1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Generasi Muda dalam Pemilu

Ayu Purwaningsih25 Desember 2013

Dari sekitar 190 juta warga yang memiliki hak pilih dalam pemilu, 7,4 persen di antaranya atau sekitar 14 juta orang, adalah generasi muda yang akan memakai hak pilih untuk pertama kalinya. Jumlah yang cukup besar.

https://p.dw.com/p/1AMM7
Foto: www.ayovote.com

Dari sekitar 190 juta warga yang memiliki hak pilih dalam pemilu, 7,4 persen di antaranya atau sekitar 14 juta orang, adalah generasi muda yang akan memakai hak pilih untuk pertama kalinya. Sebuah jumlah yang cukup besar.

Berbagai kalangan mengungkapkan kekhawatiran, bahwa mereka akan bersikap apolitis atau tergilincir pada politik uang. Bermula dari keprihatinan itu, seorang ahli strategi marketing digital, Pingkan Irwin membangun website: www.AyoVote.com lengkap dengan layanan jejaring sosial. Tujuannya membangkitkan minat anak-anak muda untuk peduli dengan perkembangan politik, termasuk dalam bentuk partisipasi pemilu. Kepada DW ia menceritakan apa saja yang sudah dilakukan bersama timnya:

DW: Bagaimana awal mulanya Anda mewujudkan ide Ayo Vote ini?

Pingkan Irwin: Ide awal untuk membuat website Ayo Vote dimulai dari 2012 setelah Pilgub Jakarta. Dari situ kita sadar masih banyak anak muda Indonesia yang peduli dan semangat untuk berpartisipasi dalam Pemilu, tapi selama ini masih belum ada media yang bisa memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, kita mulai membangun AyoVote.com, di mana informasi yang terdapat di dalamnya lebih fokus kepada pengetahuan mendasar untuk membekali para pemilih muda agar mereka bisa menggunakan hak suara secara bertanggung jawab. Selama menyiapkan website tersebut, kita sadar bahwa kita perlu melakukan proyek ini dalam skala lebih besar. Oleh karena itu, saya dan Abdul Qowi Bastian, memutuskan untuk membuat Ayo Vote menjadi sebuah gerakan pendidikan pemilih yang ditujukan kepada generasi digital.

Pingkan Irwin
Pingkan Irwin

Kenapa generasi muda penting?

Diperkirakan bahwa dalam setiap Pemilu, 30% dari total jumlah pemilih adalah pemilih muda (usia 17-30 tahun). Demografi ini tentunya sangat signifikan dan partisipasi mereka akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.Karena jumlah mereka yang sangat signifikan, mereka harus menjadi pemilih yang bertanggung jawab dan dapat menentukan pilihan atas dasar yang kuat. Semua ini demi tercapainya pemilu yang berkualitas dan memastikan calon yang terkuatlah yang akan akhirnya terpilih.

Apakah Anda melihat ada sikap enggan dari generasi muda untuk aktif dalam pemilu sebelumnya?

Ya, tingkat apatis generasi muda Indonesia memang tinggi. Respon yang biasanya kita dapat ketika kita bertanya kenapa mereka enggan untuk memilih:

AyoVote Konferenz
Seminar yang diadakan Ayo VoteFoto: Pingkan Irwin

- Siapa pun yang menang, Indonesia akan begini-begini aja, gak akan mengubah apa-apa.

- Gak kenal juga siapa aja calonnya.

- Semua politisi itu korup.

- Gak tahu apa perbedaan antara partai politik peserta pemilu.

- Kayaknya prosesnya ribet deh.

Itu adalah 5 hal utama yang kami coba atasi dengan adanya Ayo Vote. Pendekatan kami difokuskan ke 5 masalah persepsi di atas dengan cara men-simplify semua informasi mendasar tentang Pemilu. We keep it simple. Fokus kita memang tidak hanya tentang politik, tapi juga tentang hal-hal positif tentang Indonesia yang patut diperjuangkan dan mengapa partisipasi para anak muda sangat penting dalam menentukan arah negara.

