1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India-Australia Bahas Serangan Rasis di Australia

3 Maret 2010

Keselamatan warga India di Australia dipastikan mendominasi agenda kunjungan tiga hari Menlu Australia di India.

https://p.dw.com/p/MIs7

Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith menegaskan, Australia tidak memberi toleransi sedikitpun terhadap perilaku rasis di Australia. Ini ditegaskannya hari Rabu (3/3), saat mengawali kunjungan tiga hari di India.

"Kami memiliki kebijakan toleransi nol untuk serangan terhadap siapapun di Australia, juga terhadap orang India serta siapapun yang datang ke Australia" tegas Smith.

Betapapun, dalam pembicaraan dengan wartawan segera setelah mendarat di New Delhi, hari Rabu (3/3), Stephen Smith mengaku bahwa memang kasus-kasus kekerasan rasial tetap bermunculan.

"Sebagaimana saya sampaikan kepada parlemen, telah terjadi sejumlah serangan rasial, atau perlakuan rasis yang dilakukan oleh sejumlah orang. Dan kami mengutuk hal itu sepenuhnya," tanda Smith.

Kunjungan tiga hari Menlu Stephen Smith di negeri sesama anggota persemakmuran Inggris itu sebetulnya lebih terkait dengan Pesta Olah raga Negara-Negara Persemakmuran atau Commonwealth Games dan Piala Dunia Hockey. Smith secara khusus datang untuk meninjau stadion-stadion, dan mengkaji sistem keamanan, sehubungan kecemasan terhadap serangan militan. India memang kerap menjadi sasaran serangan terorisme beberapa tahun terakhir.

Yang terbesar adalah serangan Mumbai tahun 2008 yang menewaskan ratusan orang, dan serangan bunuh diri di Punne beberapa waktu lalu. Stephen Smith menaruh perhatian khusus pada masalah ini, karena seringnya kepentingan Australia menjadi sasaran serangan di luar negeri. Antara lain bom bunuh di kedutaan Australia di Jakarta, serta bom Bali beberapa tahun lalu yang korbannya kebanyakan warga Australia.

Tetapi diyakini, urusan keamanan orang India di Australia yang justru akan mendominasi agenda pembicaraan setiap kali Menlu Stephen Smith bertemu pejabat India.

Setidaknya sejak tahun 2008, warga India, khususnya para mahasiswanya, kerap menjadi sasaran berbagai serangan rasis. Seorang mahasiswa di Melbourne, bahkan sampai buta sebelah matanya, akibat serangan tanpa sebab yang dilancarkan 10 orang terhadapnya.

Sebagian serangan dilakukan oleh kaum kulit putih, namun sebagian pelaku serangan bermotif rasis adalah sesama orang pendatang. Setidaknya sudah ada dua kejadian serangan terhadap orang India yang dilancarkan oleh pendatangaasal Libanon. Untuk berbagai kejadian itu, polisi baru menangkap lima tersangka pelaku, yang dibidik pasal percobaan pembunuhan, perampokan, dan serangan berat.

Namun Menteri Luar Negeri Smith menegaskan, pemerintahnya mengambil segala langkah yang diperlukan untuk menindak para pelaku. Kementerian luar negeri India mendesak Australia untuk lebih tegas dalam menegakkan hukum dan menumpas aksi-aksi rasis terhadap warga perantauan asal India. Namun menyambut positif upaya yang sejauh ini sudah dilakukan.

"Pemerintah Australia sudah mengambil serangkaian tindakan, " kata juru bicara kementrian luar negeri India, Visnu Prakash. "Dan itu sungguh sangat kami sangat hargai," tambahnya.

Sebelumnya pemerintah India juga mengungkapkan rencana merumuskan kebijakan untuk memerangi diskriminasi rasial yang dialami warga Malaysia di luar negeri. Sementara kaum India di Australia sendiri sudah menggelar berbagai unjuk rasa, menuntut jaminan keamanan dan keselamatan dan perlindungan terhadap serangan-serangan rasisme yang mereka derita. Terdapat sekitar setengah juta orang India yang tinggal di Australia, 120 ribu di antaranya adalah mahasiswa.

GG/HP/dpa