1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

230111 Gorch Fock Guttenberg

24 Januari 2011

Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg, Jumat (21/01), sudah menarik rem darurat, ketika media massa semakin banyak mengungkapkan rincian baru menyangkut situasi buruk di tubuh Bundeswehr.

https://p.dw.com/p/101hs
Menteri Pertahanan jerman Karl-Theodor zu GuttenbergFoto: picture alliance/dpa

Guttenberg memperingatkan, tidak boleh terdapat prasangka buruk. Beberapa jam kemudian menteri pertahanan Jerman itu mencopot komandan kapal latih Gorch Fock. Ia juga memerintahkan agar kapal latih angkatan laut Jerman itu ditarik pulang dari Argentina, dan untuk sementara harus sandar di pelabuhan Kiel.

"Setelah gencarnya berita yang faktanya membuat guncang, tidak ada lagi rutinitas. Tidak bisa begitu," dikatakan Guttenberg. Sumber berita yang mengguncangkan itu, terutama koran kuning Bild Zeitung. Harian ini melaporkan dilakukannya metode pendidikan yang keras melewati batas, kurang tidur dan intimidasi. Bahkan tidak lama setelah tewasnya calon perwira perempuan berusia 25 tahun, yang jatuh dari tiang layar bulan November 2010, perwira kapal merayakan karnaval dengan meriah.

Menteri Pertahanan Guttenberg kelihatannya mulai hilang kesabarannya, membaca berita semacam itu. Ia memerintahkan inspektur jenderal angkatan bersenjata untuk mengusut berbagai ritual yang melanggar prinsip angkatan bersenjata Jerman Bundeswehr di semua angkatan, yakni darat, laut dan udara.

Sikap serupa juga ditunjukkan Guttenberg ketika ia semakin ditekan dalam kasus pemboman di Kunduz, Afghanistan. Juga ketika itu media melaporkan rincian serangan udara yang menewaskan warga sipil di Afghanistan, yang datanya samasekali tidak diketahui oleh menteri pertahanan Jerman. Guttenberg langsung menonaktifkan dua pembantu terdekatnya, yang dinilai tidak memberikan informasi yang memadai.

Kelompok oposisi sudah melontarkan kritiknya, berkaitan pola tindakan Menteri Pertahanan Guttenberg semacam itu. Guttenberg terutama mengambil keputusan seperti itu, jika ia tidak mengetahui besarnya masalah di dalam Bundeswehr. Skandal di kapal latih Gorch Fock misalnya, baru diketahuinya dari laporan petugas khusus angkatan bersenjata, Hellmut Könighaus, yang mendapat penugasan dari parlemen untuk melakukan dengar pendapat dengan para serdadu.

"Petugas khusus urusan militer tidak percuma dibentuk sejak lama. Dimana dengan itu terdapat tempat mengadu langsung bagi serdadu, yang kemungkinan lewat cara biasa tidak bisa dilakukan. Karena itu, kami juga mereformasi caranya berdasarkan pengalaman, bahwa di sini seringkali tidak ada saluran pendapat," papar Guttenberg.

Dengan kata lain, di dalam Bundeswehr para serdadu amat sulit menyalurkan keberatannya, walaupun mereka memiliki hak untuk itu. Selain itu, skandal di kapal latih Gorch Fock atau dalam berbagai kasus serupa menunjukkan, tidak semua perwira memiliki kualitas sebagai pimpinan sesuai prinsip standar Bundeswehr.

Nina Werkhäuser/Agus Setiawan

Editor: Dyan Kostermans