1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harian Cina Wawancarai Ai Weiwei

12 Agustus 2011

Seniman Cina dan pengeritik rezim Ai Weiwei sejak beberapa hari kembali muncul di Twitter. Ia menegaskan tidak akan membiarkan mulutnya dibungkam begitu saja. Langkah besar pertamanya ia lakukan melalui wawancara.

https://p.dw.com/p/12FVR
Foto: DW/ Silke Ballweg Motiv: Ai Weiwei mit Journalisten in seinem, Wohnatelier in Peking Datum: 2010
Ai Weiwei dengan jurnalis di apartemennya di BeijingFoto: DW

Judul besarnya "Ai Weiwei buka suara". Selasa lalu (9/8), wawancara eksklusif dengan pengeritik rezim Cina Ai Weiwei diterbitkan. Uniknya, di harian Global Times yang berbahasa Inggris. Harian yang sebenarnya dianggap dekat dengan pemerintah Cina. Penerbitnya adalah harian rakyat partai komunis Cina. Bagaimana percakapan tersebut bisa terwujud tidak jelas. Karena, setelah bebas dari tahanan delapan minggu yang lalu, Ai menegaskan bahwa ia tidak boleh memberikan wawancara. Pada foto di tulisan harian tersebut, seniman ini tengah berada di halaman apartemennya di Beijing dengan seekor kucing di pangkuannya. Ai Weiwei terlihat tersenyum dan tampak tenang.

"Ada laporan, khususnya dari media barat, bahwa Ai Weiwei tidak akan memberikan wawancara kepada jurnalis dan tidak boleh bersuara melalui internet. Apa ini benar-benar tuntutan atas pembebasannya atau tidak hanya Ai Weiwei yang tahu." Demikian menurut Liu Xiaoyuan, teman dekat dan bekas pengacara Ai kepada DW-WORLD.DE. Dan memang, pekan lalu Ai kembali muncul lewat Twitter. Ia mengucapkan salam kepada teman-temannya dan memasang foto pribadi. Pesannya dalam kurun waktu singkat diteruskan oleh para pengguna Twitter ribuan kali.

Dalam wawancara dengan harian Global Times, Ai berbicara tentang tema panas politik. Seperti tentang aktivis HAM Wang Lihong dan blogger serta pengeritik rezim Ran Yunfei yang terancam penjara. Tetapi ia tidak mengungkit sedikit pun tentang masanya di tahanan. Global Times hanya menerbitkan wawancara tersebut di eksemplar berbahasa Inggris. Di terbitan harian tersebut dalam bahasa Cina tidak ditemukan sedikit pun tentang Ai Weiwei.

"Harian Cina sering menerbitkan tema khusus bagi eksemplar berbahasa Inggrisnya yang ditujukan bagi pembaca warga asing. Beberapa reporter yang menulis bagi terbitan bahasa Inggris sebuah harian Cina, berhubungan erat dengan media asing atau disiden Cina." Demikian Bei Feng, salah seorang pimpinan stasiun televisi di Hong Kong. Ia skeptis dengan wawancara yang dilakukan Global Times. Ia yakin, Ai Weiwei sebenarnya masih belum boleh bicara secara bebas. "Jika saya reporternya, pertanyaan apa yang akan saya ajukan? Tentu saja pengalamannya selama 81 hari di tahanan. Jika ini tidak ditanyakan reporter, maka bagi saya itu bukan wawancara sungguhan."

Penjelasan dari pihak Global Times adalah, Ai Weiwei hanya bersedia diwawancara jika tidak ada pertanyaan tentang masa tahanannya. Ai juga tidak mau berbicara tentang tuduhan penggelapan pajak yang menjadi alasan resmi penangkapannya. Namun, ia membantah menandatangani surat pengakuan. Penyidikan terhadap perusahaannya Beijing Fake Cultural Development masih berlanjut, setelah Ai dibebaskan dengan uang jaminan. Walau pun mendapat tekanan hebat, pria berusia 54 tahun ini menegaskan, bahwa di masa depan pun ia tetap akan berkomentar secara politis. Kepada Global Times ia mengatakan, "Bagaimana pun juga kita hidup dalam masyarakat yang politis". Ia berjanji akan terus memerangi ketidakadilan yang terjadi.

Xiegong Fischer / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk