1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hentikan Kekerasan Kelompok Ekstrim di Tunisia

Hendra Pasuhuk11 Februari 2013

Tunisia kembali dilanda kerusuhan, setelah tokoh oposisi Choukri Belaid ditembak mati pelaku tak dikenal. Oposisi menuduh pemerintah tidak serius menangani kekerasan kelompok ekstrim.

https://p.dw.com/p/17bwX
Pemakaman tokoh oposisi Tunisia, Chokri Belaid
Pemakaman tokoh oposisi Tunisia, Chokri BelaidFoto: Reuters

Kekalutan politik di Tunisia sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Pemerintahan yang dipimpin oleh partai Islam Ennahda tidak berhasil menenangkan situasi. Pihak oposisi menuntut pemerintah mundur karena tidak mampu memperbaiki situasi ekonomi. Pengangguran makin meluas. Sektor pariwisata yang menjadi sumber pemasukan devisa makin terpuruk.

Dalam suasana ini, makin banyak kelompok militan Islam muncul dan mengancam oposisi yang sekuler. Mahasiswa diserang, restoran dan cafe dirusak, para politisi liberal menerima ancaman. Kelompok radikal ini tidak ragu-ragu melakukan kekerasan.

Tokoh oposisi Choukri Belaid sebelumnya memperingatkan ancaman dari kelompok militan. Hari Rabu lalu, ia ditembak mati. Masih belum jelas siapa pelakunya. Tapi sudah begitu banyak peringatan dan seruan kepada pemerintah untuk segera menangani kelompok militan yang melakukan kekerasan. Sampai sekarang, pemerintah Tunisia tidak menanggapi seruan itu.

Tunisia memasuki fase berbahaya. Kemiskinan bisa membuat makin banyak orang bepaling pada kelompok ekstrim. Pertikaian elit politik dimanfaatkan oleh kelompok kecil golongan ekstrim yang tidak setuju dengan sistem demokrasi. Mereka melakukan kekerasan untuk menakut-nakuti rakyat dan memaksakan kehendaknya.

Pembunuhan tokoh oposisi Choukri Belaid adalah peringatan serius bagi Tunisia. Para elit politik harus bangkit dan bersama-sama menolak kekerasan. Pandangan politik boleh berbeda, tapi perjuangan demokrasi harus dilanjutkan.

Tunisia adalah negara pertama dalam Revolusi Arab yang berhasil mengusir penguasa otoriternya bulan Januari 2011. Setelah puluhan tahun dibawah kekuasan otoriter, tidak mudah untuk meniti jalan menuju demokrasi dan negara hukum. Inilah tanggung jawab berat yang ada di pundak para politisi Tunisia.