lega.

https://p.dw.com/p/16nu3
Palestinians celebrate the cease fire agreement between Israel and Hamas in the Jebaliya refugee camp, in Gaza Strip, Wednesday, Nov. 21, 2012. Israel and the Hamas militant group agreed to a cease-fire Wednesday to end eight days of the fiercest fighting in nearly four years, promising to halt attacks on each other and ease an Israeli blockade constricting the Gaza Strip. (Foto:Hatem Moussa/AP/dapd)
Warga Palestina menyambut gencatan senjata antara Israel dan HamasFoto: AP

Jalan-jalan di Jalur Gaza dipenuhi warga usai pengumuman gencatan senjata. Lalu lintas kembali berfungsi, mobil-mobil dan orang-orang kembali berkumpul di persimpangan jalan. Seorang Palestina melaporkan bahwa ribuan tembakan dilepaskan ke udara. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanjahu menerangkan di Yerusalem, Israel telah menyetujui gencatan senjata dan telah melakukan pembicaraan telepon dengan Washington: "Dalam pembicaraan saya dengan Presiden Obama, kami sependapat bahwa gencatan senjata harus dimungkinkan untuk menenangkan situasi. Supaya warga Israel dapat kembali pada kegiatan rutinnya. Meskipun demikian, tentu Israel tidak hanya sabar dan berpangku tangan, jika musuh kami terus melengkapi dirinya dengan persenjataan teror."

Gencatan senjata sebagai awal perundingan

Gencatan senjata adalah kesepakatan, namun belum merupakan perjanjian. Ini hanya sebuah janji untuk tidak menggunakan senjata pada jam-jam mendatang. Bila kedua pihak menaatinya, perundingan mengenai tuntutan Hamas dan Israel dapat dimulai pada 24 jam ke depan. Israel misalnya menuntut diakhirinya serangan dari Gaza, dan juga kemungkinan kontrol di wilayah Palestina. Sedangkan Hamas menuntut, Israel dan Mesir menghapuskan blokade Jalur Gaza, pembebasan lalu lintas manusia dan barang. Sebagai reaksi pertama, warga Palestina di Gaza menyatakan, mereka terutama tertarik pada perspektif jangka panjang. Hussam Abed mengemukakan: "Kami inigin gencatan senjata yang berlangsung lama. Kami perlu jaminan dari semua pihak. Kami tidak menginginkan ketenangan sementara dan setelah sebulan semuanya berkembang menjadi lebih buruk dari sebelumnya." Sementara Saed Hashem mengatakan: "Kami tidak takut terhadap militer Israel, tetapi kami ingin gencatan senjata untuk anak-anak kami yang terbunuh dan terusirkan. Hanya demi kepentingan anak-anak kami."

Palestinians celebrate the beginning of the truce with Israel in Rafah town in the southern Gaza Strip on November 21, 2012. Palestinians in Gaza took to the streets to celebrate the start of a truce deal with Israel that was announced in Egypt on the eighth day of violence in and around Gaza. AFP PHOTO/SAID KHATIB (Photo credit should read SAID KHATIB/AFP/Getty Images)
Kegembiraan di Rafah menyambut gencatan senjataFoto: SAID KHATIB/AFP/Getty Images

Gencatan senjata ini hanya merupakan sebuah awal. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton berangkat ke Mesir, Kairo untuk ikut ambil bagian dalam mediasi di Mesir. Dikatakan, bahwa Clinton termasuk pihak yang membantu menggolkan gencatan senjata yang awalnya tampak tidak mungkin akibat serangan teror terhadap sebuah bus di Tel Aviv. Ledakan di bus itu mengakibatkan banyak korban cedera. Dan sesudahnya, angkatan udara Israel kembali menyerang Gaza. Saat itu situasi dibayangi ancaman kemungkinan invasi pasukan darat Israel.

Adu klaim

Namun sejak diumumkan gencatan senjata Rabu malam (21/11) situasi menjadi tenang. Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak juga tidak melihat adanya alasan untuk melancarkan pertempuran: "Target sudah tercapai sepenuhnya, Hamas dan Jihad Islam mengalami hantaman yang menyakitkan. Pemimpin militer Hamas, Jhabari dan banyak teroris lainnya, komandan tinggi dan aktivis terbunuh. Secara keseluruhan lebih dari 130 korban tewas dan lebih dari 900 korban cedera."

Palestinians celebrate what they say is a victory over Israel after an eight-day conflict in Gaza City November 21, 2012. Israel and the Islamist Hamas movement ruling the Gaza Strip agreed on Wednesday to an Egyptian-sponsored ceasefire to halt an eight-day conflict that killed 162 Palestinians and five Israelis. REUTERS/Ahmed Zakot (GAZA - Tags: CONFLICT POLITICS)
Warga Palestina bergembira atas klaim telah mengalahkan israel.Foto: Reuters

Mungkin Menhan Israel sesudahnya baru sadar bahwa ia telah menggunakan angka kematian dan cedera warga Palestina untuk membangga-banggakan diri. Pemimpin polit biro Hamas, Khaled Mashaal juga ingin mengklaim kemenangannya dalam konflik berdarah ini. Di Kairo ia mengatakan, Israel telah menelan kekalahan.