1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India Punya Sirkuit Baru Formula Satu

27 Oktober 2011

India untuk pertama kalinya menggelar balap mobil bergengsi Formula 1. Sirkuit Internasional Buddh sepanjang 5,14 kilometer ini di desain oleh insinyur Jerman Hermann Tilke.

https://p.dw.com/p/130Sz
Pekerja mempersiapkan Sirkuit Internasional Buddh, Noida, India, yang akan dipakai Grand Prix, Minggu (30/10).(Foto: AP/dapd)
Pekerja mempersiapkan Sirkuit Internasional Buddh, Noida, India, yang akan dipakai Grand Prix, Minggu (30/10).Foto: dapd

India menjadi negara baru keempat yang jadi tuan rumah balap mobil bergengsi Formula-1 dalam empat tahun terakhir. Tiga negara pendatang baru lainnya adalah Singapura, mulai tahun 2008, Abu Dhabi mulai tahun 2009 dan Korea Selatan mulai 2010. Hari Minggu tanggal 30 Oktober, untuk pertama kalinya para penggemar Formula-1 di India bisa menyaksikan secara langsung, bagaimana juara dunia Sebastian Vettel beraksi di arena balap.

Pembalap India pertama yang akan merasakan suasana balapan di negaranya adalah Narain Karthikeyan, yang membalap untuk kubu Hispania.

"Ini atraksi spektakuler yang datang ke India. Saya kira, kalau ada orang yang datang ke sirkuit dan nonton balapan ini, dia akan terkesan dan bisa jadi fans seumur hidup," kata Karthikeyan kepada stasiun TV India NDTV.

Sirkuit baru India itu terletak sekitar 50 kilometer di Selatan New Delhi. Nama resminya, "Sirkuit Internasional Buddh". Sirkuit ini punya kombinasi antara tikungan-tikungan lambat dan jalur lurus panjang yang bisa ditempuh dengan kecepatan tinggi. Menurut juara dunia Sebastian Vettel, di sirkuit ini ada perbedaan kecepatan yang cukup ekstrim antara jalur lurus dan tikungan. Ini bisa menambah atraksi balapan. Vettel mengatakan, Ini mungkin sirkuit yang bisa ditempuh dengan kecepatan tertinggi setelah sirkuit Monza, di Italia.

Sirkuit Internasonal Buddh ini menghabiskan dana sekitar 400 juta Dollar AS. Bagi desainernya, Hermann Tilke asal Jerman, logis saja kalau India memiliki sirkuit balap mobil Formula 1. India adalah negara besar yang punya potensi. Dan di India banyak penggemar Formula 1, kata Tilke. Ini dibenarkan oleh Karun Chandok, pembalap muda India yang sekarang menjadi pembalap cadangan.

Kepada stasiun TV CNBC ia mengatakan, "India beda dengan negara-negara baru lain. India sejak dulu sudah punya banyak fans. Mereka pergi ke Singapur, Abu Dhabi dan ke Malaysia untuk nonton Formula 1. Jadi berbeda dengan Bahrain atau Abu Dhabi, India sejak dulu sudah punya banyak fans Formula 1. Di televisi saja, setiap balapan ditonton oleh 25 juta penonton. Ini hanya yang di India."

Sirkuit Internasional Buddh, Noida, India.(Foto: DPPI - AMBIANCE)
Sirkuit Internasional Buddh, Noida, India.Foto: picture alliance/DPPI Media

Beberapa perusahaan India juga melirik potensi bisnis Formula 1. Setiap balapan, Formula 1 bisa menarik 570 juta penonton televisi dari 180 negara. Ada 200 perusahaan terbesar dunia yang terlibat dan menjadi sponsor. Sekarang, perusahaan-perusahaan India juga melibatkan diri. Dua perusahaan besar India menjadi sponsor untuk tim Sauber dan tim Hispania. Sedangkan industriawan top India Vijay Mallya mendirikan tim Force India.

Jadi, cukup banyak wakil India di sirkuit internasional Buddh pada balapan hari Minggu mendatang. Sahara Force India akan turun dengan pembalap Adrian Sutil asal Jerman dan Paul di Resta dari Inggris. Lalu pembalap India Narain Karthikeyan yang berusia 34 tahun akan ikut bertarung dengan timnya Hispania. Tapi Hispania memang bukan tim yang cukup kuat untuk berlaga di barisan depan.

Pemegang rekor juara dunia Michael Schumacher mengaku senang datang ke India. Yang disebut kejuaraan dunia, memang harus digelar di berbagai penjuru dunia. Saya senang melihat India di peta Formula 1. Dan sirkuit baru adalah tantangan menyenangkan, kata Schumacher.

Peresmian sirkuit internasionai India 18 Oktober lalu dibayangi aksi protes. Banyak petani dan warga desa di kawasan itu yang merasa diperlakukan tidak adil dan mendapat terlalu sedikit ganti rugi atas tanahnya. Para petani bahkan mengancam akan melakukan aksi selama penyelenggaraan balapan Formula 1. Sebuah yayasan yang mengurusi gugatan hukum mereka menerangkan, penduduk hanya mendapat ganti rugi 800 sampai 1000 rupee, padahal harga pasar ketika itu sekitar 20.000 rupee per satu meter kuadrat.

Setelah India, negara lain yang sedang bersiap menjadi penyelenggara Formula 1 adalah Rusia. Kini sedang dibangun sirkuit Formula 1 di kota Sochi.

Hendra Pasuhuk

Editor: Yuniman Farid