1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

ICC Keluarkan Surat Penangkapan Bagi Gaddafi

27 Juni 2011

Pengadilan kejahatan internasional di Den Haag mengeluarkan surat penangkapan bagi pemilik kekuasaan Libya Muammar al Gaddafi. Kelompok pemberontak dan dunia internasional menyambut keputusan tersebut.

https://p.dw.com/p/11kS6
Muammar GaddafiFoto: AP

Tiga bulan yang lalu Dewan Keamanan PBB menugaskan pengadilan kejahatan internasional di Den Haag untuk menyelidiki kasus di Libya. Ketua jaksa penuntut dari pengadilan kejahatan international, ICC, Luis Moreno-Ocampo lah yang memperjuangkan perintah penangkapan bagi Muammar Gaddafi, anaknya Seif al Islam, dan ketua dinas intelijen Libya Abdullah al Senussi. Ketiganya dituduh terlibat dalam revolusi yang menewaskan warga sipil, khususnya di Tripoli, Benghazi dan Misrata.

Senin kemarin (27/6), para hakim menyetujui tuntutan tersebut. Wakil hakim ketua Sanji Monagang dari Botswana menuduh Gaddafi dan orang-orang terdekatnya telah merencanakan dan mempersiapkan serangan kriminal terhadap warga sipil Libya sejak bulan Februari setelah terjadi aksi protes dan kebangkitan gerakan demokrasi di Tunisia. Namun, Monagang juga menegaskan, bahwa keputusan pengeluaran surat penangkapan bukan berarti pihak Gaddafi dijatuhi vonis bersalah. "Penangkapan Muammar Gaddafi dan Seif al Islam saat ini dianggap perlu untuk memastikan kehadiran mereka di pengadilan. Kedua, untuk mencegah mereka menggunakan kekuasaan mereka dan merintangi pemeriksaan atau membahayakannya. Khususnya melalui usaha menutupi kejahatan yang dilakukan pasukan keamanan bagi mereka. Dan ketiga, agar kekuasaan dan kontrol atas aparat negara Libya tidak disalahgunakan untuk melakukan kejahatan yang termasuk dalam kategori kejahatan yang diproses pengadilan kejahatan internasional."

Keputusan ini disambut oleh kelompok pemberontak di Libya. Ketua Dewan Transisi Nasional Libya Mustafa Abdel Jalil mengatakan 'keadilan telah ditegakkan', sementara menteri kehakiman dari kubu pemberontak Mohamed Al Allagy yakin, bahwa mereka akan bisa menangkap Gaddafi. Sementara itu, di ibukota Tripoli, rezim berusaha memperkecil berita dari Den Haag. Sebelum keputusan dibacakan, juru bicara pemerintah Libya Moussa Ibrahim mengatakan, bahwa apa pun yang diputuskan pengadilan internasional tidak akan mempengaruhi apa pun. "Gaddafi akan terus memimpin masalah keseharian negara dan ia membantu kami keluar dari krisis. Ia kuat, moralnya sangat tinggi, dan masih penuh semangat."

Dunia internasional menanggapinya secara berbeda. Inggris menyambut keputusan pengadilan dan berharap pemerintah Libya seharusnya kini meninggalkan Gaddafi. Italia membenarkan, bahwa Gaddafi telah kehilangan 'legitimasi moral' dan tidak boleh lagi berperan dalam masa depan negaranya. Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppé mengatakan, surat penangkapan adalah konfirmasi, bahwa pertanyaannya bukanlah mengenai haruskan Gaddafi melepaskan kekuasaan, melainkan kapan ia akan kehilangan kekuasaannya.

Tetapi, apakah diktator Libya ini akan pernah ditangkap dan diserahkan ke Den Haag masih belum jelas. Terhadap Presiden Sudan Al Bashir juga dikeluarkan surat penangkapan 2008 lalu atas tuduhan melakukan kejahatan perang di wilayah krisis Darfur. Tetapi sejauh ini ia bisa menghindari penangkapan. Kepala pemerintah lain, seperti mantan Presiden Serbia Slobodan Milosevic dan mantan Presiden Liberia Charles Taylor, akhirnya harus mempertanggungjawabkan kejahatan mereka di pengadilan khusus di Den Haag.

Wim Dohrenbusch / afp / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Christa Saloh-Foerster