1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ilmuwan AS Berambisi Redam Penuaan Manusia

5 Maret 2014

Ilmuwan nyentrik AS, Craig Venter, berambisi menggandakan usia manusia dengan menggunakan metode pengurutan DNA. Untuk itu ia menyulap sebuah laboraturium di Kalifornia sebagai pusat analisa DNA terbesar di dunia.

https://p.dw.com/p/1BKcw
Ilmuwan AS, Craig VenterFoto: picture-alliance/dpa

Pakar Biokimia yang mendapat julukan Darth Venter itu telah kembali. Craig Venter, ilmuwan AS yang memetakan DNA manusia satu dekade silam dan menciptakan kehidupan sintetis 2010 lalu, kini berambisi memerangi penuaan pada manusia.

Sejak dua pekan lalu ia berkicau lewat Twitter, bahwa "awal baru buat dunia medis akan diumumkan dalam waktu dekat," tulisnya. Apa yang ia maksud adalah Human Longevity Inc. Sebuah perusahaan yang ingin memperpanjang usia manusia.

Venter ingin mengelabui kematian. Sasarannya adalah meredam penyakit tua seperti kanker, jantung atau Demensia. Ilmuwan yang tidak jengah berbisnis dengan hasil temuannya itu akan menggunakan metode lama yang ia temukan, yakni pengurutan DNA manusia.

Memerangi Penuaan

Untuk itu Venter ingin mengubah kantor pusat Human Longtivity Inc. di La Jolla, Kalifornia menjadi pusat analisa DNA manusia terbesar di dunia. Sebagai modal awal ia berhasil mengamankan dana sumbangan sebesar 70 juta US Dollar. "Perusahaan baru kami akan mengurut 40.000 genom," tulis salah satu pendiri Peter Diamandis di Twitter.

Genom milik anak-anak, pria dewasa, lansia dan pasien yang mengidap penyakit berbahaya akan dikumpulkan dan disimpan. "Penuaan adalah faktor nomer satu untuk hampir semua jenis penyakit," kata Venter kepada harian New York Times. "Tapi penuaan bukan penyakit," kita cuma perlu memahaminya saja, ujarnya.

Data-data DNA yang ingin dikumpulkan Venter tidak akan menjadi satu-satunya sumber informasi untuk meretas potensi penyakit pada manusia. HLI ingin menggabungkan DNA dengan informasi terkait protein dan metabolisme tubuh, serta informasi tentang mikroba yang bermukin di usus manusia. Dan lebih banyak lagi: perusahaan tersebut ingin mengembangkan terapi sel dan memanfaatkan penemuan termutakhir dari penelitian sel induk.

Mungkin Lantaran Teknologi Murah

Ambisi raksasa itu didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat. Biaya pengurutan DNA manusia misalnya sudah berkurang drastis. "Cuma membutuhkan sembilan bulan untuk mengurut genom saya," kata Venter saat konfrensi pers.

Pengurutan DNA manusia tahun 2001 masih menelan biaya 100 juta US Dollar per Genom. Saat ini perusahaan-perusahaan besar seperti Illumina membanderol 1000 US Dollar per genom atau sekitar 12 juta Rupiah. "Kami menciptakan bank data DNA terbesar yang pernah adam" kata Venter.

Kendati begitu, Venter tidak berniat cuma menjadikan proyeknya itu cuma sebagai kegiatan ilmiah belaka. Ia membidik industri farmasi dan asuransi sebagai klien dan mitra bisnis. Dengan kata lain, Venter akan menjual hasil temuannya itu kepada siapapun yang ingin membayar. "Banyak pihak tertarik bekerjasama dengan kami," ujarnya.

Selain Illumina yang menguasai bisnis sistem analisa DNA, Venter dikabarkan sukses menggaet sejumlah penanam modal baru untuk perusahaannya, antara lain K. T. Lim, miliarder Malaysia pemilik Genting Corp.

rzn/ab (rtr,dpa,ap)