Anda sendiri punya latar belakang di bidang politik?

Sebenarnya kalau tanya teman-teman saya, I would be the last person they'd think to do this type of project. Latar belakang saya selama ini adalah marketing, media dan komunikasi. Tapi justru karena itu, saya merasa bahwa saya bisa memberikan nilai tambah dan memberikan perspektif baru bagi dunia politik. Apalagi dengan bantuan teman-teman lain di team Ayo Vote yang sangat melek politik, justru kita bisa saling melengkapi dalam mengemas ulang pesan-pesan yang mungkin selama ini terkesan boring, terlalu rumit atau jauh dari kehidupan kita sehari-hari.

Bagaimana pendanaannya?

Untuk saat ini sponsorship yang masuk ke Ayo Vote masih per proyek, contohnya saja kita pernah bekerja sama dengan Transparency International Indonesia, Majalah 2014, dan KPU DKI Jakarta.

Apakah ada partai-partai politik yang coba mendekati Anda setelah Anda membangun platform ini?

Ada beberapa partai politik yang sangat semangat untuk berpartisipasi dalam kegiatan Ayo Vote, dan kami sangat terbuka untuk mengakomodasi semua partai politik, idealnya. Dan jumlah caleg yang tertarik untuk membuat acara dengan Ayo Vote juga jumlahnya tidak sedikit. Pada dasarnya Ayo Vote adalah sebuah open platform untuk menjadi jembatan antara para pemilih muda dan partai politik ini, maka dari itu kita selalu mencoba untuk mengakomodasi tanpa mengurangi integritas konten dan tetap memegang teguh netralitas program kami.

Lanjutan wawancara dapat Anda simak di bagian kedua. Pingkan Irwin menceritakan bagaimana kesibukannya menjelang pemilu.

------------------------

Hampir setiap akhir pekan dihabiskan Pingkan Irwin, sang inisiator Ayo Vote.--kegiatan yang mendorong minta anak muda agar melek politik-- bertemu banyak orang dan bekerja. Tapi bukan untuk sekedar nongkrong,shopping atau cuci mata di pusat keramaian, melainkan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan sadar politik bagi generasi muda. Kita lanjutkan percakapannya:

AyoVote Konferenz
Bentuk kegiatan macam-macam, termasuk games atau permainanFoto: Pingkan Irwin

DW: Mendekati pemilu 2014, selain lewat platform internet, apa lagi yang Anda dan kawan-kawan lakukan untuk membangkitkan minat politik generasi muda?

Pingkan Irwin: Saat ini kita sedang gencar untuk melakukan kunjungan ke kampus dan sekolah-sekolah, karena mereka adalah target program kami. Selain itu kita juga ada acara bulanan di mall-mall, namanya "NgomPol" (Ngomongin Politik). Acara tersebut adalah hasil kolaborasi Ayo Vote dengan Provocative Proactive yang memang sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengemas konten politik menjadi lebih menarik dan lebih dekat ke anak muda.

Apa kendala yang dihadapi?

Selain pendanaan tentunya, problem utama yang kita hadapi adalah mengubah persepsi tentang politik Indonesia yang dinilai sangat kotor. Tujuan Ayo Vote sendiri itu ada 2:

1. Meningkatkan partisipasi dalam Pemilu

2. Menjadikan pemuda Indonesia, pemilih yang bertanggung jawab.

Untuk mengangkat mereka ke tatanan pertama saja sudah sangat sulit karena tingkat apatis yang tinggi, perlu pendekatan yang berbeda untuk meyankinkan mereka bahwa partisipasi mereka justru sangat penting untuk memutus siklus buruk yang terjadi dalam kepemerintahan Indonesia saat ini.

Ketika kita berhasil mengubah persepsi bahwa suara mereka tidak berpengaruh, kita baru bisa masuk ke tahap kedua di mana mereka harus tahu betul siapa yang akan mereka pilih dan kenapa.

