1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Golkar Siap Tinggalkan Prabowo?

16 Juli 2014

Joko Widodo yang diunggulkan jajak pendapat akan menjadi presiden Indonesi berikutnya, kemungkinan akan menemukan "sahabat baru" di parlemen, seiring munculnya dukungan dari sejumlah tokoh Golkar.

https://p.dw.com/p/1Cdmm
Foto: picture-alliance/dpa

Sekitar 10 pejabat tinggi partai Golkar menyatakan dalam konferensi pers Selasa bahwa mereka harus menghentikan dukungan kepada saingan Jokowi, bekas jenderal Prabowo Subianto, dan mendukung Joko Widodo jika gubernur Jakarta itu kelak dinyatakan secara sah sebagai pemenang pemilu.

Pembelotan para anggota Golkar akan menjadi titik penting bagi Jokowi karena akan memberi dia kekuatan mayoritas di parlemen. Tanpa Golkar, jumlah kursi partai pendukung Jokowi hanya kurang dari 40 persen.

Hasil penghitungan cepat berbagai lembaga kredibel yang terbukti akurat dalam pemilu-pemilu sebelumnya, menempatkan Jokowi memimpin dengan selisih suara sekitar lima persen. Tapi Prabowo, menolak perkiraan hitung cepat itu, dan merujuk kepada hasil quick count lainnya dari lembaga yang kurang dikenal masyarakat yang menyatakan dirinya sebagai pemenang pemilu. (Baca: Kedua Kubu Klaim Menang)

Untuk menyeberang ke kubu Jokowi, para tokoh Golkar menyatakan mereka perlu menjatuhkan ketua umum partai Aburizal Bakrie, yang sebelumnya sudah menyampaikan dukungan ”permanen” bagi Prabowo bersama para anggota koalisi lainnya dalam sebuah pernyataan bersama di Jakarta hari Senin lalu.

“Jika kita mengganti kepemimpinan partai, maka kita akan otomatis mendukung Jokowi,” kata pejabat senior Golkar Fahmi Idris yang hadir dalam pertemuan para petinggi partai.

“Golkar tidak punya kepentingan untuk menjadi sebuah partai oposisi,” kata Fahmi.

Perpecahan

“Jika Jokowi menang, ya maka kami harus mendukung Jokowi,” kata Agung Laksono, wakil ketua umum Golkar, kepada para wartawan pekan lalu. Agung Laksono adalah salah seorang kandidat yang disebut-sebut akan menggantikan posisi Aburizal sebagai ketua umum partai.

Tapi Bakrie membantah partainya akan balik badan mendukung Jokowi.

“Jika anda melihat organisasi (Golkar), siapa yang punya hak suara?” tanya Bakrie kepada para wartawan hari Senin. ”Yang saya fahami, orang-orang ini (yang ingin pindah ke kubu lawan) adalah orang-orang yang tidak punya hak suara di dalam partai.”

Tapi beberapa anggota Golkar menyatakan bahwa partai harus mendukung pemerintahan Jokowi karena wakilnya adalah Jusuf Kalla, seorang petinggi senior Golkar yang juga bekas ketua umum partai.

“Sebagai kader partai yang setia, adalah hal yang alamiah jika kami berharap anggota Golkar sukses. Kami berharap kepemimpinan Golkar berikutnya akan mendukung Jokowi dan Jusuf Kalla,“ kata Ginandjar Kartasasmita, salah seorang tokoh senior partai Golkar.

ab/hp (afp,rtr,ap)