1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220410 Shanghai Immobilien

27 April 2010

Menjelang Expo Shanghai harga properti melejit. Harga sebuah apartemen berkamar dua bisa mencapai jumlah seluruh gaji selama 30 tahun kerja. Pameran Internasional Expo digelar di Shanghai mulai 1 Mei mendatang.

https://p.dw.com/p/N7xG
Foto: AP

Tidak, pameran internasional Expo pasti tidak menyebabkan kerugian, begitu ungkap Huang Jianzhi, wakil direktor Expo-Shanghai ketika berbicara dengan wartawan asing mengenai harga properti. Tuturnya, "Kalian kan tahu pasar properti di Shanghai. Harga melejit cepat menjadi begitu tinggi. Karena itu, saya tidak membayangkan bakal ada masalah besar. "

Ketika tahun lalu harga properti di seluruh dunia jatuh, di Shanghai terjadi sebaliknya. Harga properti melonjak 52 Persen. Orang dalam memperhitungkan, bahwa kawasan Expo nantinya akan menjadi rebutan. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota. Tersedia infrastruktur lengkap dengan trem bawah tanah dan jalan lintas jalur cepat, dikelilingi taman-taman dan rute-rute pejalan kaki di tepi sungai Huangpu.

Tapi tak semua orang memiliki kantong tebal. Seorang pedagang mobil yang mengunjungi sebuah pameran properti di Shangai menilai, harganya kelewat mahal bagi dia. Jelasnya,

"Saya tak mampu membayar lebih dari 18 juta rupiah per meter persegi. Kalau trend ini berlanjut, saya harus pindah ke luar kota. Saat ini ada desakan besar, dan tampaknya akan berlanjut. Saya pikir, harga properti tidak akan turun. Tabungan saya sekarang hanya cukup untuk membeli sebuah kamar mandi. Saya kuatir, nantinya uang saya hanya cukup untuk beli sepotong ubin porselen."

Perkembangan bisnis properti juga semakin diperhatikan oleh pemerintah pusat Cina. Apalagi setelah Maret lalu, harga properti naik 12 persen dalam beberapa hari saja. Badan-badan usaha negara yang bergerak di bidang non properti segera dilarang untuk berspekulasi oleh pemerintah Cina. Selain itu peraturan untuk mendapatkan kredit diperketat. Menurut seorang spekulan muda, properti merupakan lahan yang menggiurkan.

"Cina sedang mengalami urbanisasi besar-besaran. Orang bisa jadi kaya dalam bidang ini dan trend ini tak bisa dihentikan oleh siapapun. Cina memang tak bisa dibandingkan dengan Hongkong atau Tokyo. Di sana gelembung properti tertiup setelah terjadi perkembangan besar. Hal itu berbahaya, karena kota-kota tersebut sudah tidak membutuhkan banyak perumahan baru. Sementara pembangunan terus berlangsung. Di sini situasinya berbeda. Penduduk Cina banyak sekali. Selain itu bagi orang-orang muda amat penting untuk memiliki apartemen sendiri. Di Shanghai bila ingin mendapatkan pasangan, seorang lelaki harus bisa menunjukkan punya apartemen sendiri", begitu ungkapnya.

Jadi kenapa tidak di kawasan Expo ini? Setelah Expo Shanghai berakhir pada 31 Oktober mendatang, semua pavilyun dalam pameran ini akan dibongkar, kemudian dikembangkan kebali oleh badan tata kota setempat. Sampai kini belum diketahui, bagaimana perkembangan selanjutnya. Namun diperkirakan harga properti akan mencapai 25 juta rupiah per meter persegi. Harga yang tak terjangkau oleh 80% penduduk Shanghai.

Astrid Freyeisen / Edith Koesoemawiria
Redaktur: Hendra Pasuhuk