1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ikhwanul Muslimin Raup Kemenangan di Mesir

3 Desember 2011

Partai Islamis keluar sebagai pemenang putaran pertama pemilu di Mesir. Sementara aliansi liberal dan kiri duduki posisi ketiga.

https://p.dw.com/p/13LzP
Egyptians hold posters supporting Omar Suleiman, Egypt's vice president in late January, during a rally in support of the ruling supreme council of the armed forces, SCAF, at Abbasiya Square, in Cairo, Egypt, Friday, Dec. 2, 2011. Islamists appear to have taken a strong majority of seats in the first round of Egypt's first parliamentary vote since Hosni Mubarak's ouster, a trend that if confirmed would give religious parties a popular mandate in the struggle to win control from the ruling military and ultimately reshape a key U.S. ally. Arabic read " We demand Suleiman to candidae for Presidency" , "dignity better than food", " Soleiman : Egypt in danger" . (Foto:Amr Nabil/AP/dapd)
Pemilu di MesirFoto: dapd

Dalam fase pertama pemilu di Mesir jumlah warga yang memberikan suara mencapai rekor. Menurut keterangan komisi pemilu, di Kairo dan Alexandria serta di tujuh provinsi lainnya, dari 13 juta yang berhak memilih, delapan juga memberikan suaranya. Keikutsertaan sebanyak 62% adalah yang paling tinggi sejak masa kekuasaan Firaun, demikian dikatakan kepala komisi pemilu, Abdul Muis Ibrahim. Dalam pekan-pekan mendatang akan diadakan pemilu di 18 provinsi lainnya.

Sejauh ini partai-partai Islam jelas unggul. Ikhwanul Muslimin dengan partainya "Kebebasan dan Keadilan" berada di tempat pertama, dengan sekitar 40% suara. Tempat ke dua diduduki partai "El Nur" dari kaum Salafiyah dengan 20% suara. Aliansi Mesir yang menjadi gabungan antara partai-partai kiri dan liberal berada di tempat ke tiga.

Era Mesir tampaknya akan ditandai dengan kepemimpinan kelompok Islamis. Kelompok kedua dalam pengumpulan suara, yaitu kubu Islamis Salafiyah sekali lagi menuntut diperketatnya hukum Islam di Mesir. "Allah memberikan jawaban untuk pertanyaan, apa yang benar dan apa yang salah", ujar jurubicara Partai Nur, Jusseri Hamad. Sedangkan Ketua Ikhwanul Muslimin, Mohammed Bedia hari Kamis sebelumnya menyatakan, dalam masyarakat Islam tidak ada orang yang harus kelaparan. Semua dapat hidup damai dan aman.

Christa Saloh/afp,dpa,rtr

Editor: Marjory Linardy