1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hukuman Lebih Berat Bagi Pemakai Doping

15 November 2013

Mulai 2015, badan anti doping dunia WADA melipatgandakan masa hukuman bagi atlet yang menggunakan obat pemacu prestasi tersebut dan diskualifikasi otomatis dari keikutsertaan Olimpiade.

https://p.dw.com/p/1AIEK
Foto: picture-alliance/dpa

Para petinggi dunia olahraga menyetujui peraturan yang akan melarang pelaku yang pertama kali menggunakan doping untuk mengikuti kompetisi olahraga selama empat tahun dan secara langsung juga didiskualifikasi dari Olimpiade. "Anggota dewan menyetujuinya dengan suara bulat", ujar presiden badan anti doping dunia (WADA) John Fahey dalam pertemuan di Johannesburg.

Skandal Armstrong

Perubahan aturan WADA ditetapkan setelah evaluasi ulang keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan di masa terungkapnya penggunaan doping juara Tour de France Lance Armstrong. Armstrong kehilangan tujuh gelar Tour de France setelah terbukti menggunakan EPO. Serikat olahraga sepeda dunia UCI akan memulai pemeriksaan awal tahun depan untuk membersihkan nama baik olahraga tersebut.

Baik atlet maupun badan olahraga menuntut hukuman yang lebih berat bagi pemakai doping. Tapi pemeriksaan doping kesulitan untuk bisa "menangkap" pelaku. Hanya kurang dari satu persen pemeriksaan menunjukkan hasil yang abnormal. Walau setidaknya, sejak WADA didirikan tahun 1999, jumlah pemeriksaan meningkat dari 150.000 per tahun menjadi 250.000 per tahun.

"Terlalu Longgar?"

WADA memang bersikap tegas dengan ancaman hukuman lebih berat. Tapi badan ini juga dipuji karena sikap "proposional" dalam hal mengubah hukuman agar sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Seperti misalnya konsumsi ganja. Tapi federasi atletik internasional (IAAF) justru mengkritik fleksibilitas tersebut. Menurutnya, peraturan baru memberikan terlalu banyak ruang gerak bagi atlet untuk bisa lolos dari hukuman.

Sanksi empat tahun bisa dikurangi menjadi dua jika seorang pemakai doping mengaku telah mengkonsumsi di luar sepengetahuannya. Jika atlet mengaku telah berbuat curang atau staf pendukung atlet yang mengakui kesalahan, maka hukuman juga bisa berkurang. Ini semua akan menjadikan kasus doping "lebih kompleks, makan waktu lebih banyak dan lebih mahal dari seharusnya", demikian menurut IAAF.

Pihak lain mengatakan, masa skors empat tahun berarti membunuh karir seorang atlet dan hukuman seperti itu tidak seharusnya dijatuhkan bagi pelaku yang menggunakan doping pertama kali. Tapi presiden WADA Fahey bersikeras, "Ini memang tegas, tapi adil".

vlz/hp (afp, ap, rtr)