1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Greifswald: Mercu Suar di Utara Jerman

6 Oktober 2009

Wilayah timur jerman yang bertahun-tahun ketinggalan dari wilayah barat kini juga memberikan kontribusi kepada perekonomian Jerman. Seperti kota Greifswald dengan titik berat teknologi dan riset.

https://p.dw.com/p/K09z
Universitas Ernst-Moritz-Arndt dengan fokus pada mikrobiologi, riset medis dan fisika plasma merupakan salah satu aset kota Greifswald.Foto: Universität Greifswald

Beberapa tahun lalu, dipandang dari segi ekonomi kawasan timur Jerman tertinggal jauh dari Jerman Barat. Kini, sejumlah kota Jerman Timur justru menjadi pusat teknologi dan riset yang menyediakan lapangan kerja baru. Salah satunya adalah Greifswald, sebuah kota pelabuhan di negara bagian Mecklenburg-Vorpommern. Kota berpenduduk 60.000 orang ini adalah pusat riset medis dan bioteknologi.

Negara bagian Mecklenburg-Vorpommern antara lain terkenal karena alamnya, terutama apa yang disebut Bodenlandschaft atau kawasan perairan yang terpisah dari laut terbuka. Inilah lokasi markas perusahaan farmasi Riemser AG yang memperkerjakan 600 pegawai dengan omset 100 juta Euro. Tahun 1992, perusahaan ini hanya memiliki 30 pegawai. Omsetnya berkisar satu juta Euro. Berkat ekspor yang terus meningkat, Riemser AG mencatat pertumbuhan yang sehat, kata anggota dewan direksi Gordon Guth.

Riemser AG memproduksi obat-obatan bagi manusia tapi juga vaksin bagi hewan. Perusahaan Jerman ini adalah produsen nomer satu dunia untuk vaksin flu babi misalnya. Selain itu, Riemser AG juga memasok produk bagi sektor kesehatan gigi, onkologi dan dermatologi. Perusahaan farmasi Jerman Timur ini tak hanya memproduksi produk jadi, tapi juga mengembangkan vaksin yang dilemparnya ke pasaran. Misalnya, vaksin flu babi.

Perusahaan farmasi Riemser AG didirikan 20 tahun lalu dari bagian produksi Institut Friedrich Löffler untuk riset penyakit hewan.Nama Greifswald memang sering dikaitkan dengan riset virologi dan nama Friedrich Löffler. Pakar virologi Löffler berhasil menemukan penyebab penyakit mulut dan kaki pada ternak. Satu abad lalu, Löffler mendirikan pusat riset virologi di Pulau Riems yang sampai saat ini adalah sentra penelitian virologi tertua dunia.

Selain Institut Friedrich Löffler, di kota Greifswald juga terdapat sejumlah pusat penelitian lainnya. Misalnya, Max-Planck Institut untuk plasma fisika, Leibniz-Institut und riset plasma dan teknologi dan Universitas Ernst-Moritz-Arndt yang terkenal karena fokusnya pada mikrobiologi, riset medis dan fisika plasma.

Sektor lainnya yang berpeluang menghasilkan uang di Greifswald adalah riset biologi. Gudrun Mernitz dan Beate Cuypers adalah dua pakar biologi yang bekerja freelance di Greifswald sejak tahu 2007. Setiap akhir pekan Gudrun dan Beate menyusuri pantai untuk mencari bahan untuk penelitian. Mereka mengumpulkan dan meriset kegunaan mikroorganisme laut. Kedua pakar biologi bekerja sama dengan tiga perusahaan farmasi untuk menemukan zat-zat baru yang dapat digunakan inustri kosmetika dan farmasi. Saat ini, tak banyak perusahaan internasional yang memanfaatkan hasil riset mikro-organisme dari laut ini. Menurut Gudrun Mernitz, saat ini baru ada tiga produk yang berbasis pada riset mikro-organisme laut. Yang pertama, obat anti-kanker yang diproduksi sebuah perusahaan Spanyol, lalu obat untuk mengurangi rasa sakit yang lebih kuat daripada morfin dan produk sebuah perusahaan kosmetika yang bersifat anti-bakterial.

Gudrun Mernitz dan Beate Cuypers yang berkenalan di Universitas Greifswald mendirikan perusahaan kecil bernama "Ressourcezentrum Marine Organismen GmbH", pusat bahan baku organisme laut. Kantor pusatnya berlokasi di Gedung Biotechnikum, sebuah pusat riset bioteknologi yang terletak di luar kota Greifswald. Selain perusahaan Mernitz dan Cuypers, 30 penyewa lainnya di Gedung Biotechnikum melakukan riset di bidang bioteknologi dan medis.

Ide di balik pendirian satu sentral untuk perusahaan bioteknologi adalah untuk memusatkan kebutuhan mereka. Jadi perusahaan kecil yang tergabung dalam Biotechnikum hanya memerlukan satu alat yang bisa digunakan bersama. Demikian kata kepala Biotechnikum Wolfgang Blank.

20 tahun setelah reunifikasi Jerman, kota Greifswald berhasil menjadi pusat riset bioteknologi dan medis, berkat sejumlah pakar di bidang ini yang juga siap mewujudkan ide bisnisnya.

Monika Lohmüller / Ziphora Robina
Editor: Anggatira Rinaldi