Kenapa menurut Anda generasi muda Indonesia banyak yang menjadi apolitis ?

Sayangnya karena korupsi sudah menjadi bagian dalam budaya Indonesia saat ini; seakan-akan kita harus menerima bahwa korupsi memang sudah menjadi bagian dari proses. Pemberitaan di media rasanya seperti tidak berhenti dari satu kasus ke kasus yang lain, sampai terkadang kita lupa tentang kasus-kasus sebelumnya atau malah sering tertukar siapa saja orang yang terlibat dalam suatu kasus karena sudah terlalu banyak.

AyoVote Konferenz
Obrolan politik: Dari anak muda untuk anak muda.Foto: Pingkan Irwin

Karena kita sudah dibombardir dengan pemberitaan negatif ini, kita merasa bahwa semua orang dalam dunia politik itu kotor. Tapi bukan begitu kenyataannya, masih banyak orang-orang yang sangat pintar dan kompeten yang bekerja dalam pemerintahan. Oleh karena itu, kami juga ingin menyorot para individu yang menurut kami adalah sosok-sosok pemimpin yang bekerja melayani rakyatnya sepenuh hati untuk memperbaiki keadaan.

Bagaimana antusiasme generasi muda terhadap Ayo Vote?

Sejauh ini sangat membesarkan hati karena banyak di antara mereka yang sangat semangat dan jumlah relawan Ayo Vote juga sudah cukup banyak. Rata-rata mereka antusias dengan video yang kita produksi atau ketika tim kita datang ke kampus mereka untuk melakukan workshop. Karena mereka sebenarnya ingin cari tahu lebih banyak informasi seputar pemilu, hanya saja selama ini informasinya masih terpencar. Maka ketika kita berikan panduan step-by-step dan mereka sadar betapa mudahnya, contohnya cek apakah nama mereka sudah terdaftar dalam DPT atau tidak, mereka kemudian tertarik untuk cari informasi lebih lanjut melalui Ayo Vote.

Anda sendiri masih aktif bekerja sebagai digital media strategist di perusahaan tempat Anda bekerja. Bagaimana mengatur waktu antara kerja dan berkegiatan di AyoVote?

Semenjak program Ayo Vote diluncurkan, weekend pun akhirnya digunakan untuk bekerja. Selain penyelenggaraan event, pekerjaan kantor pun juga harus dicicil hari Sabtu dan Minggu. Tapi sejauh ini masih manageable dan kita selalu melakukan proyek sesuai dengan kemampuan kita untuk memastikan kita dapat mencapai hasil maksimal.

AyoVote Konferenz
Seminar Ayo VoteFoto: Pingkan Irwin

Bagaimana agar anak muda tak salah memilih atau tak dimanfaatkan partai-partai tertentu?

Harus mulai cari informasi sedini mungkin. Sekarang sudah tidak ada alasan lagi, karena banyak sekali informasi yang tersedia online. Jangan sampai anak muda membiarkan orang lain menentukan pilihan mereka, karena nantinya mereka sendiri yang merasa dirugikan dan menyesal di kemudian hari kalau kandidat yang terpilih tidak sesuai dengan harapan mereka.

Pastikan orang/partai yang dipilih memang sudah sejalan dengan apa yang mereka inginkan, memperjuangkan isu-isu yang dekat dengan si pemilih itu masing-masing dan memiliki latar belakang serta pengalaman yang memadai untuk posisi yang akan mereka jabat nanti.

Jangan sampai anak muda memilih orang/partai tanpa mengetahui informasi dengan jelas, hanya berdasarkan kenal dari iklan dan baliho yang pernah dilihat. Anak muda harus benar-benar tahu apakah para kandidat ini kompeten atau tidak. Karena itu adalah satu-satunya cara untuk memastikan hanya orang-orang terbaik lah yang akan menjadi wakil mereka selama 5 tahun ke depan nanti.