1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ikan Tempaan Bantu Perangi Anemia

Kyle James17 April 2014

Kekurangan zat besi adalah masalah kesehatan yang terutama melanda negara-negara berkembang. Kini sebuah ikan besi kecil yang dikembangkan di Kamboja bisa menjadi alat ampuh dalam melawan anemia.

https://p.dw.com/p/1BjXy
Foto: Kyle James

Soth Sokhoeun, warga desa Prek Ho East 1 di pinggiran Phnom Penh, mengingat masa-masa saat dirinya dan keluarga seringkali merasa tidak 100 persen fit. "Dulu saya sering sakit dan saya terlihat pucat, terkadang pusing," ujar perempuan berusia 33 tahun itu.

Sebuah tim riset dari Kanada mengatakan gejala yang dialami Sokhoeun adalah akibat kekurangan zat besi. Mereka memberi Sokhoeun sebuah ikan besi yang dianjurkan ikut dimasak dalam panci setiap saat Sokhoeun menyiapkan makanan untuk suami dan kedua anak lelakinya.

"Sejak menuruti anjuran ini, saya punya lebih banyak energi dan saya tidak lagi pucat seperti dulu," ujar Sokhoeun. "Suasana hati saya juga membaik."

Hanya dengan ikut memasak ikan kecil di dalam panci selama 10 menit, dan menambahkan air jeruk nipis untuk membantu penyerapan, sudah cukup untuk menyediakan sekitar 75 persen dari kebutuhan zat besi harian seseorang dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh.

Soth Sokhoeun tidak lupa memasukkan ikan besi saat menyiapkan makan siang untuk keluarganya
Soth Sokhoeun tidak lupa memasukkan ikan besi saat menyiapkan makan siang untuk keluarganyaFoto: Kyle James

Anemia masalah global

Anemia dalam berbagai klasifikasi mempengaruhi sekitar 1,6 miliar orang. Meski bisa ditemui di belahan dunia manapun, penyakit darah ini paling lazim dijumpai di negara-negara berkembang. Anemia bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk parasit ataupun genetika.

Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekitar separuh kasus anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi.

Sebuah studi tahun 2010 di Kamboja, data terbaru yang tersedia, menunjukkan bahwa 55 persen anak-anak berusia antara enam bulan dan lima tahun tidak mendapatkan cukup zat besi. Lebih dari 40 persen perempuan hamil di Kamboja kekurangan zat besi atau menderita anemia. Dampak kesehatannya cukup signifikan: gejalanya termasuk kelelahan, lesu, pucat serta performa motorik dan ingatan yang lemah. Pada anak-anak, ini dapat berdampak pada perkembangan kognitif.

Di berbagai penjuru dunia, pemerintah dan LSM telah fokus pada suplemen zat besi dalam bentuk pil dan cairan. Namun pil cukup mahal dan berpotensi sakit perut. Distribusi juga menjadi isu berikutnya - mengirim suplai ke warga pelosok bukanlah soal gampang.

Perbanyak konsumsi besi

Adalah Christopher Charles, yang datang untuk riset biomedis di sebuah desa di Kamboja, yang berpikir salah satu solusi yang mungkin membantu warga Kamboja adalah dengan memasak menggunakan panci besi. Besi dari panci akan meluluh ke dalam makanan saat memasak. Namun warga Kamboja tidak suka dengan panci besi - selain mahal, juga berat dan tidak enak dipandang begitu berkarat. Banyak yang memakai panci aluminium.

Lalu Charles muncul dengan ide menambahkan batang besi ke dalam air yang mendidih. Ia menemukan bahwa perempuan Kamboja, yang umumnya menjadi koki di setiap rumah tangga, tidak menyenangi ide memasukkan sebongkah besi ke dalam sup buatan mereka.

Seorang pekerja menyalakan api pada pada tungku di bengkel pembuat Lucky Iron Fish
Seorang pekerja menyalakan api pada pada tungku di bengkel pembuat Lucky Iron FishFoto: Kyle James

"Jadi kenapa tidak mencocokkan semua ini dengan budaya mereka?" tutur Lauren Ramsay, seorang mahasiswi Universitas Guelph yang ikut terlibat proyek ikan besi di Kamboja. Charles mengetes berbagai macam desain hingga muncul dengan ikan lokal Kamboja yang menjadi simbol keberuntungan.

Setelah beberapa bulan, para peneliti memeriksa tingkat defisiensi besi di desa-desa yang telah menggunakan ikan besi, mengecek konsentrasi hemoglobin dan serum ferritin, yang menjadi indikasi perubahan pada status anemia. Selama masa uji coba, kisah Ramsay, tingkat anemia di antara warga yang memasak dengan ikan besi berkurang hingga separuhnya.

 

Menempa ikan

Ikan besi dibuat dari daur ulang komponen mobil oleh para pekerja di sebuah bengkel logam di pinggiran ibukota Kamboja, acapkali dari bantalan rem logam yang dipereteli dengan menggunakan palu sebelum dimasukkan ke dalam tungku. Kalau di Kamboja cetakannya berbentuk ikan yang khas dari wilayah sekitar, di negara-negara lain bisa dibuat ke dalam bentuk lainnya yang dianggap menarik atau membawa keberuntungan.