1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harapan Baru Filipina, Noynoy Dikukuhkan Sebagai Presiden

30 Juni 2010

Dalam pengukuhannya sebagai presiden Filipina, Benigno Aquino III berjanji untuk mengakhiri „penderitaan bisu“ rakyat Filipina di bawah kepemimpinan sebelumnya.

https://p.dw.com/p/O6ai
Presiden Benigno Aquino IIIFoto: AP

Dalam sebuah upacara kenegaraan, Benigno Aquino III disahkan menjadi presiden ke-15 Filipina. Pria lajang berusia 50 tahun itu tampak mengenakan baju tradisional barong. Benigno Aquino III yang lebih dikenal dengan sebutan Noynoy, menyatakan hari pengangkatan jabatannya ini sebagai hari yang menandai berakhirnya rezim yang selama ini mengabaikan tuntutan rakyat.

'

Benigno Aquino III Präsident Philippinen Vereidigung
Presiden Benigno Aquino III, dalam inagurasiFoto: AP

Janji Perangi Korupsi

Janji yang disampaikan Noynoy untuk memerangi korupsi, diucapkan di tengah semakin menyengatnya kritik terhadap pendahulunya, Gloria Maccapagal Arroyo, yang sebelumnya berada di puncak kekuasaan selama 10 tahun dengan diwarnai isu korupsi. Noynoy Aquino menjanjikan pembentukan komisi kebenaran untuk menyelidiki dugaan korupsi dalam pemerintahan Arroyo.

Benigno Aquino III Präsident Philippinen Vereidigung
Benigno Aquino III, wakil Jejomar Binay, mantan pres. Fidel Ramos dan Joseph EstradaFoto: AP

Pendukung Menaruh Harapan

Sementara itu, ratusan ribu pendukungnya berhimpun di dekat Taman Rizal di Manila. Sebagian besar mengenakan busana dan pita berwarna kuning, yang merupakan simbol warna Aquino. Sebagian lagi membawa spanduk dan balon yang juga berwarna kuning, mengelu-elukan nama Noynoy. Sementara Noynoy menyerukan slogan kampanyenya: „bila tak ada yang korupsi, maka tak akan ada yang bakal jatuh miskin.“

Menanggapi janji yang disampaikan Aquino, Sekretaris Jendral Aliansi Politik baru, BAYAN, Renato Reyes menandaskan: „sangatlah penting bagi pemerintahan baru Aquino untuk mewujudkan janjinya dengan sebaik mungkin memproses hukum dugaan korupsi pemerintahan Arroyo. Bila ia gagal melakukannya, maka akan memperlihatkan indikasi sistem hukum di Filipina, tidak berjalan semestinya dalam membantu masyarakat.“

Mendengarkan Aspirasi Rakyat

Di samping memerangi korupsi, Aquino juga berjanji menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi warga, memperkuat pemasukan anggaran negara, meningkatkan bantuan bagi kaum petani, mempercepat peningkatan kualitas militer dan kepolisian, serta mendengarkan aspirasi rakyat.

Klan Aquino

Noynoy Aquino, dulu masih berusia 23 tahun ketika ayahnya Benigno Aquino ditembak tahun 1983 oleh tentara, saat kembali dari pengasingan di Amerika Serikat untuk memimpin aksi demokrasi melawan mantan presiden Ferdinand Marcos. Ibu Noynoy, Corazon Aquino meneruskan perjuangan suaminya memimpin gerakan "Kekuatan Rakyat" yang menggulingkan Marcos dari puncak kekuasaan. Tiga tahun sesudah kematian suaminya, Cory Aquino menduduki jabatan presiden. Tidak seperti klan Marcos atau keluarga kaya lainnya yang turun temurun terlibat politik, klan Aquino memiliki reputasi bersih.

Segera setelah inagurasi, Aquino menggelar rapat kabinet. Kemudian ia menjadi tuan rumah tamu-tamu penting dari manca negara. Tidak ketinggalan ia juga ambil bagian dalam pesta rakyat, dimana ia didaulat untuk tarik suara.

Ayu Purwaningsih /dpa/rtr/ap

Editor : Hendra Pasuhuk