1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Honduras Lewati Pergantian Kekuasaan

28 Januari 2010

Sekitar tujuh bulan setelah aksi kudeta di Honduras, pengusaha dari kubu konservatif Porfirio Lobo dikukuhkan sebagai presiden. Mantan presiden Manuel Zelaya yang diturunkan dari jabatannya terbang ke pengasingan

https://p.dw.com/p/LikP
Manuel Zelaya disambut pendukungnyag saat meninggalkan kedubes Brazil menuju ke Republik DominikaFoto: AP

Penggulingan kekuasaan di Honduras mencapai sasaran lebih jauh: Manuel Zelaya yang dilengserkan dari jabatannya, pupus sudah harapannya untuk kembali memangku kekuasaan. Rabu kemarin, secara resmi masa pemerintahannya berakhir. Di Stadion Tegucigalpa, Porfirio Lobo yang November lalu terpilih sebagai presiden baru Honduras, dilantik.

November lalu, di tengah situasi tidak demokratis, Lobo terpilih sebagai presiden. Setelah aksi kudeta, hak-hak sipil, media dan kebebasan berekspresi terhambat. Organisasi HAM, Amnesty Internasional menunjukan sederet daftar pelanggaran HAM. Kubu oposisi memboikot pemilu dengan argumen: di bawah kepemimpinan diktator, warga tidak dapat bebas menyalurkan suaranya dalam pemilu. Zelaya yang digulingkan seharusnya kembali dulu memangku jabatannya. Pada malam sebelum pemilihan umum digelar, pengkudeta yang dekat dengan Komisi Pemilu mengumumkan perolehan suara mereka mencapai 61%, meski kemudian mengakui perolehan suaranya berada di bawah 50%.

Honduras / Lobo / Amtseinführung
Porfirio Lobo dilantikFoto: AP

Pengusaha dari kubu sayap kanan Porfirio Lobo mengedepankan dialog, untuk memimpin negaranya keluar dari krisis politik: „Keluarga Honduras mulai berdamai. Biarkan kami meninggalkan masa lalu di belakang dan membuka mata ke masa depan. Kini mulailah rencana bangsa, untuk membangun Honduras 28 tahun ke depan dan membawa ke arah kesejahteraan. Mulai saat ini kami menggoreskan halaman baru sejarah bangsa, yang baris-barisnya terisi dengan martabat kemanusiaan, kepentingan bersama dan solidaritas. Dengan mengikuti konsep-konsep kemanusiaan dalam kekristenan.“

Hal baru yang bakal terjadi di Honduras adalah banyaknya keluarga-keluarga kaya yang akan mendominasi kekuasaan, institusi dan partai-partai. Sementara 70% penduduk dibiarkan hidup dalam jurang kemiskinan. Kekuasan inilah yang ingin dihancurkan Zelaya, dengan bantuan pemimpin Venezuela Hugo Chavez. Oleh sebab itulah ia digulingkan. Porfirio Lobo kemudian mengambil alih kekuasaan, di tengah terpaan krisis ekonomi internasional dan boikot internasional yang makin memperlemah situasi. Bantuan kredit dan donor dihentikan, investasi asing anjlok hingga lebih dari 40%.

Hingga kini hanya negara-negara konservatif Amerika Latin yang mengakui pemerintahan Lobo: Panama, Kolombia, Kosta Rika dan Republik Dominika. Oleh sebab itu sasaran pertama Lobo adalah melemahkan isolasi internasional. Sebuah sinyal kecil ditampakkan Lobo dengan menunjuk kandidat presiden dari Partai Kiri, Cesar Ham sebagai menteri. Namun manuel Zelaya yang dikudeta, yang akan diadili, dapat meninggalkan Honduras. Setelah empat bulan berada dalam perlindungan kedutaan besar Brazil, Zelaya terbang ke Republik Dominika. Kemungkinan ia akan hidup di pengasingan di Meksiko. Ia akan kembali, apabila proses perdamaian dimulai, ujarnya sebelum pesawat yang membawanya tinggal landas.

Michael Castritius / Ayu Purwaningsih

Editor : Christa Saloh